Sekalipun tak cinta, namun ketika melihat wujud Aletta yang sangat cantik ketika di make over, tentu membuat jantung Hans berdebar kencang. Wajah Aletta bak bidadari yang jatuh dari langit.
Sealay itukah Hans, pria berusia 39 th yang menikahi wanita muda, yang harusnya menjadi anak tirinya?
Wajah cantik Aletta mengalihkan dunianya, bahkan waktu mama Aletta menjadi calon istri akibat perjodohan, ia tak pernah seberdebar ini. Jantungnya terkondisikan dengan baik, kenapa sekarang tidak?
" Sekarang kalian adalah suami dan istri. Pengantin laki laki yang sedari tadi menatap pengantin perempuan tak berkedip sekarang boleh mencium pengantin wanitanya."
Seketika itu juga, semua hadirin yang datang berteriak dan bersiul dengan cukup keras, membuat Aletta merona wajahnya karena malu, sedang Hans melakukan apa yang disuruh oleh sang pendeta untuk mencium pengantinnya, yahhh.. mungkin sulit untuk mencium bibir Aletta sekarang, jadi ia cium kening istri yang lebih pantas menjadi anak tirinya itu.
cup..
Aletta canggung dengan semuanya ini, bayangkan dirinya yang tak pernah sekalipun menjalin hubungan dekat dengan laki laki dan sekarang harus bersama dengan seorang laki laki yang bertitel suami sah, namun pernah dijodohkan dengan mamanya. Huh, miris bener nasibnya ...
" Om, emang sehabis ini acaranya apa?" tanya Letta dengan suara berbisik ketika melihat rombongan orang berduyun duyun untuk menyalami mereka. Apakah setengah kota ini pada datang kesini hanya untuk menyelamati mereka?
Aletta mengedarkan pandang pada sekeliling tempat ini, luar biasa orang kaya ini...
Bahkan inisial pengantin, nama pengantin tereja rapi disana, dan bukan nama mamanya, melainkan namanya dan nama calon suami mamanya itu. A dan H
" Ganti panggilan kamu itu, masa manggil suami dengan om?" sergah Hans, kesal dengan panggilan tak bermoral seperti itu, ia bagai pedo**l yang menikahi korbannya.
" Lha siapa manggilnya, kebiasaannya manggil om, lagian kita dulu jarang bertemu, jadi yahhh..." sahut Letta beralasan.
" Gak mau tahu, sekarang gak boleh panggil itu!" nada datar dan dingin Hans menyakiti perasaan Letta, gak tahu ya, kalau Letta sedang berusaha memainkan peran sebagai istri yang baik. Gak menghargai banget jadi suami! Loh ehh..
" Mau dipanggil apa, om? Eh... "
" Terserah!"
Nah kan kayak wanita lagi PMS semua serba terserah... Letta kan jadi bingung.
" Ehm mas?"
" Ya?"
" Maksudnya kalau aku manggilnya mas, gimana?"
Wk wk kayaknya gak pantes, tapi ya sudahlah, dengan begini kan dia tampak muda, walau yaaaahhh emang dia tampan dan kelihatan ga sesuai umurnya, batin Letta lagi.
" Uhukk, ehm boleh.." sahut Hans sedikit salah tingkah. Mungkin Letta gak tahu, sebagai laki laki yang berusia matang, ada sesuatu yang meronta saat Letta memanggil Hans dengan nada manja begitu.
" Masss, capek, ini kaki udah kayak kesebelasan, berdiri terus..." rajuknya manja, emang sifat Letta yang blak blakan membuatnya tak ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya pada pria yang usianya hampir 2 kali lipat usianya itu.
Hans yang bersifat dingin, datar dan tak tersentuh menjadi sedikit luner dengan kehangatan sikap Aletta.
" Mau duduk?" Hans bisa saja menyetop antrian salaman yang mengular, agar istri kecilnya bisa duduk, ia sadar kalau istrinya itu tak terbiasa pakai high heels dan juga menemui tamu dan berbasa basi seperti itu.
" Emang bisa? Tuh lihat ngeri banget kan panjangnya...Huft!" katanya kesal karena melihat antrian salaman yang tak habis habis.
Lalu Hans memanggil EO acara dan langsung berbisik, entah berbisik apa ia tak tahu namun sejurus kemudian Hans langsung menggandengnya menuju meja prasmanan kecil yang berada di pojok, tempat mempelai dan juga keluarga ini makan.
Aletta membulatkan matanya karena melihat makanan enak yang di meja prasmanan tersebut, Hans membantunya berjalan karena ekor gaun yang panjang membuatnya agak kesulitan untuk berjalan sendiri.
