"Membosankan." Ucap Nero pada dirinya sendiri sambil melihat banyak benda yang tergeletak di tanah.
Berbeda dari harapannya ketika melawan kelompok yang disebut sebagai pemburu PK ini, mereka justru berlari ketakutan setelah melihat sosok Nero yang membunuh salah satu dari mereka dengan mudah.
Hasilnya, Nero hanya perlu membunuh mereka yang sedang kabur. Dimana Ia menganggap hal itu sangatlah membosankan.
Tanpa ada perlawanan. Hanya ada teriakan minta ampun agar nyawanya tak dihabisi.
Hal yang wajar mengingat hukuman dari kematian di dunia virtual ini masih cukup mengerikan. Terlebih lagi jika mereka sangat yakin nyawa mereka akan dengan mudahnya hilang.
Setelah memungut semua barang yang tergeletak di tanah itu, Nero pun berdiri dan memandangi Kota Brund di kejauhan.
"Apakah ini sudah saatnya untuk berburu di dalam? Tapi para prajurit penjaga berlevel di atas 10 bukan? Yah, selama menghindari mereka untuk saat ini, ku rasa takkan ada masalah." Tanya Nero pada dirinya sendiri.
Akhirnya, Nero pun memutuskan untuk berhenti berburu di luar dengan menjebak pemain yang cukup sial untuk bertemu dengannya.
Dan kini, memburu mereka langsung di tempat yang disebut sebagai tempat aman itu.
Rantai pembunuhan player dan NPC yang paling brutal di dunia Tree of Mana ini, baru saja akan dimulai. Oleh satu orang pemain saja.
......***......
"Tidak! Tolong! Jangan bunuh aku! Aku akan...."
'Staabbbb!'
"Berisik. Aku hanya ingin Exp darimu." Ucap Nero yang menusuk jantung pemain itu. Keberadaan mereka di dalam sebuah gang kecil yang cukup gelap, terutama di malam hari ini, membuat hampir tak ada orang yang akan menyadarinya.
Satu persatu, korban berjatuhan.
Dan jika Nero cukup sial, atau bisa dikatakan cukup beruntung....
"Oi! Apa yang kau lakukan di sana!"
"Nampaknya kita menemukan pembunuh misterius itu ya?!"
Terlihat tiga orang pemain yang memergoki aksi pembunuhan Nero. Tapi dengan tatapan yang dingin, Nero hanya diam.
Ia hanya menatap ke arah tiga pemain itu sambil berjalan secara perlahan. Pisaunya yang mulai meneteskan darah dari sisa pemain sebelumnya nampak memperburuk pemandangan ini.
Dan dalam sekejap....
'Tap!'
Nero mulai berlari dengan cepat. Berkat sebagian besar poinnya yang berada di Agility, Nero memiliki kecepatan gerak yang jauh melampaui apa yang sering dilihat oleh para pemain lainnya.
Tanpa sedikitpun persiapan, Nero dengan mudah menebas leher mereka bertiga.
Meskipun tak membunuhnya secara langsung, tapi Nero yang sangat sering melakukan hal ini sudah hafal atas masa depan yang menanti mereka.
"Sialan, Kau! Aku akan.... Guuahhh!!" Teriak salah seorang pemain dengan pedang satu tangan itu. Tapi Ia hanya bisa memuntahkan darah ke tanah.
"Tenangkan dirimu. Nikmati lah sisa beberapa detikmu untuk merenungkan kejadian ini." Ucap Nero yang segera berjalan menjauh.
Ia bahkan tak lagi peduli untuk mengambil item sampah yang ditinggalkan para pemain yang diburunya.
Apa yang di carinya saat ini hanya satu.
Yaitu Experience Point.
Memburu monster di tempat terbuka memang menghasilkan banyak Exp. Tapi karena waktu respawn mereka yang lama, serta perebutan buruan dengan pemain lain, hasilnya akan sangat rendah.
Jika dibandingkan dengan kota yang berisi ratusan ribu manusia ini....
Maka Kota ini sendiri adalah sebuah ladang Exp yang menanti untuk di panen.
"Tunggu! Sialan! Kemana kau akan...."
Sebelum pemain itu menyelesaikan teriakannya, sebuah jendela notifikasi dengan merah menyala telah muncul di hadapan mereka bertiga.
...[HP Anda telah mencapai angka 0]...
...[Anda telah mati!]...
Sebuah notifikasi sederhana, yang memperjelas nasib mereka bertiga.
Sedangkan Nero sendiri?
Ia kembali berkeliling di dalam gang yang gelap dan sempit lainnya untuk mencari mangsa.
......***......
Sekitar satu Minggu waktu di dunia nyata telah berlalu semenjak Nero memulai perburuannya di kota Brund itu.
