Gairah Pesona Sang Penggoda
Kantor Baru
Siska (Ibu tri Zoya)
Mau kerja ya?
Pertanyaan itu sontak membuat Zoya menatap, ia yang sibuk membersihkan sepatu seketika mama tirinya menatap kearahnya
Siska (Ibu tri Zoya)
Bukannya jawab malah diam aja! Apa kamu tuli, hah! Kamu masih punya telinga gak?
Tanpa di jawab Zoya memutuskan untuk pergi, Zoya sampai di depan perusahaan baru. Seperti mimpi bisa bekerja di perusahaan sebesar ini, dengan kemampuan seadanya!
Jerico (sekretaris Felix)
Kamu yang namanya Zoya?
Datang sesosok lelaki yang baru saja datang lalu menanyakan namanya. Ia hanya bisa mengangguk yang terus menatap lelaki ini
Lelaki itu memberikan uluran tangan saat Zoya masih fokus dengan lelaki di depannya
Jerico (sekretaris Felix)
Perkenalkan nama saya Jerico, sekretaris bos kamu. Mari saya antar kamu ke ruangan!
Zoya tanpa merespon terus mengikuti lelaki bernama Jerico, sampai di sebuah ruangan yang sudah banyak para karyawan bekerja, ia menatap karyawan di sana satu persatu sampai salah satu lelaki memperkenalkan diri
Jerico (sekretaris Felix)
Baik Zoya. Selamat bergabung di perusahaan! Saya harap kamu betah bekerja di tempat ini. Kalau gitu saya pamit
Zoya mengangguk, ia kembali melangkah ke tempat kerja. Satu ruangannya terus memperkenalkan diri sampai dia merasa nyaman dengan orang baru
Felix Antonio
Gua dengar lu memberikan kesempatan untuk orang lain bekerja di tempat ini! Siapa karyawan barunya?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Dia Zoya, entah kenapa gua tertarik dengannya. Menurut gua dia pantas bekerja di sini
Langkah mereka terhenti saat sampai di ruangan Felix, sebelum memutuskan untuk sibuk dengan komputer ia menepuk pundak Edric.
Felix Antonio
Gua percaya sama lu, apapun keputusan lu gua akan terima. Tapi ingat sampai orang itu gak layak bekerja di sini jangan salahkan kalau nanti dia akan keluar dari kantor ini!
Edric Antonio (Kakak Felix)
Iya bos besar. Masalah ini lu tenang aja gua yakin dia bisa bekerja dengan benar
Untuk ruangan Edric tidak jauh dengan tempat Felix, hanya di batasi dengan kaca besar supaya mempermudah melihat kinerja Edric
Felix memang memberikan kesempatan untuk Edric tapi dia belum sepenuhnya yakin, kalau Edric bisa melakukan pekerjaan kantor
Edric Antonio (Kakak Felix)
Hai Zoya. Kita bertemu lagi?
Zoya/Tyas
Buat apa bapa di sini? Bukannya hari ini bapak banyak kesibukan, kenapa datang kemari?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Mau saya bantu?
Zoya/Tyas
Tidak perlu pak. Kalau gitu saya permisi
Zoya keluar dari ruangan Felix, entah kenapa di saat dia membaca nama pemilik perusahaan tidak asing di pikirannya.
Felix Antonio
Tumben banget lu di sini. Gua heran sama lu kenapa lu memilih mengurus bisnis di timbang pekerja lu.
Edric berdiri melangkah ke tempat di mana Felix duduk, ia terdiam sejenak sebelum mengutarakan pikirannya
Edric Antonio (Kakak Felix)
Kayanya gua sudah tertarik sama namanya bisnis! Bisa kan lu bantu gua mengurus perusahaan?
Felix mengerutkan kening dengan menatap Edric. Apa dia tidak salah dengar? Atau memang Edric ingin membantu mengurus perusahaan?
Felix Antonio
Gua sih oke... oke aja! Asalkan lu sungguh-sungguh mengurus perusahaan ini!
Edric menepuk pundak Felix
Edric Antonio (Kakak Felix)
Thx ya bro! Lu emang adik gua yang paling hebat!
Felix Antonio
Cih, udah urusan begini aja baru muji gua. Kemana aja lu selama ini!
Edric hanya merespon dengan cengiran, ia kembali ke tempat kerja.
Felix berkunjung ke sebuah bar sahabatnya. Bar itu milik Ryder yang sudah bertahun-tahun memiliki bar terbesar di dunia.
