'Bzzzttt! Ssssttt!'
Suara dari terbukanya pintu kapsul permainan itu, serta udara dingin yang keluar dari dalamnya terdengar cukup keras di ruangan ini.
Dari balik pintu itu, Endra nampak keluar secara perlahan dengan tubuh yang sedikit sempoyongan.
Hal pertama yang dilakukan oleh Endra adalah melihat jam dindingnya.
"Yang benar saja, aku merasa seperti telah bermain setengah hari. Tapi hanya 1 jam dan 10 menit berlalu di dunia nyata?" Tanya Endra pada dirinya sendiri.
Ia memasang wajah yang seakan tak mampu mempercayai kejadian ini. Tapi bagaimanapun, itulah teknologi.
Endra yang kurang begitu memahaminya cukup untuk menikmatinya saja. Dan biarkan para peneliti dan pemikir yang mengurusi hal rumit seperti itu.
Dan saat ini, ketika jarum jam masih menunjuk di angka 10.27 itu, Endra memutuskan untuk melakukan sebuah hal yang telah cukup lama tak dilakukannya.
"Mumpung masih belum terlalu siang, kurasa menceritakan hal ini kepada Lily bukanlah ide yang buruk." Ucap Endra pada dirinya sendiri.
Ia segera membuka lemarinya dan mengambil sebuah Hoodie dengan warna hitam dan sedikit corak ungu itu.
Bersama dengan Hoodie itu, Ia juga mengambil sebuah celana jeans panjang berwarna hitam lalu segera mengenakannya di atas celana pendeknya.
Setelah semuanya beres, Ia mematikan seluruh listrik di rumahnya sebelum keluar dan mengunci pintu apartemen itu.
'Tap! Tap! Tap!'
Endra nampak menekan beberapa tombol di ponselnya. Pada layarnya, terlihat nama aplikasi [NumPak] yang berarti naik itu. Atau sebuah aplikasi jasa taksi dan ojek online yang akhir-akhir ini cukup terkenal.
Setelah memesan sebuah taksi, Endra segera memasuki lift itu dan turun ke lantai satu.
Butuh beberapa menit hingga taksi itu tiba. Dan waktu singkat itu dimanfaatkan oleh Endra secara efisien dengan memakan sebuah sup hangat dari minimarket di lantai satu.
Menikmatinya di sebuah bangku pinggir jalan apartemen itu.
Saat Endra sedang menikmati sup hangatnya di gelas plastik yang cukup besar itu, sebuah mobil berhenti di dekatnya.
"Permisi, atas nama kak Endra?" Tanya seorang pemuda di dalam mobil itu sambil menurunkan kacanya.
"Ya." Balas Endra singkat sambil segera berdiri. Ia pun membuka pintu bagian belakang mobil itu dan duduk dengan tenang. Kembali menikmati sup hangatnya.
"Ingin menjenguk seseorang?" Tanya pengemudi itu setelah melihat lokasi peta di sebuah layar yang menempel di dasbor mobilnya.
"Begitulah."
Setelah mendapat jawaban singkat sebanyak 2 kali berturut-turut dari Endra, sang pengemudi pun akhirnya menangkap kode keras dari penumpangnya.
Sebuah kode yang mengatakan bahwa "aku hanya ingin menumpang, tidak ingin berbicara" itu.
Dan akhirnya, perjalanan pun berlangsung dalam kesunyian.
"Semoga, orang yang kau jenguk lekas sembuh." Ucap pengemudi itu setelah menerima pembayarannya melalui aplikasi itu.
Endra yang baru saja keluar dari mobil itu pun menutup pintunya secara perlahan sebelum membalas.
"Kau tahu? Tidak, lupakan saja. Terimakasih atas doanya." Balas Endra yang segera berjalan ke arah rumah sakit itu.
Sambil memandangi sosok pemuda berjaket hitam dengan corak ungu itu, pengemudi itu pun hanya bisa berbicara pada dirinya sendiri.
"Masih semuda itu.... Dia tak bersekolah? Entahlah, lebih baik pikirkan diri sendiri." Ujar pengemudi itu sambil segera menjalankan kendaraannya. Lalu pergi meninggalkan rumah sakit ini.
......***......
"Aah, Endra. Datang menjenguk adikmu?" Tanya seorang wanita yang duduk di meja bagian informasi itu.
"Begitulah. Apakah ada kabar baik?" Tanya Endra sama seperti biasanya.
Sambil berbicara, Endra nampak mengisi daftar hadir di rumah sakit itu melalui komputer yang ada di hadapannya. Termasuk juga tujuan dari kunjungannya.
Mendengar pertanyaan biasanya dari Endra, perawat itu hanya menggelengkan kepalanya secara ringan sambil membalas.
"Masih seperti biasa."
"Begitu ya? Terimakasih." Balas Endra yang segera berjalan meninggalkan lobi ini.
Perawat lainnya yang mendengar pembicaraan Endra mulai menimbrung.
"Anak itu.... Aku kagum dia masih bisa baik-baik saja sampai hari ini setelah semua kejadian itu." Ujar perawat yang lain di belakang.
"Kau benar. Katanya keluarga pamannya menolak untuk merawat mereka? Bukankah itu terlalu kejam?"
