Gairah Pesona Sang Penggoda
Melamar Bekerja
Di sebuah rumah yang sangat sederhana, ia sedang merapikan beberapa amplop berwarna coklat. Hari ini dirinya memutuskan untuk mencari kerja setelah masa belajarnya selesai
Mendengar langkah kaki turun dari atas, sosok wanita mengamati tanpa bertanya kepada wanita yang barusan datang.
Siska (Ibu tri Zoya)
Bagus kalau kamu tau diri. Seharusnya kamu mikir dari dulu untuk membantu keluarga ini, bukan asik belajar.
Firly (Adik tiri Zoya)
Benar tuh kata mama, kakak harusnya cari kerja bukan sibuk kuliah. Kalau kaya gini aku sama mama bisa ke mall, ya gak ma?
Siska (Ibu tri Zoya)
Benar apa kata adik kamu. Cepat kamu cari kerja mama tidak sabar menikmati uang kamu itu!
Sedangkan dia hanya diam menikmati sarapan, selesai sarapan ia pergi.
Sudah tiga perusahaan yang hampir menolak dirinya, ia memutuskan duduk di bangku dengan menikmati botol air putih. Terik matahari sangat terasa di kening, ia terus mengibaskan tangannya untuk menghilangkan rasa panas.
Zoya/Tyas
Susah juga mencari pekerjaan. Aku harus cari dimana lagi! Semua perusahaan pada menolak ku
Gak sengaja Zoya mendengar pembicaraan dua wanita mengenai lowongan, ia hanya mendengar sampai dirinya bertekad untuk melamar di tempat orang itu katakan
Zoya/Tyas
{Apa ini perusahaannya? Tapi kalau salah gimana?}
Zoya melangkah masuk dan bertanya ke salah satu resepsionis, resepsionis itu meminta data-data pribadi untuk pekerjaan.
Resepsionis
Baik mba! Di tunggu sebentar ya. Saya akan kabarkan mba nanti!
Zoya memilih duduk sendiri, di sana sudah banyak orang yang seperti dirinya. Dengan penampilannya saja sangat menarik sedangkan dirinya seakan-akan tidak niat bekerja!
Wanita cantik itu keluar dari ruangan bos, melangkah ke tempat para mencari kerja.
Resepsionis
Di sini ada yang namanya Zoya?
Zoya yang duduk menikmati sarapan menatap wanita itu, ia bertanya ke salah satu laki-laki di dekatnya
Saat resepsionis wanita bertanya mengenai Zoya, ia langsung mengangkat tangannya. Malah ia meminta dirinya untuk menemui bos
Zoya/Tyas
{Kenapa harus aku yang datang? Bukannya masih banyak peserta kerja?}
Resepsionis
Kamu duduk aja, nanti bos akan datang.
Zoya mengangguk, ia duduk dengan kaki dan juga tangan gemetar. Gimana tidak merasa takut, dipanggil sendiri tanpa ada peserta lain?
Tidak disangka ternyata pemilik perusahaan itu datang, Zoya hanya diam sambil memegang ujung jemari. Dia mendengar suara pintu dan itu ia abaikan, sekarang dia merasa takut kalau nanti rasa gugupnya menjadi bencana.
Edric Antonio (Kakak Felix)
Kamu yang namanya Zoya?
Zoya mengangkat kepalanya, ia menatap lelaki di depannya ini. Seketika mengangguk saat lelaki itu bertanya.
Lelaki tampan itu duduk di kursi kebanggaan. Tatapan tajam, datar tanpa ekspresi terus memperhatikan Zoya. Sedangkan dirinya yang ditatap seperti itu seakan-akan ingin menghilang.
Edric Antonio (Kakak Felix)
Apa wajah saya sangat menakutkan? Sampai kamu terus menunduk?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Kenapa kamu gugup gitu? Saya gak akan memakan kamu.
Edric Antonio (Kakak Felix)
Oke, saya datang kemari atas permintaan adik saya. Bos kamu sedang sibuk makanya saya mewakilkan dia, saya lihat-lihat ijazah kamu sangat bagus kamu mempunyai bakat tertentu. Saya sangat menyukai nilai kuliah kamu, gimana kalau saya memberikan kamu pertanyaan?
Zoya/Tyas
Pertanyaan apa pak?
Edric memberikan beberapa pertanyaan jebakan kepada Zoya. Tanpa di sadari ternyata Edric menahan tawa dengan ekspresi Zoya
Edric Antonio (Kakak Felix)
Cukup! Saya sudah katakan sama kamu, ekspresi wajah kamu biasa saja. Gimana saya bisa menilai kamu kalau kamu saja sudah tegang begitu!
