Papanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda dia pasrah dengan apa yang saat ini dipikirkan oleh sang anak semata wayangnya itu.
Bagi sang Papa tidak ada yang salah dengan pemikiran dari Hans karena Apa yang dilakukan oleh haji itu semata-mata karena dirinya ingin membela harkat dan martabat keluarganya sehingga tidak diinjak-injak oleh orang lain.
Apalagi sang Rival memilih untuk menghabisi calon menantunya alias calon istri dari hans waktu itu.
Walau sebenarnya Hans belum Cinta benar dengan Nilam tapi apa yang dilakukan oleh Rival nya itu membuat kacau suasana menjelang pernikahan yang akan digelar bersama dengan nilam, serta membuat dirinya harus mencari mempelai pengganti agar kejadian tersebut tidak akan mempengaruhi pernikahan Bisnis yang dilakukan oleh keluarga Javier.
Emang sih, sepeninggal Nilam dirinya memiliki pengganti yang jauh lebih baik dan lebih mudah karena yang menggantikan adalah Aletta yaitu anak perempuan satu-satunya dari nilam.
Yah, sudahlah itu mungkin memang bagian dari takdir jodoh seorang Han yang mendapatkan wanita muda, bahkan sebetulnya lebih pantas untuk dipanggil menjadi anaknya ketimbang menjadi istrinya.
"Hans, jangan sampai istri kamu tahu tentang hal ini dan menjadi ketakutan, bilang sama Aletta kalo Papa tadi hanya mencemaskan kejadian-kejadian yang sudah lalu itu. Dan kalau kamu sudah menyelesaikan semuanya sehingga permasalahan yang lalu itu sudah beres, karena tidak mau kalau sampai Aletta ketakutan atau akhirnya kepikiran sehingga akan memperlambat kehadiran cucu yang Papa inginkan."
"Ah siap kalau itu sih pa! Aku hari ini tolong jangan diganggu ya, baik oleh Mama ataupun papa, Soalnya hari ini aku mau menyelesaikan misi yang harus aku segera selesaikan. Yaitu bercocok tanam!!! Masa kalian itu tidak pasien dengan aku, yang dari kemarin belum bisa untuk sekedar nyicil membuat baby yang kalian inginkan. Padahal ini sudah hari yang ketiga sejak aku menandatangani surat dan juga menikah secara sah bersama dengan Istriku yang masih kecil itu. "
"Oke Oke oke Kamu tenang saja hari ini Mama dan papa akan tidur di rumah utama, yang seblah sini, Jadi kalian bisa menempati Paviliun yang ada di dalam usaha tidak ada seorangpun yang mengganggu pelaksanaannya juga lebih romantis apalagi karena ada kolam renang private di depan, jadi Papa yakin kamu nanti bisa lebih konsentrasi untuk membuat mahakarya sempurna buat papa." kata Papa sambil menepuk-nepuk bahu anaknya memberikan semangat agar malam hari ini cita-cita dari seorang Hans akan terwujud.
"Aduh, Terima kasih banget papa! Tahu nggak kalau sebenarnya apa yang saat ini aku rasakan lebih bahagia daripada memenangkan tender proyek puluhan miliar rupiah. Bayangkan nanti malam semua tiba-tiba aku selama hampir dari 35 tahunan lebih, akan terwujud malam hari ini!"
"Masa kamu belum pernah celup sana celup sini nah buktinya tuh si wanita ular itu, alias si Deera itu bisa hamil anaknya siapa dong?" tanya papa dengan nada menyelidik karena dirinya terus terang tidak percaya kalau anak laki-laki semata wayangnya ini benar-benar masih pure perjaka.
"Ya ampun segitu tidak percayanya dengan anaknya sendiri, Aku tidak pernah ngapa-ngapain si wanita itu jadi anak yang ada di dalam kandungannya ya aku mana tahu Siapa bapaknya? Tapi yang pasti itu bukan aku!" katanya dengan tegas.
" Baiklah papa akan mempercayai kamu kali ini tapi juga harus menyuruh anak buah kamu untuk segera mencari Siapakah dalang sebenarnya. soalnya secara jujur Papa Curiga dengan orang-orang yang ada di lingkar dalam Perusahaan kita karena bagaimana mereka bisa mengetahui padahal kita tidak pernah menyiarkan berita tentang Siapakah calon istri dari seorang Hans Armando Javier." kata Papa Javier dengan nada penuh pertimbangan karena dirinya Memang dari awal sudah mencurigai adanya orang-orang tertentu di dalam inner circle -nya yang merupakan penghianat karena tidak mungkin ada orang yang tahu mengenai Nilam Wijaya karena perjanjian dengan kakek Wijaya itu sangat confidential dan tidak ada seorangpun yang tahu.