Dan selama itu juga, Nero berada di dalam dunia virtual selama lebih dari 1.200 jam. Dengan kata lain, dalam seminggu ini, Nero menghabiskan sekitar 120 jam atau 5 harinya di dunia nyata untuk bermain game.
Menyisakan nya hanya waktu istirahat, tidur, dan keperluan lainnya di dunia nyata sebesar 20 jam saja.
Permainan yang ekstrim ini membuat tubuhnya merasakan sedikit beban. Terutama bagian otaknya. Karena perusahaan permainan Tree of Mana ini sendiri sudah memperingatkan para pemain.
Tapi berkat permainannya yang gila itu, Nero mampu naik hingga ke level 14.
Sebelumnya Ia berpikir bahwa dirinya bisa naik ke level 20 atau lebih tinggi. Tapi peningkatan Exp yang terjadi di level 10 ke level 11 terlalu besar. Dapat dikatakan sebesar 10x lipat kebutuhan Exp.
Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan 2x lipat setiap 5 levelnya.
Di sisi lain, Atribut Point yang diperoleh saat naik 1 level, mulai dari level 10 ke level sebelas juga meningkat sebesar 2 kali lipat. Atau lebih tepatnya meningkat menjadi 20 poin per level.
Hal itu membuat pengorbanannya melakukan permainan yang terlalu lama sangatlah berarti. Terlebih lagi mengetahui bahwa pemain yang memiliki level paling tinggi di dunia saat ini hanyalah pemain dengan level 10.
Atau setidaknya....
Pemain yang menyalakan fitur Leaderboard di dalam karakter mereka, agar level dan seluruh pencapaian mereka menjadi terpajang di leaderboard.
Penggunaan teknologi Accelerated Time di dunia virtual selama lebih dari 12 jam dunia nyata per hari, meskipun dimungkinkan untuk dilakukan, dapat menyebabkan kelelahan ekstrim dan gangguan otak.
Meski begitu, Endra nampak mengabaikannya dan seakan terlalu menikmati dunia permainan itu.
Bahkan....
"Eh? Pantas saja jendela menu tidak mau muncul. Ini dunia nyata ya?" Ucap Endra pada dirinya sendiri di saat ingin melihat parameter kelaparan nya karena perutnya sudah mulai merasa nyeri.
Ia sudah mulai sedikit kehilangan batas antara dunia virtual dan juga dunia nyata. Ini adalah fenomena yang telah sering dilaporkan di permainan VRMMORPG yang lainnya.
Para ilmuwan bahkan mulai mengajukan untuk menurunkan kecepatan akselerasi dunia virtual agar pemain lebih menghargai waktu mereka di dunia nyata.
Tapi saran itu segera di bantah dengan jawaban "Penurunan kecepatan akselerasi hanya akan semakin meningkatkan keinginan mereka untuk bermain lebih lama, dan menghabiskan waktu lebih lama di dunia virtual untuk mengejar ketertinggalan."
Kini, kembali ke kondisi Endra.
Ia nampak memakan mie instan dalam sebuah mangkuk sambil menonton acara MeTube.
...[Pembunuh Misterius di Kota Brund! Guild dan Pihak setempat masih belum berhasil menangkapnya!]...
Endra yang melihat judul itu hanya tertawa ringan sambil menyeruput mie di mangkuknya itu.
"Hahaha, orang yang kalian cari ada disini." Ucap Nero yang seakan membalas judul dari berita itu.
Di saat Nero membuka profilnya untuk melihat statistiknya selama ini, Ia nampak cukup terkejut dengan yang dilihatnya.
"Eh? Memang aku sudah membunuh sebanyak itu?" Tanya Nero pada dirinya sendiri. Di hadapannya, informasi karakternya nampak begitu jelas.
...[ID : Nero]...
...[Statistik]...
...Level : 14...
...Monster yang dibunuh : 94, Dungeon yang diselesaikan : 1, Pemain yang dibunuh : 993, NPC yang dibunuh : 114...
Setelah beberapa saat memperhatikan informasi itu, Endra kembali bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Tunggu, apa yang akan terjadi setelah aku membunuh tepat 1.000 pemain? Apakah ada semacam Achievement atau semacamnya? Biasanya game RPG memiliki sistem seperti itu bukan?"
Endra akhirnya kembali tersenyum setelah menanyakan hal itu dan dengan segera menghabiskan mie di mangkuknya.
"Hanya ada satu cara mengetahuinya kan?"
Dengan kalimat itu, Endra pun akhirnya kembali memasuki dunia virtual itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
John Singgih
jiwanya mulai terganggu karena karena terlalu banyak membunuh pemain
2022-12-25
0
ꇙꋬ꓄ꌦꋬ ꀘꏂꋊꉔꋬꋊꋬ
ow npc, tega nian kamu nak
2022-08-31
0
SILVER
maju terus pantang mundur
2022-05-16
1