Chapter 10 - Buruan Pertama

Nero yang menghadapi sosok kedua pemain itu, kini kembali dalam posisi yang sedikit tegang. Ia masih tak yakin bahwa dirinya bisa mengalahkan dua orang sekaligus meskipun terluka.

Oleh karena itu, Ia kembali mengambil posisi bertahan dan memancing lawannya untuk membuat kesalahan.

Untuk melakukan hal itu....

'Tap! Tap! Sreett!'

Nero menekan beberapa tombol di jendela menu yang berwarna biru itu. Setelah itu, sebuah busur kembali muncul di hadapannya.

Kali ini adalah busur terakhir yang berada dalam Inventorynya. Yang diperolehnya dari pemanah ketiga yang dibunuhnya itu.

Segera setelah mengeluarkan busur itu, Nero dengan cepat kembali menarik anak panah itu sekuat tenaga.

'Sreeettt!'

"Sialan! Bunuh dia!" Teriak Brandy kepada bawahan terakhirnya itu.

Mereka berdua pun segera berdiri dan berlari ke arah Nero. Kini dengan perisai yang sedikit ke arah bawah untuk menjaga pandangan mereka tetap terbuka.

'Syuutt! Ctaakkk!'

Panah itu mengenai tepat di perisai Brandy bagian atas, hampir saja lewat dan mengenai wajahnya.

"Mati kau!" Teriak Brandy sambil melemparkan kapak besarnya.

Nero yang terkejut atas gerakan dari Brandy segera melempar tubuhnya ke belakang. Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari lemparan horizontal itu.

'Yang benar saja?!' Teriak Nero dalam hatinya.

Pada saat yang bersamaan, bawahan Brandy segera mengayunkan pedangnya secara vertikal. Berhasil menebas bagian samping dari perut Nero.

...[Anda telah menerima 28 damage!]...

Notifikasi itu muncul di hadapannya. Bagi orang lain, mungkin itu adalah jumlah yang kecil. Tapi bagi Nero yang hanya memiliki 100 HP, angka itu sangatlah besar.

'Ini buruk!'

Nero pun segera salto ke belakang beberapa kali. Berusaha untuk menjauhi mereka berdua.

Tapi bahkan dengan kaki yang terluka sekalipun, dua orang tentunya lebih baik daripada satu orang. Terlebih lagi jika mereka memiliki level yang lebih tinggi.

Dalam keadaan yang terdesak itu, Nero segera memutar kepalanya sebaik mungkin. Memikirkan langkah terbaik yang bisa diambilnya saat ini.

Dan langkah itu adalah....

'Tap!'

Nero dengan segera menghentikan lompatannya dan berbalik menyerah ke arah mereka berdua. Kini dengan kedua pisaunya.

Tapi bukannya digunakan untuk jarak dekat, Nero melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh Brandy. Yaitu melempar pisaunya.

'Swussh! Swuusshh!'

Nero melempar kedua pisaunya satu persatu. Dan targetnya bukanlah badan bagian atas mereka yang terlindungi oleh perisai. Melainkan kaki mereka yang terbuka lebar tanpa adanya pertanahan.

'Kesempatan!' Teriak Nero dalam hatinya.

Ia dengan cepat mengambil salah satu anak panahnya yang ada di sisi kiri pinggangnya. Bukan untuk ditembakkan melalui busurnya yang telah dibuang untuk ketiga kalinya itu, tapi untuk digunakan sebagai sebuah senjata jarak dekat.

Dengan kecepatan gerakannya yang begitu tinggi, Nero dapat mendekati mereka berdua dengan mudah. Lalu dengan persiapan yang matang, Ia pun mengarahkan anak panah yang digenggam tangan kanannya itu tepat di kaki kiri sang pengguna perisai.

'Jleebb!'

"Kuuugghh!!" Teriak Pria itu.

Tapi Nero tak berhenti. Brandy yang melihat Nero berada tepat di sampingnya pun segera mengulurkan tangannya untuk menangkap tikus yang lincah itu.

'Sreettt!'

Dengan refleks yang hampir dikatakan sempurna, Nero telah menurunkan badannya dan menghindari cengkeraman Brandy dalam waktu singkat itu.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatannya, Nero segera memutar tubuhnya sambil mengambil salah satu anak panah lagi. Dan kini....

'Zraaashh!'

Nero menancapkan nya tepat di telapak tangan Brandy.

"Sialaaaan!" Teriak Brandy kesakitan.

Tapi pada saat itu juga....

'Swuussshh!!!'

Sebuah ayunan pedang yang kuat mengarah tepat di leher Nero.

'Zraaasshh!!'

...[Anda telah menerima 47 damage!]...

...[Anda telah menerima efek Bleeding! Anda akan kehilangan 2 HP per detik!]...

Nero sama sekali tak menyangkanya. Ia lupa bahwa posisi Pria pengguna perisai itu, hanyalah bawahan dari Brandy. Dimana Ia sama sekali tak ragu untuk menyerahkan nyawanya demi kemenangan ini.

Sama sekali tak ketakutan atas kematian.

Saat itu, satu detik terasa seperti satu menit atau lebih bagi Nero.