" Oke oke aku mengerti, tapi memang tidak semudah itu untuk membuka tabir seorang penghianat di tempat kita pa! Karena tentu saja kita harus menelitinya satu persatu dan aku akan mencoba untuk menghubungi detektif swasta yang bisa menyelidiki Siapakah orang-orang yang kira-kira bisa dicurigai dari inner circle dari tempat kita." kata Hans sambil mencubiti bibirnya tanda Dia sedang berpikir keras mengenai apa yang dikatakan oleh Papanya Itu karena bisa jadi itulah yang saat ini terjadi.
"Sudahlah, kita jangan banyak ngomong terlebih dahulu di tempat ini karena nanti mama dan juga Leta akan curiga, sebaiknya kita membicarakan masalah ini nanti saja ketika di kantor atau di ruangan kerja, Walaupun memang di tempat ini kedap suara sehingga tidak mungkin mereka bisa mendengar apa yang kita katakan Kecuali mereka masuk ke dalam, Lagian dengan pintu yang tertutup pasti mereka juga tidak bisa mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan." kata papa sambil beranjak keluar dari ruang keluarga yang berada di belakang ruang tamu, emang sangat tertutup sehingga tak ada seorang pun yang bisa ikutan nguping kalau tidak di dalam ruangan yang sama maka mereka tidak akan mendengar apa apa.
Apalagi di setiap sudut tempat dan ruangan di Villa tersebut maupun di paviliun ada CCTV yang sangat banyak jumlahnya karena memang tempat itu dikhususkan untuk menjadi sebuah markas kedua sehingga mereka bisa terhubung dengan kantor dan perusahaan kapanpun mereka inginkan.
Hans hanya bisa berharap kalau bukan orang-orang terdekat merekalah yang melakukan hal-hal tersebut karena seperti yang diketahui bahwa Hans itu adalah orang pendendam dan juga selalu memikirkan setiap konsekuensi dari hal-hal yang telah dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia akan menjadi orang yang sangat loyal dan juga bisa menjadi orang yang sangat perhitungan dengan orang-orang yang melakukan hal yang sama dengan hal itu.
Jadi kebanyakan orang-orang yang sudah mengetahui tentang kepribadian dan karakteristik seorang Hans, lebih berhati-hati dalam bertindak.
Hans ingin keluar dari ruangan tersebut karena dirinya sudah selesai berbicara dengan papanya mengenai Strategi apa saja yang harus mereka lakukan agar bisa segera menemukan dalang dari peristiwa meninggalnya nilam, mantan calon istri dari Hans sekaligus ibu dari Letta.
Hans ingin segera menemui Aletta agar bisa mewujudkan idenya hari ini yaitu bercocok tanam sepanjang bulan madu yang mereka lakukan di tempat ini.
Dan Tentu saja dia menerima saran dari Papanya untuk menggunakan Paviliun sebagai tempat pribadi di mana Dirinya bisa berduaan saja dengan sang istri.
Yipppiiii, bulan madu dan bercocok tanam merupakan dua hal yang Hans ceritakan, kalau thor masih berusaha menghalangi maka, Hans akan marah besar!!!!
Huh!!
.
.
.TBC
Hans bukannya auto tidak mengijinkan tapi memang tidak boleh oleh editor daripada kamu nanti dimarahin sama editor loh! Wkw kw kw
Jangan lupa like, komen dan juga hadishnya ya sayangkuuu, besok udah boleh mantap mantap wkwwkwk... Happy reading!
Jangan lupa untuk baca Pengkhianatan ya, itu juga adalah cerita thor yang sudah tamat, sembari nunggu yang ini update gitu . . .
Saat ini, Alesya Wijaya sedang di kantor bersama Gani Wibisana, asisten kepercayaannya yang sudah bersama dia dari dirinya tidak punya apa apa sampai sekarang ini. Gani ini adalah suami dari sepupu dekatnya, Melva Adiputra. Selain Gani ini asistennya, ia juga masih terikat hubungan saudara dengan Ale, gara gara istrinya.
“Gimana hasil investigasi kamu?” tanya Alesya sambil memjit pangkal keningnya dimana pusingnya bersumber.
