...- Dungeon Goblin -...
Di dalam sebuah goa yang cukup gelap ini, keempat orang itu pun masuk dengan sikap yang tenang. Bahkan bisa dibilang cukup bersemangat.
Dalam deskripsinya....
...[Goblin's Den]...
...[F-Rank Dungeon]...
...Sebuah Dungeon yang menjadi tempat tinggal bagi Goblin. Memiliki harta yang tak terlalu banyak, tapi cukup banyak monster untuk diburu. Direkomendasikan 4 orang pemain dengan level 3 atau lebih tinggi....
Seharusnya dari informasi itu sendiri, kelompok yang Nero ikuti masih kurang memadai. Tapi bagaimana lagi? Lagipula memang itulah tujuannya.
'Tap! Tap! Tap!'
Nero berjalan di dalam kegelapan ini sambil membawa sebuah obor. Begitu juga salah satu dari ketiga rekannya.
"Aaah, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Brond, pengguna pedang besar. Rekanku di belakang ini bernama Wale, Ia menggunakan pedang satu tangan. Dan satu lagi adalah penyihir bernama Wzard." Jelas Pria berambut pirang itu.
"Begitu kah? Aku Nero." Balas Nero singkat. Di dalam kepalanya....
'Yang benar saja. Berkenalan ketika berada di dalam Dungeon? Bahkan dengan suara sekeras itu? Hah....'
Ketakutannya itu pun terbukti nyata.
Sesaat setelah perkataan Brond yang cukup keras, Nero mendengar suara langkah kaki dari beberapa monster di depannya.
Sosok manusia kerdil dengan kulit berwarna hijau itu terlihat berlari ke arah mereka.
Perlengkapan mereka nampak cukup usang. Meski begitu, mereka memiliki perlengkapan yang bisa dikatakan cukup memadai. Yaitu sebuah pedang pendek dan perisai kecil.
"Skaaaaa!!!" Teriak Goblin itu sambil berlari ke arah kelompok Nero.
Nero pun dengan cepat melempar obornya ke tanah dan menarik dua buah pisaunya.
Sedangkan Brond....
'Klaangg! Kretaangg!'
"Eehh?! Kenapa?!" Teriak Brond kebingungan setelah mengetahui pedangnya terus menatap langit-langit atau dinding dari goa ini.
Wajar saja karena pedangnya memang terlalu besar. Tapi Nero tak peduli, Ia pun dengan cepat berlari untuk menjemput EXP gratis di hadapannya.
'Sreettt! Zraaasshh!!'
Gerakannya cukup cepat dan efisien. Bahkan dengan penerangan minimum, Ia masih bisa mengetahui lokasi mereka secara akurat. Dan akhirnya, dua buah pisau di kedua lengannya itu berhasil memotong cukup dalam pada leher duaa Goblin itu.
Darah bercucuran, tubuh tergeletak. Bahkan bau tak sedap pun mulai tercium dari darah dan tubuh Goblin yang kotor itu.
Tapi masih belum berakhir, Nero masih memiliki 1 ekor mangsa lagi. Dan dengan cepat, Nero segera memutar dan merendahkan tubuhnya. Menusukkan dua buah pisaunya itu tepat di punggung Goblin itu.
"Kraaa...."
...[Anda telah mengenai titik Vital!...
...[Anda telah memberikan Critical Hit!]...
...[Anda telah memberikan 87 damage!]...
...[Anda telah memperoleh 34 Experience Point!]...
"34 Exp untuk satu ekor Goblin ya? Terlalu sedikit, tapi wajar saja karena mereka begitu lemah." Pikir Nero dalam hatinya.
Sedangkan ketiga anggota kelompoknya itu hanya bisa terbelalak menyaksikan aksi dari Nero.
"Gi-gila.... Bagaimana kau bisa melakukan gerakan itu?!"
"Kau sangat keren, Nero!"
"Syukurlah kami mengajakmu ke dalam Dungeon ini!"
Mereka bertiga nampak berteriak kegirangan setelah melihat kekuatan Nero itu. Tapi sayangnya, mendengar semua itu, Nero hanya bisa tersenyum tipis sambil menanti apa yang akan terjadi berikutnya.
"Ayo, kita akan melanjutkannya." Ucap Nero yang mengambil kembali obornya yang dibuang ke tanah itu.
Pada akhirnya, kelompok itu pun terus berjalan menyusuri goa yang cukup besar ini. Memasuki satu persatu lorong yang ada untuk mencari lokasi Boss dari Dungeon ini.
Sebagian besar musuh memang dihabisi oleh Nero karena Ia ingin memperoleh bagian Exp terbanyak. Sedangkan rekannya yang ikut hanya bisa menonton sambil membantu Nero dalam situasi darurat.
Jika tanpa adanya bantuan peta digital di jendela menu setiap pemain, kemungkinan mereka sudah akan tersesat saat ini.
Tapi untung saja ini adalah sebuah dunia permainan. Dimana setiap langkah kaki yang mereka tempuh, membuka bagian baru dalam peta yang berwarna biru indah itu.
