Suamiku Kekasih Mamaku
"Apa yang terjadi sama mama, kek?" tanya Letta yang terkejut dengan berita yang ia dapat barusan, padahal tadinya ia sedang mengikuti perkuliahannya di bidang bisnis di salah satu universitas ternama di kota J.
Tapi berita yang disampaikan kakeknya itu membuatnya meninggalkan perkuliahannya siang itu dan langusng pulang ke kediaman kakek dan mamanya. Aletta merasa menjadi yatim piatu dan sebatang kara sekarang.
Ya, karena Aletta Wijaya adalah anak semata wayang dari pasangan Nilam Wijaya dan almarhum Alexander Sunyata. Kalau mamanya benar meninggal berarti dia hanya sendirian saja di dalam dunia ini. Dan ia hanya memiliki kakek Wijaya yang merupakan papa kandung dari Nilam Wijaya, dan sesudah suami Nilam meninggal maka ia yang juga tak mengenal keluarga suaminya yang sudah yatim piatu, maka Nilam memakai nama keluarga ayah kandungnya sebagai nama anaknya.
"Mama kamu meninggal karena serangan jantung, dek!" sahut kakek Wijaya dengan suara sendu dan mata yang masih basah bekas air mata yang mengalir deras, bayangkan, anak perempuan satu satunya harus meninggal dengan cara mengenaskan seperti itu, padahal ia yang sudah tua saja tidak memiliki penyakit yang mematikan itu.
"Apa? Ini tak mungkin, tak mungkin, kakek pasti bohong kan ya?" tanyanya dengan nada sendu.
" Tidak, ayo kita ke rumah sakit untuk mengambil jenasah mama kamu di rumah sakit untuk segera di kuburkan, " kata kakek sambil mendesak sang supir untuk segera memacu kendaraannya untuk bisa sampai ke Rumah Sakit Permata di mana tubuh dari anaknya, mama dari cucunya ditaruh di sana.
Rencananya, besok adalah hari bahagia buat mamanya karena akan menikah dengan Hans Armando Javier, 39 tahun. Dan hari ini adalah hari penting terakhir bagi mamanya, Hans dan juga kedua orang tuanya.
Sesampainya di Rumah Sakit Permata, Letta langsung saja berlari ke lorong dimana tempat ruangan jenasah mamanya berada, dan disitu sudah ada Hans, dan kedua orang tuanya yang menatap ruangan dihadapannya itu dengan tatapan sedih dan sendu bahkan air mata tidak lepas dari wajah mereka semuanya.
"Gimana? Dimana mama aku, Om! Kenapa bisa begitu? Kenapa Om... ?" tanya Letta bertubi tubi kepada Hans yang menatap pintu ruangan kamar jenasah itu dengan tatapan pilu.
" Nilam, pingsan sambil memegang dadanya, dan waktu dibawa kesini ia sudah tidak ada..." jelas Hans dengan suara lirih.
"Tidak mungkin... tidak mungkin, " kata Letta merapal kata-kata yang sama sedari tadi agar kejadian yang dia dengar yaitu tidak benar-benar terjadi dan saat ini dirinya sedang bermimpi buruk.
"Maaf, tapi..."
"Tidak itu tidak terjadi!!!!" kata Letta sambil meluruh, badannya lemas dan tidak sadarkan diri. Letta pingsan, untung saja tubuhnya sempat ditangkap oleh Hans sehingga ia tidak jatuh di bawah.
***
Mereka berempat ada di dalam sebuah ruang rawat inap VIP.
" Bagaimana dengan acara pernikahan besok, tuan Wijaya, jangan lupa kalau anda masih memilikin perjanjian dengan kami." kata tuan Arland Javier dengan nada cemas.
" Mau tidak mau, Letta harus mau menggantikan mamanya dalam hal ini menjadi pengantin pengganti! " kata nyonya Merlita Javier, mama dari Hans.
"Nyonya, dia masih sedih, mana mungkin kita memaksanaya untuk menikah sekarang..."
"Pernikahannya itu besok, tuan ! Tidak mungkin kita memundurkan acara itu, dan akau tak mau kalau keluarga Javier malu dengan kejadian begini." sanggah nyonya Merlita dengan wajah memerah, sedangkan Hans hanya diam saja yang tak menanggapi apa yang dikatakan oleh orang yang ada di sana, ia hanya menatap anak perempuan yang cantik yang sedang tak sadarkan diri.
Tangannya meremas tangan mungil yang tampak dingin dan lemah karena mendengar apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya kalau ia akan dinikahkan oleh gadis manis dihadapannya itu.
Ia tak menampik, dibanding kan dengan mamanya, jelas ia akan memilih bersama dengan gadis ini secara ia masih muda dan penurut, tapi apakah ia bisa tahan saat tahu rahasia yang ia miliki?
Di saat kedua belah pihak yang ada disitu masih beradu argumen, tangan kecil itu bergerak tanda ia akan siuman atau mungkin karena terganggu dengan perdebatan orangtuanya dan kakek Wijaya.
