Tolak Ukur Kedewasaan

Daniel terdiam, ia menerka-nerka tentang apa yang akan mertuanya lakukan untuk menghukum perbuatan Darren.

Sebagai orang yang bisa melakukan apa saja dan dengan cara apa saja, Abraham pasti tidak akan tinggal diam saat satu-satunya anak perempuannya disakiti, dihianati, dan dicampakkan begitu saja.

"Apa yang akan Papa lakukan?" tanya Daniel.

"Menghancurkan hidupnya, seperti dia menghancurkan hidup kami," ucap Abraham tegas.

Daniel tidak bisa membantah. Bagaimanapun, ia harus berpihak pada Bianca. Darren telah mengambil keputusan, dan ia harus menerima resikonya.

Saat Abraham dan Daniel saling diam, Bianca tiba-tiba bangun dari tempat tidur. Ia duduk dan membiarkan kakinya menjuntai ke lantai.

"Papa tidak perlu melakukan apapun," ucap Bianca lirih.

"Apa? Bagaimana bisa Papa harus diam setelah dia berbuat seperti ini?" tanya Abraham tidak mengerti. Daniel pun bingung dengan apa yang Bianca inginkan sebenarnya.

"Dia akan hancur dengan sendirinya, Pa. Kalian tidak perlu lelah memikirkan mereka atau membuang tenaga untuk mengurus mereka. Karma itu selalu ada," jelas Bianca.

Mendengar hal itu, Abraham dan Daniel saling pandang. Keduanya merasa heran, apa Bianca sungguh-sungguh dengan ucapannya? Apa dia baik-baik saja?

"Tapi, Sayang ..." Abraham mendekat, meraih kedua tangan putrinya.

"Tidak, Pa. Jangan lakukan apapun. Biarkan dia menikmatinya, biarkan dia melihatku hancur, biarkan dia bahagia. Dengan begitu, saat semuanya telah tiba, dia akan tahu kesalahannya," ujar Bianca. Ia paham Abraham sangat kecewa dan kesal, sama sepertinya.

Namun, Bianca merasa ia tidak akan ada bedanya jika melakukan hal yang sama seperti apa yang Darren lakukan padanya.

Daniel mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Bianca. Ia merasa beruntung bisa menikahi wanita sebaik Bianca. Tidak peduli apa yang akan orang lain katakan, Bianca adalah sosok terbaik di matanya.

"Baiklah kalau itu maumu." Abraham akhirnya mengalah.

Pesta pernikahan berakhir saat malam. Seluruh tamu undangan serta kerabat jauh yang datang kini mulai meninggalkan gedung pesta.

Selama hampir seharian, tidak sedetik pun Daniel meninggalkan Bianca. Ia begitu setia menemani wanita itu dan memastikan keadaannya baik-baik saja.

***

Pukul sepuluh malam, kedua orang tua Bianca dan kedua orang tua Daniel mengantar anak dan menantu mereka menuju rumah villa.

Bianca menolak untuk tinggal di rumah orang tuanya, ia tetap akan pulang dan tinggal di rumah villa bersama Daniel. Wanita itu tidak mau orang tuanya terus menerus merasa kasihan melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Tanpa membawa banyak barang, Daniel mulai menginap dan tinggal di rumah villa ini sebagai suami Bianca.

"Apa kalian akan baik-baik saja? Perlukan kami menginap?" tanya Sintia.

"Tidak, Ma. Kami akan baik-baik saja," jawab Bianca.

"Baiklah, kalau begitu kami akan pulang," sela Bellinda. Ia ingin tinggal, namun Bianca terlihat keberatan dengan kehadiran mereka. Putrinya ingin sendiri, ia butuh menenangkan diri.

Setelah semua orang pergi, tinggal Daniel dan Bianca di rumah ini. Daniel mengantar Bianca ke kamarnya, namun wanita itu menolak.

"Aku ingin tinggal di kamar tamu, kau bisa memakai kamar ini," ujar Bianca.

"Hmm, tentu." Daniel setuju. Lagipula ini adalah kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantin. Akan lebih baik jika Bianca menjauhi segala sesuatu yang mengingatkan ia pada Darren.

Meski Bianca tidak meminta, Daniel tetap mengantar Bianca ke kamar tamu. Ia melihat Bianca berdiri di depan jendela, mengamati pemandangan taman belakang rumah yang sunyi dan sepi. Itu menggambarkan perasaan dan hatinya.

"Kau tidak ingin mengganti gaun pengantin itu? Kau sudah memakainya seharian, Kak," tegur Daniel.

"Hmm."

"Akan aku siapkan air hangat untukmu, kau harus mandi dan membersihkan diri."

"Daniel." Bianca berbalik.

"Ya?" Daniel mengangkat kedua alis sambil tersenyum tulus.

"Terima kasih atas segalanya," ucap Bianca.

Daniel mendekat, berdiri tepat di depan Bianca. Kini ia tidak ragu memberikan pelukan hangat untuk wanita di hadapannya.

"Tidak perlu berterima kasih. Seharusnya aku yang berterima kasih karena kau sudah mempercayaiku."

Bianca merasa bersalah. Dengan menikahi Daniel, Bianca seakan merebut masa depan dan masa remaja bocah laki-laki itu.

"Mulai saat ini, kita harus saling menjaga. Jangan khawatirkan aku, semua akan baik-baik saja saat kita melewatinya bersama-sama," ucap Daniel sambil mengusap rambut Bianca.

Setelah itu, Daniel melakukan apa yang sudah ia katakan. Ia ke kamar mandi dan mengisi bath up dengan air hangat untuk Bianca.

"Mandilah, Kak. Aku akan menyiapkan susu agar tidurmu nyenyak," titah Daniel sebelum keluar dari kamar.