"Lapar juga ternyata?" tanya Hans yang melihat istri kecilnya yang baru sah beberapa jam yang lalu.
"He he he, ketawa basa basi itu melelahkan ya, jadi gak salah dong kalau aku kelaparan." sahut Letta yang tanpa jaim dan malu malu langsung mengambil makanan.
Hans bahkan tak pernah tahu kalau ternyata dibalik tubuh Letta yang kecil dan ramping itu ternyata daya makannya sangat kuat dan terbilang cukup bar bar.
" Makannya banyak juga?" tanya Hans dengan nada menggoda, niatnya agar gadis itu marah dan kemudian merajuk.
Pasti akan sangat lucu kalau itu terjadi, namun impiannya lenyap karena gadis itu hanya biasa saja.
"Yah namanya juga lagi dalam masa pertumbuhan." Wk wk wk
Ajegile, jawabannya benar benar skak mat dan tepat sasaran. Emang masih kecil kan anaknya. Jadi bener dong masih dalam masa pertumbuhan. Sindiran bagi sang perjaka tua yang mengawinin anak gadis yang beda jauh banget sama umurnya. Seketika Hans insecure saudara saudara...
"Kamu makan segitu banyak, sisanya kamu sembuyiin dimana? Mungkin cacing dalam tubuh kamu itu banyak ya, soalnya badan kamu itu masih ramping ramping saja, " kata Hans sambil memperhatikan bentuk tubuh dari Letta yang proposional dan tampak membesar di tempat tempat yang seharusnya. Yah walau mungkin ga terlalu besar ya? Secara gadis ini masih sangat muda.
"Ya, gitu deh, mungkin that's the gifts. Jadi makan banyak pun tubuhnya segini saja." kata Letta sambil memakan makaanan yang tersedia di meja prasmanan.
Udang asam manis, Bebek peking, Sop asparagus, masyaaalah ini adalah piring ke 4 yang berisi nasi goreng seafood dan ia masih menambah bebek peking di dalam piringnya. Oh my God!
"Mas ambilin ice creamnya dong, vanila and strawberry ya..."
pinta Letta dengan santai tanpa memperhatikan kalau suaminya bahkan belum makan apa apa.
"Astaga, Letta!" Kakeknya yang sudah tahu betapa bar bar-nya cara makan cucunya, hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.
"Itu suami kamu gak kamu layani makan duluan dan kamu sudah habis 4 piring?" tanya kakeknya dengan nada marah.
"Maaf kek! Khilaf!" sahutnya sambil terkekeh santai, tapi tetap saja menuruti apa yang dipinta kakeknya yaitu mengambilkan makanan buat suaminya itu, bahkan berniat menyuapi suaminya itu.
Kakeknya hanya bisa mengelus dada melihat cucunya yang masih belum terlihat dewasa namun sudah menikah karena menjadi istri pengganti bagi papa tirinya.
Sedangkan, Hans pun hanya bisa menyantap makanan yang di suapkan oleh istrinya itu, entah kenapa walau istrinya tu kekanak kanakan dan tingkahnya semau sendiri, ia tak marah. Malah ia menyukai perangai Letta yang apa adanya dan menjadi dirinya sendiri.
"Kamu gak nambah. Letta?" sindir suaminya sambil berbisik lirih.
" Ah ada kakek gak enak, soalnya kakek itu sedikit bawel." bisik Letta dengan nada santai, namun ia masih saja sambil menyuapi suaminya yang mau mau saja dibegitukan, padahal sudah banyak yang melihatnya dan menatap kemesraan mereka dengan iri. Apalagi fans Hans yang memang sangat banyak, mereka bahkan rela melemparkan tubuhnya ke atas ranjang Hans hanya unyuk memuja tubuhnya di sana. Tapi Hans memang aneh, ia tak peduli.
Bahkan saat ini, ia lebih peduli dengan istri kecilnya yang bagaikan magnet, membuat perhatiannya hanya kepada Letta saja.
Dasar ABG labil! pikir Hans dengan senyum yang melengkung di wajahnya yang tampan,sambil menatap gerak gerik istrinya yang tampak menarik.
.
.
.
.
TBC
Hay readers, ini cerita baruku, langsung cuss dilike, komen dan juga vote ya.... biar cepat naik dan dikontrak. Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Siti Hajijah
Hans menang banyak dong
2022-10-01
0
SimboLon Hayati Nur
untng blm jd papa tiri klo ngk berabe ya ntar suka ibu jg anknya
2022-07-22
0
Lina Zascia Amandia
Udah di Fav ya Kak...
2022-07-13
3