Chapter 14 - Party Dungeon

Satu hari telah berlalu di dunia virtual ini.

Sedangkan Nero baru saja terbangun di atas ranjang kayu kecil di sebuah penginapan ini.

"Sialan.... Memilih penginapan yang murah untuk menghemat uang nampaknya adalah ide buruk. Debuff apa-apaan ini? Nyeri punggung karena kasur yang buruk? Debuff selama 1 jam? Yang benar saja?!" Keluh Nero yang segera berdiri dari ranjang kecil itu.

Pada saat Ia tidur, Nero sama sekali tak merasakan apapun. Sedangkan satu-satunya hal yang perlu dilakukannya adalah untuk berbaring di suatu tempat, lalu membuka jendela Menu bagian [Aksi].

Nero kemudian hanya perlu menekan [Tidur] dan melakukan konfirmasi. Setelah itu, kesadarannya akan secara perlahan menghilang dan pandangannya akan menjadi gelap.

Hampir sama dengan tidur di dunia nyata. Perbedaannya adalah, tidur di dunia virtual ini terkesan cukup cepat. Dimana seakan hanya beberapa detik berlalu, Ia telah kembali bangun.

Setelah melakukan sedikit peregangan dan pembiasaan tubuh, Nero mengambil semua barang bawaannya dan mengecek bahwa semuanya sudah aman.

Ia kemudian segera meninggalkan penginapan bobrok ini untuk pergi ke pasar. Tujuannya hanya satu. Yaitu meningkatkan perlengkapannya dengan menjual beberapa barang ini langsung ke NPC.

......***......

"Semuanya 1 koin emas dan 83 koin perak." Ucap pedagang itu sambil sedikit menyipitkan kedua matanya memandangi barang yang ditunjukkan oleh Nero.

'Jauh lebih rendah daripada Auction Market ya? Yah, tapi Auction Market terlalu lama karena butuh 3 hari. Jadi kurasa tak masalah untuk menjual sebagian kepada NPC.' Pikir Nero dalam hatinya.

Menurut pengamatannya, harga dari Auction Market setidaknya 3 kali lipat lebih baik daripada harga ketika menjual secara langsung kepada NPC.

Meski begitu, waktu tunggu 3 hari di Auction Market itu terlalu lama baginya. Dan untuk menjadi kuat, Ia tak bisa menunggu selama itu. Itulah mengapa Ia menyerahkan sebagian besar sisa barang jarahannya kepada pedagang NPC ini.

Dimana kemudian Ia akan menggunakannya untuk membeli Item lain yang lebih bermanfaat.

Dan item itu....

"Aksesori! Aksesori murah dijual! Beli sebelum kehabisan!" Teriak seorang pedagang di pinggir jalanan kota itu.

Nero yang merasa tertarik dengan hal itu pun segera mendekat. Dan perkataan pertama yang didengarnya....

"Masnya seorang pemain kan? Kalau begitu cepatlah beli item ku sebelum habis!" Ucap pedagang itu.

"Kau juga pemain?"

"Begitu lah. Aaah ya! Ayo! Pilih-pilih dahulu! Semuanya murah!" Teriak pedagang itu kepada pengunjung yang lainnya.

Nero kemudian memperhatikan berbagai informasi yang ada dalam jejeran berbagai aksesoris yang ada itu.

Cincin, kalung, gelang dan juga anting. Dalam dunia permainan ini, pemain dibatasi untuk menggunakan maksimal 3 buah cincin, sebuah kalung, dua buah gelang, dan dua buah anting.

Sedangkan untuk Nero yang saat ini tak mengenakan satu pun aksesori, dapat dikatakan bahwa semua yang ada di hadapannya itu bermanfaat. Akan tetapi....

Setelah mempertimbangkannya sejenak, Ia pun telah memutuskan.

"Ini dan ini." Ucap Nero sambil menunjuk ke sebuah cincin dan sebuah kalung.

Cincin itu memiliki warna perak yang tak begitu mencolok. Sedangkan kalung yang dipilihnya hanyalah sebuah kalung tali dengan semacam taring hewan di bagian ujungnya.

"Oooh! Pilihan bagus! Keduanya seharga 2 koin emas dan 48 koin perak! Silakan!"

Nero pun mengetikkan jumlah yang diinginkannya di jendela menunya. Dimana setelah itu, jumlah koin yang tepat segera muncul dalam bentuk kantung kecil.

Pedagang yang melihat kantung itu segera tahu jumlah yang ada di dalamnya. Dan dengan cepat, transaksi ini pun selesai.