Zoya/Tyas
{Mau gimana lagi namanya juga takut pak. Masa saya harus menunjukan ekspresi bahagia}
Zoya hanya bisa berkata di dalam hati, ia terus berusaha tenang tapi tubuh dan wajahnya berbeda
Edric Antonio (Kakak Felix)
Baik Zoya, saya terima kamu sebagai karyawan di sini. Mulai besok kamu sudah mulai bekerja
Rasa gugup seketika menghilang saat dirinya di terima di perusahaan terbesar, ia bertanya-tanya apakah dirinya sungguh di terima di perusahaan ini? Atau memang dia salah dengar?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Kenapa Zoya? Kamu tidak mau bekerja di perusahaan ini?
Zoya/Tyas
Tidak pak. Saya gak nyangka aja kalau saya bisa bekerja di perusahaan ini, saya kira saya akan ditolak seperti sebelumnya
Zoya/Tyas
Apa bapak yakin menerima saya bekerja di tempat ini?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Memangnya saya bohong! Saya sungguh menyukai hasil pertanyaan kamu dan juga nilai-nilai kamu. Kamu memang pantas bekerja di tempat ini, saya rasa kamu sanggup bekerja di sini!
Zoya/Tyas
T-terima kasih pak. Saya banyak-banyak terima kasih sama bapak, berkat bapak saya di terima bekerja di perusahaan ini. Kalau gitu saya pamit pak!
Edric mengangguk, di luar Zoya terus berkata 'yes'. Untung di sekelilingnya tidak ada orang, mungkin kalau melihat dirinya seperti ini sudah dianggap orang gila.
Zoya/Tyas
Akhirnya aku keterima bekerja. Apa aku langsung pulang aja?
Zoya memutuskan ke makam ayahnya, sampai di depan gerbang pemakaman dia turun memberikan selembar uang, kakinya terus melangkah sampai di salah satu pemakaman yang tertulis nama ayahnya
Zoya/Tyas
Hai ayah. Zoya sangat merindukan ayah, Zoya kangen sama ayah. Hidup Zoya sudah berubah ayah, hehehe! Tapi gak apa-apa Zoya bahagia ayah.
Kepulangan Zoya dari pemakaman ia melihat rumah sepi, di meja makan sama sekali tidak tersisa makanan. Begitu kosong, rumah saja sudah tidak berpenghuni.
Zoya/Tyas
Begini amat ya nasibku, aku kangen ayah sama ibu. Aku merindukan kalian!
Zoya merapikan piring kotor, membersihkan meja makan dan semua urusan rumah tangga ia kerjakan. Rumah berlantai dua semua pekerjaan hanya dia sendiri tidak ada pembantu, semenjak ayahnya meninggal semua pembantu di pecat itu semua di utus oleh ibu tirinya.
Felix Antonio
Kau santai saja di sini? Gimana sama perusahaan? Gua gak mau perusahaan hancur di pegang lu!
Edric Antonio (Kakak Felix)
Santai dong. Lu emang sadis banget kalau ngomong, bukannya berterima kasih malah curiga.
Felix Antonio
Gua gak yakin kalau lu bisa ngurus perusahaan
Edric Antonio (Kakak Felix)
Lu gak percaya sama gua?
Felix Antonio
Siapa tau lu bakal ngancurin perusahaan. Lu kan sama sekali tidak berbakat di bidang bisnis
Edric Antonio (Kakak Felix)
Ck, nyebelin banget loh.
Edric Antonio (Kakak Felix)
Gimana kalau gua bekerja di perusahaan lu?
Felix menatap sang kakak, telinga dia tidak salah dengarkan? Atau jangan-jangan hanya mimpi sesaat?
Felix Antonio
Lu yakin? Maksud gua lu kan mana mampu di bidang bisnis, gua sih oke... oke aja. Tapi tumben aja lu mau mengurus perusahaan?
Edric Antonio (Kakak Felix)
Dari pada gua diam di rumah lebih baik gua bekerja di tempat lu, siapa tau gua bisa belajar walaupun bukan bidang gua.
Felix Antonio
Ya udah, nanti lu datang ke perusahaan. Gua bakal bicara mengenai tempat posisi lu
Edric Antonio (Kakak Felix)
Terima kasih adikku tersayang!
Felix menyingkirkan tangan Edric, ia merasa jijik dengan tingkah laku kakaknya. Edric tertawa melihat wajah kesal Felix, dia melangkah ke lantai dua
Comments