...- Desember, 2071 -...
Satu tahun setengah telah berlalu semenjak Endra memutuskan untuk menabung demi memenuhi kebutuhannya dalam bekerja di industri game.
Atau lebih tepatnya, bekerja di bawah dirinya sendiri.
Kini, di dalam ruangannya yang berukuran 3 x 3 meter yang memiliki pencahayaan yang cukup redup itu, dipenuhi oleh 3 buah layar komputer.
Sebuah CPU yang menyala dengan warna lampu keunguan yang indah nampak turut menerangi ruangan yang gelap ini. Begitu pula dengan keyboardnya yang menampilkan berbagai warna secara bergantian.
Dengan Hoodie hitam yang cukup tebal serta sebuah headset yang menempel di telinganya, Endra nampak fokus memainkan sesuatu di komputernya.
"Bodoh, jaga bagian bawah. Aku akan menembus dari atas. Tidak-tidak.... Percayalah padaku. Sudahlah pancing saja mereka sesukamu." Ucap Endra melalui mikrofon di headsetnya itu.
Apa yang sedang dimainkannya saat ini adalah sebuah tipikal game Moba dimana 6 orang pemain akan menghadapi 6 orang pemain yang lainnya dalam sebuah peta yang dibagi menjadi 4 buah jalur utama.
Permainan yang seharusnya berfokus pada kerjasama itu, kini dikuasai sepenuhnya oleh Endra murni karena kemampuan bermainnya yang terlalu tinggi.
Ia bahkan saat ini sedang membantu 5 pemain newbie lainnya untuk menaikkan rank mereka dengan sebuah akunnya yang memiliki rank yang sama.
Tentu saja tak secara cuma-cuma. Endra akan dibayar sebesar 10 ribu rupiah per bintang yang diperoleh per orang.
Dengan kata lain, dalam sekali permainan, Endra akan menaikkan 5 bintang sekaligus untuk 5 klien yang berbeda. Atau bisa jadi mereka memang berteman dan memutuskan untuk menyewa jasa Endra secara bersama-sama.
Dan hasilnya, dalam setiap kali permainan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, Endra akan memperoleh 50 ribu rupiah.
Atau lebih tepatnya secara rata-rata Endra akan memperoleh 400 ribu rupiah perharinya hanya dari satu game.
Bahkan ketika sedang bermain permainan Moba yang membutuhkan perhatian penuh itu, tangan kiri Endra sesekali menyentuh tablet yang ada di sisi kirinya.
Dalam tablet itu, permainan yang lainnya sedang berlangsung. Dan kali ini adalah sebuah permainan RPG dengan model CCG atau Card Collecting Game, dimana Endra terus menerus melakukan reset akun dan menyelesaikan tutorial untuk 20x summoning langka.
Jika Ia mendapatkan hasil summoning yang bagus, Ia akan menyimpan akunnya dan menjualnya sebagai "starter account" seharga 200 hingga 300 ribu rupiah.
Jika hasilnya buruk, Ia akan terus mengulanginya entah berapa kali pun itu.
Hingga akhirnya, bahkan dengan perhatian ganda itu, Endra berhasil menembus markas lawannya dengan mudah.
Semua itu berkat rekannya mengalihkan perhatian lawan di sisi lain sementara Endra menembusnya sendirian.
Sekalipun lawannya kembali, Endra telah memiliki level dan item yang sangat tinggi. Sehingga tak mungkin untuk dihentikan jika tidak secara dadakan atau secara serempak.
Hasilnya sangatlah sederhana.
...[Victorious!]...
Sebuah notifikasi dengan warna emas yang indah itu muncul di layar komputernya. Menandakan kemenangan bagi timnya.
'Sluuurrpp!'
Dengan tangan kanannya, Endra meminum jus mangga dari gelas plastik itu.
"Yooo, rencanamu berhasil!"
"Sudah kuduga, kau memang hebat!"
"Seperti yang diharapkan dari seorang joki dengan 87% win rate."
