'Syuuutt!'
Tembakan ketiga dari pemanah misterius itu kembali melesat. Tapi kali ini, ketiga perampok yang tersisa telah cukup siaga untuk menghadapinya.
Mereka mengambil perisai kayu kecil dari dalam Inventorynya dan terus waspada terhadap sekelilingnya.
"Oi, banci! Keluarlah dari persembunyianmu dan lawan kami secara jantan!" Teriak ketua dari kelompok bernama Brandy itu.
Tapi balasan yang diperolehnya hanyalah caci maki.
"Buahahaha! Lawan secara jantan? Sekarang, katakan padaku bagaimana ceritanya pertarungan bisa dikatakan jantan jika kalian bertiga dan aku hanya sendirian?" Tanya Pria misterius itu.
Tapi jawaban darinya hanya memberikan rasa percaya diri yang tinggi kepada Brandy.
'Jadi dia hanya sendirian?' Pikir Brandy dalam hatinya.
Sesaat sebelum Brandy berpikir lebih jauh, pria misterius itu pun menampakkan dirinya dengan turun dari salah satu cabang pohon itu.
'Srruuugg! Bruuk!'
Ia melompat dengan kedua kakinya sebagai tumpuan.
Di tangan kanannya, terlihat sebuah busur kayu. Sedangkan di pinggang kanannya terlihat sebuah tas yang berisi sekitar 10 anak panah.
Penampilannya sendiri cukup biasa. Dengan zirah kulit berwarna kecoklatan, serta sarung tangan dan sepatu kulit dengan warna yang serupa, Pria berambut hitam itu berdiri dengan cukup percaya diri.
"Boleh saja. Membosankan juga jika kalian tak memiliki kesempatan menang." Ujar Pria yang tak lain adalah Nero itu.
Sambil mengatakan hal itu, Nero nampak meneguk sebotol kecil cairan berwarna kuning. Setelah itu, Ia juga meneguk sebotol kecil cairan dengan warna merah.
...[Anda telah memulihkan 50 HP!]...
...[Anda telah memulihkan 50 SP!]...
Notifikasi itu muncul di hadapan Nero. Dan secara perlahan, sebagian luka yang ada di tubuhnya mulai pulih. Begitu juga dengan staminanya yang telah hampir habis itu.
"Jadi itu kau ya...." Ucap Brandy sambil melirik ke arah dua pisau yang menggantung di pinggang belakang Nero.
"Kau.... Jangan katakan kau membunuh mereka?" Tanya Pria yang lain.
Nero dengan wajah yang seakan berpikir keras pun menjawab.
"Mereka.... Aah, ketiga pemanah bodoh itu? Maaf karena terlalu lemah aku hampir melupakan mereka." Balas Nero sambil tertawa ringan.
Dan hasilnya, sesuai dengan harapannya.
Salah seorang Pria dari kelompok perampok itu berlari dengan cepat ke arah Nero sambil mengarahkan kapak satu tangannya.
"Kau?! Beraninya kau...."
Tatapan mata Nero segera berubah drastis. Dari yang sebelumnya seakan bermain-main, kini terlihat begitu tajam. Seakan seperti singa yang telah menanti mangsanya masuk dalam jebakan.
Nero dengan segera menjatuhkan busur panahnya dan meraih dua buah pisau di belakang tubuhnya. Dengan cepat, Nero segera menundukkan badannya sedikit, lalu menghindar ke arah kiri.
'Swuussh!'
Ayunan kapak dari Pria itu meleset sepenuhnya, sedangkan Nero sendiri?
Ia segera membalikkan badannya lalu menancapkan kedua pisau itu tepat ke arah leher Pria itu.
'Staabbb!!!'
Tak berhenti di sana, Nero pun segera menyeret dan menarik pisaunya. Membuat luka yang diderita lawannya menjadi lebih besar.
Hingga tak sampai dua detik....
Lawannya telah mati dan hancur berkeping-keping menjadi pecahan kaca yang transparan.
Beberapa koin emas serta perlengkapan dan barangnya nampak tertinggal di tanah.
Brandy dan bawahan terakhirnya hanya bisa menatap dalam rasa terkejut.
'Yang benar saja.... Orang ini....'
Keduanya pun tersadar. Bahwa Pria yang ada di hadapannya bukanlah seorang pemain biasa. Bisa dikatakan.... Mungkin dirinya adalah seorang veteran dalam dunia VRMMORPG.
"Kau.... Apakah kau mantan pemain Relife sebelumnya?" Tanya Brandy sambil segera berdiri.
Pria yang satunya juga nampak bersiap dengan mengangkat perisai besi itu ke atas. Mencoba untuk melindungi Brandy yang memfokuskan hampir sebagian atributnya ke dalam daya serang.
Keduanya nampak waspada. Menanti gerakan berikutnya dari Nero.
"Relife? Game busuk yang sangat Pay to Win itu? Haha! Sayang sekali aku belum dan tak akan pernah memainkannya." Balas Nero sambil tertawa ringan. Tapi kini, tetap menjaga kewaspadaannya.
