Hans tak bisa lagi menahan kesabarannya, ia harus tegas dengan istri kecilnya itu. Masa Letta bakal menangis sehari semalam, ia juga butuh istirahat! Dan butuh dimanjakan juniornya kan?
"Letta, kalau kamu gak berhenti menangis jangan salahkan aku kalau aku akan mencium kamu sekarang!"
Demi apa coba?Hanya dengan ucapan itu saja, Aletta terdiam seketika. Oh jadi ia tak mau dicium?Oh lalu bagaimana ia bisa meminta haknya dong?
"Om, tapi hutangku banyak, gimana dong!" rengeknya lagi. Padahal Hans tidak memperdulikan uang 3 miliar itu, baginya 3 miliar itu macam upil baginya. dalam 1 hari penghasilannya 1 trilliun, jadi baginya 3 miliar itu uang ngopi ajah!
Tapi bukan bisnisman namanya kalau tidak bisa memanfaatkan keadaan kan?
"Gini aja, kamu bisa pakai uang aku dulu dan bayar perlahan." kata Hans dengan seringai licik yang tak terbaca oleh Letta.
Letta langsung menatap Hans dengan pandangan penuh terimakasih sebelum kalimat selanjutnya ia dengar.
"Makasih om, lalu aku bayarnya gimana?" tanya Letta dengan sorot penuh rasa syukur.
"Dicicil aja, gampang kan?" sahut Hans lagi.
"Makasih ya om, jadi saya nyicilnya brapa?" tanyanya lagi dengan polosnya.
"Gak usah pake uang!"
"Oh dengan tenaga ya om?" katanya dengan penuh semangat, cuci cuci baju, atau masak juga oke lah..
"Gak, pembantu dan pegawaiku sudah banyak, dan minimal mereka titelnya S1, OB dan juga OG juga S1." katanya dengan nada santai.
"Lha trus Letta kerjanya apa om?" tanyanya dengan polos.
"Memuaskan ku di atas ranjang dan bayarnya cuman pakai tubuh kamu, gimana?" sahutnya dengan nada tak bersalah, sambil menaik turunkan alisnya serta memasang wajah mesum kuardat, membuat Letta mau tak mau melirik tajam ke arah suami tuanya itu dengan pandangan kesal serta mengumpat..
"Om kamu mesum banget ihhhh!!!" katanya dengan nada ketus.
Bagaimana bisa sang suami mengatakan hal itu kepadanya, tapi setelah ia pikir pikir lagi emang itu adalah hak dari om Hans karena sekarang ini ia sudah menjadi suami sah dari seorang Aletta. Tapi siap gak ya dirinya melakukan hal yang iya iya dengan pria tua itu. Uhhh bagaimana nasibnya ini?
"Lha pilihan ada di tangan kamu loh!Kayaknya dari pihak WOnya bakal menuntut kamu.." sahut Hans santai sambil mengancam dengan halus.
"Om tapi kita kan suami istri, harusnya om bertanggung jawab sama aku sekarang kan ya?" rengek Aletta, yang saat seperti ini mengingat kalau dia istri dari seorang Hans.
Membuat Hans mencebik kesal, istrinya ini ajaib, dicium gak mau, diperawanin gak mau, tapi giliran punya hutang minta dibayarin.
Gak bisa dong, Hans harus bisa mendapatkan haknya sekarang!Malam ini!Hans hanya nyengir kuda, karena dia itu licik, masa ia tak bisa membuat istri kecilnya itu menyerah karenanya?
"Ih yang salah siapa, kok aku disuruh tanggung jawab!Ogahhh! Bahkan kamu aja gak pernah nurut sama suami kok!"
"Kapan sih aku gak nurut, om!" kata Letta menghindar dan dengan suara yang dilembut lembutkan.
"Kan tadi sudah sepakat manggilnya mas, atau honey, atau Beb..."
"Ya ampun om eh mas... mas aja deh jangan yang aneh aneh kayak gitu. Di dengernya alay loh om, eh mas!"
" Hmm.."
"Gak usah bayar pakai tubuh ya? " ketakutan bakal dipenjarakan oleh WO karena merusak gaun tidak bisa dipungkiri membuat Aletta sedikit gusar, ia kan beda kasta kalau dibandingin sama Hans. Kakek sekalipun punya usaha tapi memang jauh banget dan gak setajir Hans, sehingga bagi Letta uang miliaran itu sangaaaaaat banyak.