Setelah itu, Nero segera menjauh dari kerumunan yang makin lama makin padat itu. Memastikan item yang baru saja dibelinya dan segera mengenakannya.

...[Silver Ring]...

...Sebuah cincin dengan rarity Normal. Meningkatkan Defense pengguna sebesar 5 poin....

...[Wolf's Fang Necklace]...

...Sebuah kalung dengan rarity Normal. Memiliki taring serigala di bagian ujungnya. Meningkatkan Attack Power pengguna sebesar 10 poin....

"Cukup bagus." Ucap Nero sambil tersenyum pada dirinya sendiri.

Kini, tujuannya yang berikutnya adalah untuk pergi ke Guild Petualang. Jika informasi yang diperolehnya dari panduan itu benar, maka Guild Petualang merupakan sebuah tempat perkumpulan para pemain untuk mengambil misi.

Dan di tempat itulah....

......***......

...- Guild Petualang -...

Nero akhirnya tiba di sebuah gedung tiga lantai ini. Sebuah aula yang besar terdapat di lantai pertama dengan banyak meja dan kursi.

Jika diperhatikan dengan baik-baik, tempat ini justru menyerupai sebuah kedai makan. Perbedaannya hanyalah terdapat fungsi sampingan sebagai tempat pengambilan misi.

Di salah satu sisi ruangan besar ini, terlihat puluhan pemain sedang menghadap ke sebuah papan kayu besar. Dalam papan tersebut terlihat banyak sekali kertas yang tak lain adalah pilihan misi itu sendiri.

Nero pun berjalan ke arah papan pengumuman itu untuk mencari misi terbaik yang bisa diambilnya. Bagaimanapun, Ia harus segera menaikkan levelnya secepat mungkin. Karena dalam dunia virtual ini, level adalah segalanya.

Dan untuk itu ....

'Sreett!'

"Eh?"

"Eh?"

Tangan kanan Nero yang saat ini sedang bersiap untuk mengambil salah satu kertas misi itu, kini bertubrukan dengan tangan orang lain.

"Ahahaha! Maafkan kami! Tapi kami bermaksud untuk mengambil misi itu." Ucap seorang Pria dengan rambut pirang.

Di belakangnya terlihat dua orang pemain lain. Dimana keduanya juga merupakan laki-laki. Nero nampak sedikit menatap sinis mereka bertiga sebelum akhirnya menarik tangan kanannya.

"Maaf kalau begitu." Ucap Nero sambil segera pergi.

"Tu-tunggu dulu! Bagaimana kalau kita menjalankan misi ini bersama? Lagipula, kami merasa kurang percaya diri dengan kemampuan kami. Benar kan?" Tanya Pria berambut pirang itu sambil melihat ke arah dua rekannya.

"Itu benar. Kami bertiga masih berada pada level dua. Dan kami pikir, kami bisa mendapatkan harta yang bagus di dalam Dungeon ini. Atau setidaknya, meningkatkan level kami." Jelas Pria yang satunya lagi. Ia memiliki rambut hitam yang cukup acak-acakan.

Tanpa membalikkan badannya, Nero pun membalas dengan sebuah pertanyaan yang seharusnya tak perlu ditanyakan.

"Memangnya tak masalah jika orang asing masuk dalam kelompok kalian?"

Dengan wajah terkejut, Pria berambut pirang itu pun membalas.

"Hahaha! Kenapa kau menanyakan hal seperti itu? Memang benar kami bertiga berteman di dunia nyata. Tapi bukan berarti kami akan membatasi permainan kami hanya bertiga. Jadi bagaimana, kau mau ikut?" Tanya Pria itu sekali lagi.

"Benar, ikut saja. Terlebih lagi, kau terlihat cukup kuat. Mungkin kau bisa membantu kami naik level?" Sahut Pria yang lain dibelakangnya.

Kini, masih belum membalikkan badannya, Nero tak lagi mampu menahan senyuman puas di wajahnya. Dimana Ia akhirnya memutuskan untuk menggunakan senyuman itu untuk membuat dirinya terkesan ramah.

Dan dengan itu....

"Kalau begitu, mohon kerjasamanya." Ucap Nero sambil membalikkan badannya dengan senyuman yang cukup lebar.

Akhirnya, misi penaklukan Dungeon Goblin pun dimulai oleh kelompok baru ini.

Tanpa mereka tahu, apa yang akan menanti di dalam sana.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

party kedua MC dan misi Raid dungeon pertama

2022-12-25

0

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟🤟

2022-05-10

5

BAJINGAN BERKELAS

BAJINGAN BERKELAS

hehe

2022-05-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!