'Jika dilihat dari kekuatan bertarungnya sebelumnya.... Tak salah lagi Pria berambut merah itu setidaknya adalah pemain level 3. Sedangkan pengguna pedang dan perisai itu mungkin masih level 2, tapi perlengkapan mereka....' Pikir Nero dalam hatinya.
Ia terus menerus mencoba mengukur dan menakar kekuatan dari lawannya.
Lantas kenapa Ia turun dari persembunyian yang aman di atas pepohonan itu? Jawabannya jauh berbeda dari yang dikatakannya.
Tapi itu karena Nero tahu, Ia takkan bisa menembak lagi setelah tiga tembakan pertamanya. Semua dikarenakan ketiga musuhnya yang tersisa telah bersiaga. Terlebih lagi menggunakan perisai.
Dengan sisa anak panahnya yang hanya 12 itu, Ia tak ingin membuang waktu lebih lama dan membiarkan mereka memulihkan staminanya.
Itulah kenapa Nero memutuskan untuk turun.
Tapi jujur saja, situasi saat ini....
Dengan kedua belah pihak yang saling bersiaga terhadap satu sama lain, mereka yang membuat langkah pertama mungkin akan memecahkan kesunyian ini.
Dan orang yang pertama kali melakukannya....
'Tap!'
Nero melompat mundur. Ia dengan cepat memasukkan kembali kedua buah belatinya dan mengambil busur baru dari Inventorynya.
Cara pengambilannya sendiri sedikit memakan waktu. Itulah mengapa menyimpan senjata di anggota tubuh karakter dapat sangat membantu.
Dengan cepat, Nero membuka jendela Inventorynya, menekan beberapa tombol untuk mengambil busur itu. Setelah sekitar 1.5 detik, sebuah busur kayu muncul di tangan kiri Nero.
Brandy dan pengguna perisai itu segera menyadarinya. Keduanya lalu memasang formasi bertahan dengan menggunakan perisai untuk menahan tembakan panah dari Nero.
'Tap! Tap! Tap!'
Nero pun berlari tepat ke arah mereka berdua dengan kedua tangan yang telah siap untuk menembakkan anak panah itu.
Jarak mereka saat ini sekitar 20 meter. Dan tepat setelah jarak mencapai 10 meter, Nero menembakkan panah pertamanya.
'Syuuuttt!'
'Kletaakk!'
Seperti dugaannya, panah Nero terhenti dengan mudah oleh perisai mereka berdua.
Tapi itulah tujuan Nero.
Dengan menembakkan panah itu, mereka berdua akan memperkuat pertahanannya dengan perisai. Dan karena itulah....
"Eh?!" Ujar Brandy secara refleks.
Nero yang berlari ke arah mereka berdua sama sekali tak berhenti. Bahkan melompat tepat ke arah perisai mereka. Menjadikannya sebuah pijakan untuk melompat lebih tinggi lagi.
Kini, saat Nero berada di udara, Ia kembali menarik busurnya dengan anak panah yang baru.
'Sreeett!'
Brandy dan juga pengguna perisai yang masih terkejut dengan kejadian itu tak sempat untuk bereaksi. Tapi kini, Nero yang berada di atas tubuh mereka, dan membelakangi mereka berdua....
Memperoleh sebuah target empuk yang sama sekali tak memiliki pertahanan.
Target itu tak lain adalah punggung mereka.
"Kena kau." Ucap Nero sambil melepaskan anak panahnya.
'Syuuutt!'
'Jleebbb!'
Anak panah itu menancap tepat ke arah punggung sang pengguna perisai. Membuatnya menerima damage yang cukup signifikan, tapi tak cukup untuk membunuhnya.
'Sreeett!'
Nero yang kini telah kembali jatuh ke tanah segera berlari. Tepat ke arah mereka berdua sekali lagi.
"Kali ini takkan kubiarkan ka...."
'Srruuttt!'
Nero menurunkan posisinya sendiri hingga hampir sejajar dengan tanah.
Ia juga telah melempar busurnya sedari tadi, dan kini memegang dua buah pisaunya dengan erat.
'Sraaasshh!'
Dengan gerakannya yang cepat itu, Nero berhasil menerobos dan melewati kaki mereka berdua. Tentunya sambil memberikan tebasan ke arah pergelangan kaki mereka.
'Bruukk!'
Brandy yang menerima luka cukup fatal di bagian pergelangan kakinya kini tersungkur ke tanah. Tak mampu untuk berdiri.
Di sisi lain, Nero nampak sedikit mengambil jarak aman untuk meneguk ramuan dengan warna kuning itu sekali lagi. Sebuah ramuan yang diperolehnya setelah membunuh 3 pemanah sebelumnya.
Dalam hatinya....
'Sialan.... Gerakan ceroboh seperti itu benar-benar menguras stamina. Mungkin aku akan menambahkan setidaknya 10 poin untuk stamina setelah aku naik ke level 3.'
Tetap dengan memasang wajah percaya diri, Nero kembali mempersiapkan dirinya untuk mengakhiri pertarungan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
John Singgih
dengan brutal ia membantai lawan-lawannya yang telah membunuh rekan-rekannya
2022-12-25
0
zuyoka
ternyata oh ternyata.....jeng jeng jeng.... gotcha
2022-06-08
1
Kerta Wijaya
🤟
2022-05-09
1