“Kamu yakin ingin melihat?”tanya Gani hati hati, ia melihat bos sekaligus sahabatnya ini berwajah pucat seakan ada banyak hal yang ia pikirkan.
“Aku ini istrinya, tentu merasakan hal yang tidak beres saat suamiku tidak pulang selama 2 bulan dengan alasan klise, memajukan AleRa di Batam. Emang dia gak kangen sama anaknya? Di video call anaknya gak pernah mau, hanya mau telepon biasa aja. Emang aku orang bodoh?” sergah Ale bertubi tubi, salahnya! Ia gak boleh menumpahkan tinta ke sahabatnya, Gani hanya bertanya saja.
Gani mendesah resah. Ia sudah melihat video yang didapatnya melalui seorang detektif handal, entah gimana sang detektif bisa mendapatkan video percintaan panas antara Raymond Izaac, suami Ale dengan seorang gadis cantik nan seksi yang bernama Laura Elevosa, 21 th, istri muda dari Raymond Izaac yang baru 2 bulan ini dinikahinya secara siri.
“Le, aku hanya ingin menjaga
perasaan kamu. Kamu sadar gak kalau wajah kamu itu pucat. Kamu lagi tidak baik baik saja. Dan aku tidak mau dengan melihat kejadian di video itu kamu malah jatuh sakit dan kamu tidak bisa jagain Alex. Ingat!! Kalau kamu kenapa kenapa, yang senang mereka!” sahut Gani dengan nada bijaksana.
Ale berpikir, benar juga yang dikatakan oleh sahabatnya itu, kalau sampai dia kenapa kenapa, yang akan bersukacita atas kematiannya adalah Rara dan yang paling menyedihkan adalah dirinya.
“Untungnya semua asset itu adalah atas nama aku dan Alex. Untung aku tidak pernah berlaku bodoh dengan memberikan laki laki itu sedikitpun nama di semua harta yang kami miliki.” Kata Ale dengan kesal.
“Istirahatlah! Kalau perlu ke dokter dan minumlah vitamin.” Perintah sohibnya itu dengan nada tegas.
“Ijinkanlah aku melihat video itu, Gan!”
“Tidak akan!”
“Berarti kontennya sangat vulgar dan menyakitkan.” Kata Ale dengan lirih, dia bisa menebak karena sohibnya itu mati matian tidak mengijinkan dirinya melihat barang sedikitpun bukti yang sudah ada di tanga Gani. Pertanda video itu sangat panas dan menyakitkan perasaannya dan sahabatnya itu sedang menjaga hatinya.
Air mata tidak bisa berhenti
dari mata Ale, padahal ia belum melihat apa apa, sontak membuat Gani cemas melihatnya. Dada Ale sangat sesak dengan penghianatan yang dilakukan oleh suaminya itu. Ia tidak menduga kalau suami yang kelihatan mencintainya dan mencintai anak mereka bisa melakukan hal yang sehina itu. Ia berkhianat dan menikahi wanita yang jauh lebih muda dari dirinya, bayangkan usianya baru 21 th. Dia tidak ingat kalau mereka sama sama berjuang dengan warisan yang dimiliki Ale untuk mengembangkan usaha tours travel yang dulunya kecil sampai mereka bisa memiliki hotel dan resort, gara gara kegigihan Ale yang suka berinvestasi.
“Le, jangan salahkan dirimu. Ini kesalahan Ray.” Kata Gani dengan keras, ia meremas ujung jasnya sendiri karena kesal dan marah dengan Ray yang sudah menodai kepercayaan istrinya itu.
“ Apa alasannya?” tanya Ale
dengan lemah, kepalanya yang pening mendadak semakin sakit. Kepalanya serasa berputar padahal ia masih duduk manis di kursi kebesarannya.
“Di jebak! Aku yakin Rara itu bukan wanita baik baik.” Katanya tanpa berpanjang deskripsi, ia rasa Ale wanita cerdas ia tahu kalau Ale pasti bisa menggambarkan tanpa ia harus menjelaskan secara detil.
Ale memegang kepalanya yang
serasa ingin pecah, matanya juga membengkak paska ia menangis tadi, Gani melihatnya semakin cemas.
“Ale? Kamu baik baik saja?”
“Tidak! Aku tidak baik baik saja! Panggilkan aku dokter Sava, sekarang! Kayaknya vertigo ku kumat. Aku ingin muntah.” Katanya sambil beranjak ke kamar mandi. Tapi karena tubuhnya yang lemah ia hampir terjatuh kalau tidak ditopang oleh Gani, Ale tidak bisa menahan rasa mualnya yang membuncah, sehingga ia memuntahkannya langsung di depan kamar mandi.