"Terlebih lagi, ku dengar anak itu masih mengemban hutang sampai ratusan juta. Belum lagi kondisi adiknya yang tak kunjung membaik setelah beberapa tahun ini."
Para perawat yang saat ini dalam keadaan senggang itu nampak mulai bergosip. Membicarakan sosok seorang pemuda bernama Endra itu.
......***......
Setelah sekitar 5 menit berjalan kaki dan menaiki sebuah lift, Endra akhirnya tiba di hadapan sebuah pintu dengan nomor 312.
Setelah mengumpulkan keberaniannya, Endra segera membuka pintu itu secara perlahan.
Dalam hati kecilnya, Ia selalu berharap agar adiknya itu segera terbangun. Entah seberapa banyaknya biaya yang dibutuhkan, Endra masih mampu untuk menanggungnya dengan pekerjaannya yang saat ini.
Terlebih lagi dengan permainan barunya yaitu Tree of Mana. Sebuah permainan yang sangat menjanjikan, dimana Ia baru saja memperoleh item senilai sekitar 4 juta rupiah hanya dalam waktu satu setengah jam bermain.
Sebuah angka yang hampir mustahil dicapainya saat ini dengan pekerjaan lamanya.
Hanya saja....
Endra memandangi sosok adiknya yang masih tertidur lemas itu. Beberapa selang nampak dimasukkan ke dalam tubuhnya melalui lubang hidung gadis yang kini berumur 17 tahun itu.
Begitu juga beberapa alat sensor yang ditempelkan pada beberapa bagian tubuhnya untuk memantau kondisi vital dari gadis bernama Lily itu.
"Kapan kau akan bangun, Lily? Kau tahu kalau aku sangat kesepian tanpamu kan?" Ucap Endra yang membelai lembut rambut hitam gadis itu.
Endra kemudian menarik sebuah sofa ke sebelah ranjang adiknya. Setelah itu, Ia pun menghabiskan sekitar 1 jam lebih untuk menceritakan apa saja yang dialaminya selama satu Minggu ini.
Termasuk juga....
Pengalaman pertamanya dalam memainkan permainan VRMMORPG Tree of Mana itu.
"Dan kau tahu, Lily? Permainan itu sangat hebat sampai-sampai kau akan lupa waktu! Meski begitu, waktu berjalan 10x lebih lambat di dunia itu.
Kemudian kau tahu? Grafik dari permainan itu benar-benar sulit untuk dibedakan dengan dunia nyata. Maksudku.... Gambarnya begitu indah dan nyata! Aku bahkan sampai tak bisa percaya dengan apa yang ku lihat sendiri. Kemudian...."
Endra terus menerus melanjutkan ceritanya meskipun Ia tahu....
Bahwa Lily takkan pernah menjawabnya.
Atau bahkan, Lily mungkin tidak pernah mendengarnya.
Tapi hati kecilnya berkata. Jika saja Lily masih memiliki sedikit saja kesadarannya dalam kondisi koma ini....
'Bukankah dia jauh lebih kesepian daripada diriku sendiri?'
Itulah yang selalu terlintas di dalam pikiran Endra setiap kali melihat sosok adiknya.
Di saat Ia sedang menceritakan mengenai banyak kejadian selama seminggu ini, ponselnya tiba-tiba bergetar cukup lama.
'Bzzzzttt!'
"Hah? Siapa yang memanggilku di saat-saat seperti ini? Bukankah aku sudah mencantumkan jam kerja dan jam istirahat?" Tanya Endra pada dirinya sendiri.
Tapi nampaknya, orang yang menelponnya bukanlah klien atau pelanggannya.
Melainkan seseorang....
Yang telah lama dilupakannya.
"Yoo, Endra. Bagaimana kabarmu?"
Suara seorang pria yang cukup berat dan terkesan cukup merdu itu terdengar dari ponsel Endra setelah Ia menerima panggilan itu.
"Baik. Kenapa kau menelponku, ketua kelas?" Tanya Endra.
"Hahahaha! Ketua kelas ya? Sudah lama aku tak mendengar panggilan itu!" Balas Pria di panggilan itu sambil tertawa cukup keras.
Setelah beberapa saat, Ia pun mengutarakan maksud dan tujuannya.
"Ngomong-ngomong, Endra. Seluruh mantan murid kelas A ingin mengadakan sebuah pesta untuk...."
"Maaf aku tak tertarik. Sampai jumpa lagi."
Dengan balasan singkat itu, Endra segera menutup panggilan itu. Tanpa sedikitpun keraguan.
Dan dari mulutnya....
"Setelah semua itu, kalian masih berani mengajakku berkumpul? Dasar sampah.... Aah! Maaf, Lily! Aku tak bermaksud untuk berbicara kasar seperti itu. Maafkan kakakmu ya? Ya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
John Singgih
menolak panggilan reuni dan memilih bersama adiknya
2022-12-25
0
zuyoka
Num-Pang Apli-Kasi, sepertinya begitu wkwkwkwkk
2022-06-11
1
Hana Rie
NumPak
idemu sungguh luarbinasa thor 😆
2022-05-09
2