Felix Antonio
Tumben hari ini santai biasanya sibuk
Felix duduk di sebelah Ryder, ia meminta satu minuman anggur yang sesuai permintaannya.
Ryder
Biasalah kan sudah ada asisten gua ngapain gua sibuk. Oh ya, gimana dengan mereka?
Felix Antonio
Gua dapat kabar mereka sudah mati di makan singa. Gua harap mereka benar mati bukan kabur!
Ryder menatap tak percaya Felix, yang benar saja mereka berdua melarikan diri? Bukannya binatang yang dikirim Felix binatang buas kenapa bisa mereka tidak di mangsa?
Felix Antonio
Hahaha. Gua hanya bercanda, mereka sudah mati di makan kedua singa itu. Jadi lu gak usah khawatir masalah mereka
Ryder
Gua sungguh berterima kasih sama lu, berkat lu gua bisa membalas kematian Lian. Malam ini gua akan traktir lu sebagai ucapan terima kasih
Felix Antonio
Santai aja. Gua bakal bantu lu, malam ini kita senang-senang
Felix dan juga Ryder menikmati malam yang penuh gembira, tidak hanya mereka berdua saja melainkan Raisa berada di tempat yang sama.
Tak sengaja tubuh Zoya terjatuh saat seseorang menabrak pundaknya, ia hanya mengumpulkan semua piring yang berada di atas meja makan
Firly (Adik tiri Zoya)
Sakit ya?
Firly mengambil wajah Zoya dengan kencang, ia seakan marah saat melihat wajah Zoya
Firly (Adik tiri Zoya)
Kan udah gua katakan, jangan macam-macam di sini. Sekarang lu udah gak berhak berada di rumah ini, kalau bukan karena mama gua akan usir lu dari sini
Zoya berdiri dengan menampakkan senyuman kebencian
Zoya/Tyas
Lu ngusir gua? Apa lu yakin bakal ngusir gua dari sini?
Firly (Adik tiri Zoya)
Kamu....
Zoya/Tyas
Kenapa? Marah? Seharusnya saya yang marah bukan kamu. Kamu yang harusnya tau diri, lu kan hanya anak tiri di rumah ini yang berhak atas rumah ini adalah gua bukan lu. Jadi jangan harap lu bisa menguasai rumah ini
Siska (Ibu tri Zoya)
Ada apa ini?
Seseorang datang saat melihat Zoya dan juga Firly berada di ruang makan, ia menatap Kedua wanita ini secara bergantian
Siska (Ibu tri Zoya)
Kamu apakan anak saya? Kenapa dia ketakutan seperti ini?
Zoya/Tyas
Saya apakan anak anda. Tanya saja anakmu itu, jangan salahkan saya kalau nanti bakal saya usir kamu dari sini.
Siska (Ibu tri Zoya)
Bukan kita berdua yang pergi dari sini tapi kamu. Kamu ingat ya kalau saya berhak atas rumah ini
Zoya tertawa dengan perkataan Siska, yang benar saja wanita ular ini berhak rumah ini. Dia mendekat dengan marah di wajahnya
Zoya/Tyas
Coba aja kalian berdua macam-macam sama saya. Kalian mengusir saya dari rumah ini yang ada kalian yang akan kalah, karena saya yang berani atas rumah ini bukan anda. Dan kamu jangan berani macam-macam kalian tidak bisa tinggal kalau tidak ada saya
Zoya meninggalkan kedua wanita ular itu, ia kembali ke kamarnya. Memang dia tidak punya bukti apapun tapi ia yakin pasti semua bukti itu akan ia temukan
Zoya bersandar di kasur, ia mengambil laptop untuk melakukan rutinitasnya. Saat ia sedang sibuk mengetik tiba-tiba saja sebuah notifikasi handphone berbunyi membuat ia menghentikan mengetiknya
Zoya/Tyas
{Siapa lelaki ini? Sepertinya aku mengenalnya?}
Notifikasi pesan telah dikirim kepada seseorang, Zoya semakin penasaran kepada orang ini. Ia malah mendiamkan saja setelah dirinya sudah sangat mengantuk
Zoya yang sudah bersiap berangkat bekerja melihat wanita ular itu, mereka asik menikmati sarapan santai langkah kakinya terhenti
Siska (Ibu tri Zoya)
Mana uang kamu, saya ingin belanja?
Siska berdiri saat mendengar ucapan Zoya, ia memaksa Zoya untuk memberikan uang sampai dia mendorong tubuh Siska
Comments