Setelah beberapa saat terus menjelajahi Dungeon ini, dan memburu puluhan Goblin yang muncul selama perjalanan mereka, akhirnya mereka tiba.
Di hadapan sebuah gerbang goa yang cukup besar. Dengan dua buah obor yang meneranginya. Termasuk juga dua buah tombak yang terdapat tengkorak di bagian ujungnya.
"Tak salah lagi, kurasa ini adalah tempat bosnya." Ucap Nero.
"Kau benar...."
Ketiga pemain itu pun nampak gugup. Brond di satu sisi nampak memegang pedang besarnya dengan erat. Meskipun tak bisa mengayunkan pedangnya di goa sempit ini, Brond masih bisa memberikan serangan tusukan.
Sedangkan Wale nampak bersiaga di bagian depan dengan perisainya yang telah siap untuk menahan banyak serangan. Di sisi lain, Wzard nampak mengangkat tongkat sihirnya.
Setelah semuanya siap, mereka berempat pun masuk.
Apa yang menanti mereka di dalam, adalah Boss dari Dungeon ini sendiri.
"Kukuku.... Manusia rendahan seperti kalian berani melawanku?! Akan ku perlihatkan pada kalian, sebuah keputusasaan!" Teriak seekor Goblin yang seakan duduk di kursi yang terbuat dari banyak tengkorak itu.
Ia nampak mengenakan perlengkapan yang berbeda dari 10 ekor Goblin yang menjaganya. Dengan sebuah helm berupa tengkorak hewan buas, dan sebuah tongkat kayu dengan banyak tengkorak yang menggantung di atasnya.
Tak berselang lama....
'Braakkk!'
Pintu masuk barusan pun segera tertutup. Menandakan bahwa mereka tak bisa kabur dari tempat ini.
'Benar-benar ciri khas sebuah RPG ya?' Pikir Nero dalam hatinya.
Tapi Ia tahu, bahwa situasi kali ini sedikit gawat. Dengan adanya 10 ekor Goblin ini, Ia tak tahu apakah bisa membunuh mereka dengan mudah. Terlebih lagi....
Boss dari Goblin itu nampak mulai mengayunkan tongkatnya dengan aneh sambil mengucapkan mantra yang tak bisa dipahami.
Sesaat setelah itu, Ia pun mengarahkan tongkatnya ke arah kelompok Nero. Dan mungkin.... Ini adalah pertama kalinya Nero melihat sebuah sihir penyerangan di dunia permainan ini.
'Swuuusshhh!'
Sebuah bola api nampak melesat ke arahnya dengan cepat. Nero segera melompat ke arah samping untuk menghindarinya.
Sedangkan ketiga rekannya nampak tidak mampu bereaksi dengan cepat, sehingga harus menelan sihir api itu mentah-mentah.
"Wzard! Kau juga penyihir kan? Lakukan sesuatu!" Teriak Brond sambil memandangi sosok rekannya itu.
"Ta-tapi.... Aku hanya bisa menembakkan panah api kecil...."
"Sudah lakukan saja!"
Wzard pun mulai mengayunkan tongkatnya sambil mengucapkan mantra, atau lebih tepatnya nama dari skill itu. Sesaat setelah itu, sebuah lingkaran sihir mulai muncul di atas tongkatnya dan menembakkan sebuah panah sihir.
Akan tetapi....
'Swuusshh!'
Panah sihir itu nampak meleset cukup jauh. Membuat boss para Goblin itu tertawa terbahak-bahak setelah melihatnya.
"Kakakaka! Lemah sekali, manusia!"
Di dalam situasi yang cukup kacau itu, seekor Goblin nampak berusaha mengayunkan pedangnya ke arah Wzard.
Nero yang melihatnya dengan cepat segera berlari ke arah Wzard dan menghentikan serangan dari Goblin itu.
'Klaaangg!'
Suara tubrukan antara dua pisau milik Nero dan pedang pendek Goblin itu pun menggema cukup keras di dalam goa ini.
Dengan tatapan yang dipenuhi hawa membunuh, Nero pun dengan segera memutar tubuhnya untuk menebas Goblin itu sekuat tenaga.
'Zraasshh! Zraaasshh!'
Dengan dua tebasan itu, Goblin yang dihadapinya segera mati.
Sedangkan Wzard yang melihatnya baru saja diselamatkan oleh Nero nampak begitu bahagia.
"Te-terimakasih, Nero." Ucap Wzard sambil tersenyum.
Tapi dalam pikiran Nero....
'Aku takkan membiarkan kalian membunuh mangsaku. Bagaimanapun, Exp yang diperoleh dengan membunuh pemain jauh lebih banyak daripada membunuh kalian!' Teriak Nero dalam hatinya sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
John Singgih
tujuan sebenarnya Nero
2022-12-25
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-05-10
5
belzebub
mwehehehe akan jadi apa nantinya si Nero, apakah ia akan diburu 1 dunia nantinya karna keseringan PK.
oh ya thor, 'game' satunya kapan up dah nungguin nih
2022-05-09
10