Dengan sikap dan sifatnya, Daniel membuktikan bahwa usia bukanlah tolak ukur kedewasaan seseorang. Pola pikir dan cara memecahkan masalah adalah salah satu hal yang bisa membuat seseorang bisa dikatakan dewasa tanpa memandang usia.

***

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

benar itu umur bukan menjadi tolak ukur sebuah hubungn

2024-04-26

0

sari

sari

lanjut

2024-01-31

0

susi 2020

susi 2020

😍😍

2023-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Dan Pengakuan
2 Seolah Kuat
3 Hancur Berkeping-keping
4 Penawaran Adik Ipar
5 Bukan Gurauan Semata
6 Satu Dukungan
7 Penawaran Ulang
8 Haruskah Untuk Setuju?
9 Membuktikan Diri
10 Pilihan Sulit
11 Pesta Dan Air Mata
12 Tolak Ukur Kedewasaan
13 Apakah Disengaja?
14 Bercerai?
15 Hari Pertama Kuliah
16 Cinta Terlarang
17 Mencoba Hal Baru
18 Memulai Kisah Baru
19 Berusaha Keras
20 Pemandangan Terbaik
21 Kejahilan Tiada Akhir
22 Kejutan Mantan Sahabat
23 Seiring Berjalannya Waktu
24 Rayuan Mematikan
25 Inikah Sebabnya?
26 Anniversary
27 Dunia Bagai Terbalik
28 Ekstra Cinta
29 Cinta Pertama
30 Saatnya Telah Tiba
31 Rasa Bersalah Itu
32 Banyak Hati Tersakiti
33 Tamu Tak Diundang
34 Permohonan Maaf
35 Wanita Seperti Apa?
36 Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37 Kedatangan Seseorang
38 Penawaran Mengejutkan
39 Penolakan Daniel
40 Membalas Rasa Sakit Hati
41 Permainan Panas
42 Bukan Urusanku!
43 Tidak Sedikitpun Menyesal
44 Kabar Mengejutkan
45 Sikap Aneh Bianca
46 Sariawan Atau PMS?
47 Persiapan Kejutan
48 Tips Membangunkannya
49 Pejantan Tangguh
50 Rumah Sakit
51 Masih Ada Hati Nurani
52 Bukan Sebuah Kelemahan
53 Kemanakah?
54 Saudara Tetaplah Saudara
55 Sebuah Hukuman
56 Pertengkaran
57 Darah Daging
58 Kabar Bahagia
59 Datang Ke Rumah Sakit
60 Sebuah Pengakuan
61 Makna Sebuah Hubungan
62 Cara Yang Buruk
63 Kenapa?
64 Sumber Kesalahan
65 Hanya Sebuah Alat
66 Tidak Ada Yang Peduli
67 Hati Yang Luas
68 Tiada Kata Maaf
69 Kabar Mengejutkan
70 Jalan Hidupnya
71 Surat Terakhir
72 Malang Nasibmu
73 Hikmah Dan Musibah
74 Segalanya Telah Usai
75 Biarlah Berlalu
76 Menjelang Kelahiran
77 ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kejutan Dan Pengakuan
2
Seolah Kuat
3
Hancur Berkeping-keping
4
Penawaran Adik Ipar
5
Bukan Gurauan Semata
6
Satu Dukungan
7
Penawaran Ulang
8
Haruskah Untuk Setuju?
9
Membuktikan Diri
10
Pilihan Sulit
11
Pesta Dan Air Mata
12
Tolak Ukur Kedewasaan
13
Apakah Disengaja?
14
Bercerai?
15
Hari Pertama Kuliah
16
Cinta Terlarang
17
Mencoba Hal Baru
18
Memulai Kisah Baru
19
Berusaha Keras
20
Pemandangan Terbaik
21
Kejahilan Tiada Akhir
22
Kejutan Mantan Sahabat
23
Seiring Berjalannya Waktu
24
Rayuan Mematikan
25
Inikah Sebabnya?
26
Anniversary
27
Dunia Bagai Terbalik
28
Ekstra Cinta
29
Cinta Pertama
30
Saatnya Telah Tiba
31
Rasa Bersalah Itu
32
Banyak Hati Tersakiti
33
Tamu Tak Diundang
34
Permohonan Maaf
35
Wanita Seperti Apa?
36
Pergi Untuk Yang Kedua Kalinya
37
Kedatangan Seseorang
38
Penawaran Mengejutkan
39
Penolakan Daniel
40
Membalas Rasa Sakit Hati
41
Permainan Panas
42
Bukan Urusanku!
43
Tidak Sedikitpun Menyesal
44
Kabar Mengejutkan
45
Sikap Aneh Bianca
46
Sariawan Atau PMS?
47
Persiapan Kejutan
48
Tips Membangunkannya
49
Pejantan Tangguh
50
Rumah Sakit
51
Masih Ada Hati Nurani
52
Bukan Sebuah Kelemahan
53
Kemanakah?
54
Saudara Tetaplah Saudara
55
Sebuah Hukuman
56
Pertengkaran
57
Darah Daging
58
Kabar Bahagia
59
Datang Ke Rumah Sakit
60
Sebuah Pengakuan
61
Makna Sebuah Hubungan
62
Cara Yang Buruk
63
Kenapa?
64
Sumber Kesalahan
65
Hanya Sebuah Alat
66
Tidak Ada Yang Peduli
67
Hati Yang Luas
68
Tiada Kata Maaf
69
Kabar Mengejutkan
70
Jalan Hidupnya
71
Surat Terakhir
72
Malang Nasibmu
73
Hikmah Dan Musibah
74
Segalanya Telah Usai
75
Biarlah Berlalu
76
Menjelang Kelahiran
77
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!