Beberapa rekan timnya nampak berbicara melalui saluran mikrofon itu kepada Endra.
"Tentu saja. Kau pikir siapa diriku?" Balas Endra singkat.
"Hei, bagaimana dengan satu pertandingan lagi?" Tanya rekan timnya.
"Bayar dulu baru bermain."
"Ya ya.... Coba lihat akun E-Paymu." Balas rekan timnya itu.
Saat Endra melihat ponselnya, sebuah notifikasi yang menyenangkan muncul di hadapannya.
...[Fariz telah mengirimkan Anda uang sebesar Rp. 50.000]...
"Oke, kita akan bermain."
Kehidupan Endra yang baru pun berlanjut. Ia telah lama meninggalkan pekerjaan lamanya karena pekerjaan yang baru ini jauh lebih menguntungkan baginya.
Terlebih lagi, pekerjaan ini sesuai dengan kesukaannya. Tapi terdapat sebuah resiko kecil.
Ketika timnya kalah, maka Endra memiliki tanggungjawab untuk mengembalikan ranknya ditambah 1 kemenangan lagi. Sesuai dengan rank yang diharapkan oleh kliennya ketika membayarnya.
Tentu Endra bisa saja kabur. Tapi reputasinya sudah cukup besar untuk melakukan tindakan rendahan itu. Dan kerugiannya takkan lagi bisa terukur.
Oleh karena itu, Ia selalu memilih untuk bertanggung jawab.
Di dalam ruang gelap itu, Endra akan terus bermain seharian. Sedangkan tiap akhir pekannya, Ia akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk adiknya dan sedikit memberikan rasa terimakasih kepada dokter Andi.
......***......
...- 13 Juli, 2073 -...
Endra tak lagi tinggal di kamar kos kecil itu.
Semenjak debutnya sebagai joki rank permainan online melonjak, Ia telah menghasilkan cukup banyak uang setiap bulannya.
Bahkan Ia kini bisa membayar setidaknya 5 juta rupiah setiap bulannya untuk hutangnya. Sedangkan sisanya, Ia gunakan untuk menyewa sebuah apartemen yang cukup luas untuk semua perlengkapannya yang kini semakin banyak.
Termasuk juga tabungan untuk melakukan Neural Surgery atau operasi syaraf untuk adiknya. Begitu pula untuk membeli beberapa prostetik untuk mengganti organ adiknya yang mungkin mengalami kerusakan.
Di sisi lain, karirnya kini melambung tinggi.
Dengan ID Name miliknya yang saat ini sudah cukup terkenal, yaitu Nero, membuat siapapun yang mendengarnya sudah tahu bahwa mereka akan menang jika bermain dengannya.
Kemampuan bermain Endra yang meningkat begitu pesat, sayangnya tidak diiringi dengan ketenaran permainan yang digelutinya.
Semakin hari, permainan klasik mulai tertinggal.
Tak banyak developer atau pengembang yang masih mau membuat permainan ponsel ataupun permainan PC. Terlebih lagi untuk genre RPG dan MMO.
Penyebabnya tak lain adalah apa yang sedang ditonton oleh Endra saat ini di layar komputernya melalui sebuah website MeTube.
"Game Relife memperingati hari ulangtahunnya yang keempat dengan sebuah fenomena aneh! Lihatlah di kejauhan! Sebuah Dungeon misterius telah ditemukan!" Ucap seorang pembawa acara itu sambil memperlihatkan pemandangan pegunungan yang besar.
Endra yang melihatnya hanya bisa terkagum terhadap visual dari permainan itu.
"Oioioi.... Yang benar saja?! Bukankah gambarnya setara dengan dunia nyata?! Apa-apaan ini?!" Ucap Endra dengan wajah yang begitu terkejut.
Ia memang memiliki kebiasaan buruk untuk melupakan apapun yang tak menarik baginya. Termasuk permainan Relife yang dilihatnya beberapa tahun yang lalu itu.