"Ssshtt... Letta sadar!" kata Hans sambil menggoyangkan lengan si gadis manis itu sambil memanggil namanya.
"Letta... bangun !"
"Erghh, mama?"
"Mama kamu sudah meninggal sayang, dan sekarang ia sudah dikuburkan." ya tubuh Nilam yang membeku sudah di kuburkan secara langsung, karena keluarga Javier berkeras besok akan ada pernikahan, jadi Nilam harus segra dikuburkan.
"Bagaimana bisa? Kalian tidak mengijinkan aku untuk melihat jasad mamaku." kata Letta dengan nada sedih. Ia menangisi nasibnya yang menjadi yatim piatu dan bahkan ia tidak bisa melihat jasad mamanya.
"Letta sayang, kita tidak bisa melakukannya karena kamu harus menikah dengan Hans," duarrr bak petir menyambar langsung ke tubuh Letta, ia jadi gamang mendengar hal itu.
"Apa? Tapi om Hans adalah calon papa aku, dia adalah calon suami mama, kan?"
"Mama kamu kan sudah meninggal, sedangkan pernikahan besok gak mungkin batal, jadi mau tidak mau kamu harus menikah dengan Hans, karena ini menyangkut perjanjian yang ditanda tangani oleh kakek kamu, kalau kakek kamu mengingkari maka ia akan masuk penjara." jelas Tuan Arland Javier dengan nada lembut, jadi gak ada pilihan.
"Apa??"
"Sayang, coba kamu pikirkan terlebih dahulu, karena ini menyangkut kepentingan orang bnayak, baik bagi keluarga Javier dan juga keluarga Wijaya, kamu mau ya sayang ya?" tanya Merlita dengan nada mendesak.
"Apakah aku bisa mundur?" tanyanya dengan nada lesu, ia menatap kakeknya yang sudah tua, dan kembali menatap Hans yang notabene seharusnya adalah calon papa tirinya.
Hans hanya diam, namun papa dan mamanya terus mendesak agar Letta menerima pernikahannya itu dan pernikahan besok tetap berjalan, bukan hanya pers dan juga keluarga kalangan jetset, namun juga kolega dan juga rekanan bisnis. Mau ditaruh dimana muka mereka kalau pernikahan megah nan mewah itu bakalan batal?
"Bagaimana dengan kuliah aku? Aku tidak mungkin menghentikan kuliahku. Aku..."
"Aku tidak akan melarang kamu untuk meneruskan kuliah, asal kamu tahu tanggung jawab kamu sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga." sahut Hans dengan cepat, membuat ayah ibunya bahagia karena Hans mau memperjuangkan gadis manis itu sebagai istri. Mereka menyukai Letta selain anaknya penurut dan wajahnya cantik, ia juga anak yang cerdas dan mandiri. Arland sudah tahu tentang semuanya itu, karena sebelum menjodohkan anaknya dan Nilam, ia sudah menyelidiki latar belakang keluarga Wijaya.
"Hmm baiklah aku akan menuruti apa yang menjadi kemauan kalian tapi aku tetap mau kuliah sampai selesai." sahut Letta dengan nada tegas.
"Iya tentu, karena sebagai mas kawinnya aku akan memberikan Wijaya Grup yang sahamnya 75 persen ada di tangan keluarga Javier, itu akan kuberikan padamu kalau kamu bisa lulus dengan cumlaude." kata Hans dengan nada datar, ia memang tahu kalau Aletta adalah anak yang sangat cerdas dan mandiri, bahkan ia bisa menyelesaikan SMAnya dalam waktu 2 tahun dan di usianya yang ke 20 ini ia sudah hampir menyelesaikan kuliahnya.
"Benarkah?" pikiran Aletta melayang, kalau ia bisa mengambil balik saham milik keluarga kakeknya maka ia tak perlu berhutang lagi dengan keluarga Javier, oleh karena itu ia mau.
Hans itu tampan dan tak terlihat seperti usia 39 tahun, jadi Aletta tak berpikir panjang lagi untuk menerima Hans sebagai suaminya, toh tak ada satupun temannya yang tahu tentang hal itu.
Aletta selalu menyembunyikan identitasnya. Sahabatnya pun tak tahu kalau mama Aletta akan menikah besok sabtu ini, jadi Aletta pikir ini masih bisa ia sembunyikan sementara waktu.
.
.
.
TBC
Hay readers, welcome back sama author Nophie.
Ini cerita baru gress.... tolong di fav ya... like dan juga komen lalu vote... ditungguuuuuuuuu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
sari emilia
kl aletta 20 mm 38 thn berarti nilam nikah umur 17 thn atau 16 thn....sgt muda
2023-06-03
1
Siti Hajijah
bru mampir
2022-10-01
0
LaruArun
kayaknya Hans udah ngeceng Aletta jauh-jauh 🤭
2022-07-26
1