Rentetan sensasi yang luarbiasa menyebar di sekujur tubuhnya. Tapi apa yang paling mendominasi dari seluruh sensasi itu, adalah sebuah rasa sakit yang luarbiasa ketika lehernya tergores oleh pedang lawannya.

Inikah kekalahan telak?

Hal itu terlintas di dalam kepala Nero.

Bagi seorang gamer yang sangat akut, dan menguasai hampir semua genre, Nero hampir tidak mengenal kata 'kalah' ketika bermain dengan mengandalkan dirinya sendiri.

Ia selalu bisa mengatasinya entah bagaimana caranya.

Memanfaatkan pengetahuannya yang luas dalam game. Memanfaatkan kecerdikannya. Memanfaatkan kelemahan lawannya. Dan terakhir.... Memanfaatkan bakat yang dimilikinya.

Tapi nampaknya, meski telah melakukan semua itu....

'Tidak!' Teriak Nero dalam hatinya.

Ia melirik di bagian kanan pandangannya. Terlihat dengan jelas sebuah garis merah yang mulai memendek, serta dua digit angka di sebelahnya dengan warna putih.

...[22]...

Itu adalah HP milik Nero yang tersisa. Dengan kata lain, Ia hanya memiliki 11 detik lagi sebelum semua ini berakhir karena efek Bleeding yang dideritanya.

Dan akhirnya....

Dalam waktu yang sangat singkat itu....

Nero meletakkan semua pengetahuannya. Nero meninggalkan semua strateginya. Dan Nero juga mengabaikan semua akal sehatnya.

Kini....

Dengan nyawa sebagai taruhannya....

Nero menyerahkan semuanya kepada instingnya. Sebagai seorang gamer akut yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk permainan.

'Tap! Sreeeettt!'

Nero menarik lengan pengguna perisai itu. Lalu dengan cepat, Ia memutar tubuhnya untuk merebut pedang itu.

Tak berhenti di sana, Nero juga segera mengayunkan pedang yang direbutnya itu secara horizontal di bagian bawah. Tepatnya setinggi sedikit di bawah lutut.

'Zraaassshhh!'

Nero berhasil menebas kedua kaki dari pengguna perisai itu. Yang mana Ia langsung kehabisan HP miliknya lalu pecah menjadi serpihan kaca.

Tak berhenti di sana, Nero yang kini memiliki tatapan mata yang terkesan kosong itu segera melakukan sebuah gerakan akrobatik sederhana.

Dengan tangan kirinya sebagai tumpuan seluruh badannya, Nero memutar tubuh, terutama kakinya 360 derajat.

Membuat Brandy yang tak menduga gerakan itu akan dilakukan segera terjatuh ke tanah.

Tapi sesaat sebelum terjatuh, Nero mengayunkan pedangnya secara vertikal ke atas. Menebas tangan kiri Brandy yang membawa perisai menjengkelkan itu.

'Zraaassshh!'

Dengan posisi Brandy yang jatuh ke tanah, serta Nero yang mengayunkan pedangnya ke atas, membuat kekuatan serangan dari tebasan pedang Nero menjadi jauh lebih kuat.

Memotong tangan kiri Brandy dengan mudahnya.

"Guaaahhh!!!"

Tak memberi kesempatan, posisi pedang Nero yang masih berada di atas, kini ditarik kembali ke bawah. Mengarah tepat di bagian dada Brandy.

Dan dengan tebasan itulah....

'Zraaassshhh!'

...[Anda telah memberikan 51 damage!]...

...[Lawan Anda telah mati!]...

...[Anda memperoleh 282 Experience Point!]...

...[Anda telah naik level!]...

Empat buah jendela notifikasi berwarna biru yang indah itu pun muncul di hadapan Nero.

Meski memiliki informasi yang menggembirakan, Nero sama sekali belum bisa tenang. Itu karena....

...[HP : 6/100]...

Dengan sisa hanya 6 HP itu, Nero segera mengambil sebuah botol kaca kecil berwarna merah yang dijatuhkan oleh Brandy setelah Ia mati.

...[HP : 4/100]...

Tanpa ragu, Nero segera membuka lalu meneguknya secepat mungkin.

'Glek! Glek!'

...[HP : 2/100]...

Di saat nyawanya hanya tersisa satu detik itu....

Notifikasi yang mengembalikan dirinya seperti semula muncul di hadapannya.

...[Anda telah memulihkan 50 HP!]...

Kini, tatapan mata Nero yang sebelumnya terkesan kosong itu segera kembali terisi. Dan akal sehatnya, kembali dalam tubuh virtual itu seutuhnya.

Dengan senyuman yang semakin lama semakin melebar, Nero memandangi tempat dimana tubuh Brandy baru saja menghilang menjadi pecahan kaca itu.

"Terimakasih. Sudah repot-repot membantuku membunuh mangsaku." Ucap Nero sambil mulai memungut semua item yang tergeletak di tanah itu.

Termasuk item yang ditinggalkan oleh kelompok Felix sebelumnya.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

akhirnya Nero panen setelah semuanya tiada

2022-12-25

0

zuyoka

zuyoka

bah aing sepicles :3

2022-06-11

1

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2022-05-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!