" Ya gak usah!Tapi kalau besok dari pihak WO menuntut ya aku gak ikut ikut.."
"Mas kamu tega sama istri kamu, mas?" rengeknya manja, membuat si boy ikutan protes.
"Kamu aja tega kok gak mau ngelayanin suaminya."
"Tapi Letta gak bisa, dan gak pernah begituan..."
"Emang kamu mau begituan sama yang lain?Justru seharusnya kamu itu praktek ya sama yang sudah sah kayak gini." sahut Hans gembira berarti istrinya ini benar benar masih perawan ting tong!
Letta manyun dan benar benar bimbang, tapi yang dikatakan sama Hans itu benar. Ia sudah menikah dan sah sah saja kalau ia menyerahkan kehormatannya sama suaminya itu. Tapi, bayangan Hans pernah bercumbu bersama mamanya membuat dirinya kesal dan sedikit malas membahas masalah begini sama Hans.
"Apa mas sudah benar benar move on dengan mama?" tanya Aletta dengan nada menyelidik. Ia hanya ingin tahu, karena ia tak mau kalau Hans masih memikirkan mamanya, walau ia menyayangi mamanya tapi ia tak rela kalau ada wanita lain di dalam pikiran dan perasaan suaminya dong ah.
"Huh! Sebenarnya aku tidak pernah terlalu dalam mencintai sebelum menikah dan sah! Tapi aku serius ingin memulai segalanya dengan yang baru dan itu hanyalah dengan kamu, walau notabene kamu itu dulunya adalah calon anak tiriku. Mungkin jodoh aku harus bersama dengan kamu?"
"Soalnya aku pernah melihat mas ciuman sama mama..."
"Jadi maksud kamu, kamu cemburu?Oh come on Letta! Itukan masa lalu dan mama kamu juga sudah tiada.." katanya sambil mengacak rambutnya.
"Iya tapi..."
"Sudah kamu mandi dulu, sini kutolongin kamu untuk buka gaunnya sehingga kerusakannya gak parah! Ingat ya kamu sudah janji sama aku untuk membayar ganti rugi dengan tubuh kamu, jadi cepat mandi dan persiapkan diri kamu." katanya dengan sedikit gusar, tapi tetap saja ia tak mau rugi. Jatah malam pertama takkan hilang dan Hans akan tetap mempertahankan itu.
Wajah Letta tambah muram karena ia malam ini harus merelakan mahkotanya untuk laki laki di hadapannya itu, dengan lemas ia membalikkan tubuhnya supaya Hans bisa dengan mudah melepaskan resletingnya dan menariknya lebih turun lagi supaya gaun itu jatuh dan tidak merusak resletingnya.
Bujubuset, walau Aletta masih kecil, dan masih berusia 20 tahun tapi asetnya begitu besar dan menggoda. Ketika pakaiannya dibuka ternyata ia tak memakai pakaian dalam kecuali segitiga kecil yang menutupi lahan bercocok tanam milik gadis itu, bahkan gunungnya pun hanya ia tutupi dengan kedua tangannya.
Si boy langsung bersorak gembira hanya dengan melihat pemandangan gunung dan lembah yang buat lahan cocok tanam ini.
"Letta mandi dulu ya, mas!" pamitnya sambil berusaha menutupi dadanya yang besar, serta segera menutup pintu kamar mandi sebelum Hans akhirnya sadar kalau tadi ia melihat indahnya pemandangan. Aletta juga memutuskan untuk mengganti outfit malam ini dengan sesuatu yang lebih menggoda.
"Astaga, bagaimana aku bisa menahan diri kalau tampilannya saja begitu menggoda?" katanya sambil mengobrak abrik rambutnya karena si boy yang tegang.
Akhirnya, ia harus menahan diri dengan memberi pengertian kepada si boy kalau sasarannya itu masih gadis, jadi ia harus hati hati dan juga banyak sabar...
Sabar yaaaaa... wk wk wk
.
.
.
TBC
Readers, jangan lupa untuk ngelike, komen dan juga ngasih hadiah supaya authornya tambah semangat yaaaa...Happy reading gais!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Oma Yoma
keren banget klo om Hans beneran masih perjaka 😍🤩😍🤩😍
2022-09-13
0
Tum Morang
punya bini ajaib itu keren dong,,, 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-23
1
SimboLon Hayati Nur
,😂😂ada2 aja
2022-07-22
1