Akan tetapi, jauh dari perkiraannya, dunia permainan Relife saat ini masih cukup seimbang. Tak ada satu kekuatan besar yang menguasainya.
Tapi mau dikata apa lagi. Ia sudah terlambat setidaknya tiga tahun untuk ikut bergabung dalam permainan itu. Jika Ia bergabung saat ini, mungkin hanya akan menjadi bidak bagi pemain lain yang telah cukup kuat.
Terlebih lagi ketika Endra menyadari sistem level yang ada di dalam permainan itu.
"Sistem Rebirth ini bodoh sekali. Dengan kata lain, siapapun yang bermain lebih lama akan menjadi lebih kuat bukan?"
Setelah mengeluhkan hal itu, Endra mengganti channel nya. Berusaha untuk mencari permainan lain yang bisa menggantikan sumber penghasilannya saat ini yang sudah mulai meredup.
Hingga akhirnya, setelah beberapa saat mencari....
"Nantikan sebuah permainan VRMMORPG baru yang bisa menyaingi Relife! Tree of Mana akan hadir 2 bulan lagi!
Segera persiapkan uang anda untuk membeli kapsul yang dibutuhkan untuk memainkannya! Sedangkan permainannya sendiri gratis! Dan sama seperti Relife, Anda bisa menukarkan uang dari Tree of Mana!"
'Glek!'
Endra meneguk ludahnya sendiri.
Ia tak bisa percaya bahwa dirinya bisa bergabung dalam dunia permainan VRMMORPG yang selama ini selalu dibencinya itu.
Endra sendiri tahu, bahwa permainan model MMORPG memiliki ciri khas yang sama. Yaitu mereka yang memiliki banyak kenalan dan teman akan mampu membuat Guild yang kuat.
Atau mereka yang kaya, pasti bisa memperoleh senjata yang kuat. Itulah mengapa Ia selalu menghindarinya sejak dulu.
Akan tetapi....
Jika Ia bergabung sejak awal, tidak.
Jika Ia memang hanya membutuhkannya untuk mencari uang....
Tunggu. Memangnya Ia masih membutuhkan uang? Hutangnya saat ini memang masih tersisa sekitar 500 juta.
Begitu pula kebutuhan biaya operasi adiknya. Tapi semua itu tak harus diselesaikan saat ini juga.
Hutangnya tak memiliki batas waktu selain bahwa dirinya harus membayar minimal 1 juta rupiah perbulan.
Begitu pula dengan adiknya.
Dokter Andi bilang bahwa jika waktu operasinya telah tiba, Endra bisa berhutang terlebih dahulu dan membayarnya dengan cicilan nanti.
Tempat tinggal? Ia sudah memilikinya. Bahkan persediaan makanannya di dalam kulkas pun cukup melimpah saat ini.
Dengan kata lain....
"Bisakah.... Aku sedikit menghibur diriku sendiri dengan sebuah permainan?"
Pertanyaan itu segera terlontar dari pikiran Endra begitu saja. Seakan Ia ingin kembali seperti dirinya yang dulu.
Sosok yang hanya bermain bukan karena uang, melainkan untuk bersenang-senang.
Tapi.... Apakah saat ini Ia memang tidak sedang bersenang-senang sambil mencari uang?
Menepis semua pertanyaan membosankan itu, Endra hanya tersenyum tipis. Kini, yang ada dipikirannya hanya satu.
Yaitu mencari uang yang cukup untuk memperoleh kapsul yang dibutuhkannya untuk bermain itu.
Dan akhirnya, Ia pun akan terjun sendiri ke dalam sebuah genre permainan yang paling dibencinya.
Sebuah permainan VRMMORPG, Tree of Mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
John Singgih
menjadi pemain penerus Erick dkk
2022-12-25
0
zuyoka
begitulah, sekali ucap gk suka atau benci eh suatu saat jadi suka juga wkwkwkwkwkwk
2022-06-01
1
Angin
mantap
2022-05-21
0