“Maaf.. maaf.. “ kata Ale sambil memegang kepalanya yang semakin berputar.
“Tidak apa, Le! Ini bisa dibersihkan oleh anak OB! Kamu kenapa? Kita langsung ke rumah sakit, ke tempat dokter Sava saja, Le!” perintah asistennya itu sambil menggendong tubuh ringkih Ale yang seakan semakin ringan karena diterpa masalah besar di pernikahannya.
“Ibu kenapa pak Gani?” tanya Suci sang sekretaris bos.
“Dia sakit kayaknya, CI! Kamu ikut saya, telepon supir dan juga dokter Sava di rumah sakit Pelita!” kata Gani sambil menggendong tubuh lemah bosnya.
“Telpon Melva juga agar dia segera ke rumah sakit Pelita, Biar dia yang akan jaga si bos disana. Nanti kamu sama supir harus jemput Alexander di toodler. Aku akan urus meeting penting siang ini.” Kata Gani dengan cepat.
“Kita ga usah kasih tahu pak Ray, pak?” tanya Suci lagi, ia tidak ingin kesalahan dalam menentukan sikap. Karena Ray adalah suami bosnya.
“Gak usah dulu. Mungkin dia
cuman kecapean. Ntar takutnya kita malah bikin heboh dan ibu bos gak suka bikin kehebohan kan?” kata Gani sambil memasukan tubuh Ale di pangkuan Suci, sedang dia duduk di depan bersama supir pribadi Alesya, pak Tono.
“Rumah sakit Pelita! “ perintah Gani.
“Siap pak! Ibu pingsan?” tanya Tono sambil melirik ke belakang, setahunya tadi bosnya baik baik saja.
“Iya, kecapean mungkin tadi sempat muntah muntah, eh Ci kamu tolong bilang OB untuk bersihkan bekas muntahan ibu bos yang di ruangannya tadi.” Kata Gani lagi. Emang Gani lebih banyak mengurus bisnis AleRa, seperti ketemu klien dan lainnya, kalau urusan dalam negri seperti surat menyurat, pantauan email dan semua yang berkaitan dengan kantor yang mengurus adalah Suci.
“Baik pak!” kata Suci dengan patuh. Pak Gani dan Pak Ray itu kedudukan nya sejajar. Jadi kedudukan tertinggi tetap ada di tangan Alesya. Oleh karena itu Suci patuh dengan Gani juga karena ia juga masih termasuk jajaran bosnya.
Sesampainya mobil Ale ke rumah sakit Pelita, ia segera disambut dengan brankar karena Suci sudah menginfokan kepada dokter Sava tentang kondisi darurat yang dialami oleh bosnya itu.
***
“Hamil? Aku hamil?” tanya Ale saat dr Sava ,menceritakan penyakitnya.
“Yup! Udah 11 minggu, emang kamu gak ngerasa?” tanya dr Savannah, dokter pribadinya. Dr Sava saat ini bersama dengan seorang dokter wanita paruh baya yang bernama dr. Ningsih, dan dokter inilah yang membantu Alesya melahirkan Alexander.
Tok tok tok..
“Permisi ..” Melva masuk ke dalam ruang perawatan Alesya, sepupu sekaligus sahabat dekatnya.
“Ah, masuklah Va.” Kata Ale mempersilahkan sepupunya masuk.
“Kamu sakit apa, eh maaf dok!” kata Melva saat melihat ada orang berjas putih dan mengalungkan snelli di lehernya.
“Gak sakit kok ibu Alesya, dia hanya kecapean saja. Itu akibat hormon kehamilannya sih!” jelas dr Sava dengan nada ramah, ia mengenali Melva sebagai orang dekatnya Alesya.
“Aduh, Le! Kamu bikin aku iri sama kamu deh.. sudah berapa minggu?” tanya Melva antusias.
“ 11 minggu…”
“ Hampir 3 bulan dong? Astaga Ale!”
Melva bersyukur kalau ditengah badai rumah tangga sepupunya, ada berkah kecil yang harus Ale jaga. Meski daddynya adalah ba**ngan tapi anak ini tidak berdosa. Dan bukankah anak adalah anugerah yang terindah? Sedangkan Melva dan Gani yang sudah setahun ini menikah aja belum dipercaya sama Tuhan untuk dititipin anugrah yang terindah itu.
.
.
cuzz ke ceritanya yaaa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments