'Bay..Bay..' ibu mertua berlari mengikuti kami.
'Apaan, sich ibu. Kayak tidak bisa hidup tanpa mereka saja' celoteh Ana adik iparku.
Tapi seketika itu juga, taksi online yang ditumpangi Bayu dan Kiana berlalu dihadapan ibu mertua.
*******
Hari ini selain ada catering harian nasi kotak, juga ada orderan nasi tumpeng dan nasi kotak ulang tahun salah satu adik dari teman kantor lama Mas Bayu.
Dari pagi, kita yakni aku, Mas Bayu, bapak dan ibu sudah sibuk mempersiapkan kebutuhan catering harian dan ulang tahun. Sedangkan Yuni, adikku sedang asyik bermain dengan Soni anakku
Jadi rencananya hari ini, aku dan Mas Bayu yang mengantar orderan catering harian setelah itu langsung mengantar tumpeng dan orderan ulang tahunnya.
Untuk makan siang aku dan Mas Bayu, makanannya kita bungkus dari rumah biar menghemat waktu pikirku dan sekalian antar catering dan tumpeng ulang tahunnya karena selain jaraknya yng lebih dekat dengan kantor lamanya Mas Bayu, juga waktunya mepet dengan jam catering harian.
Antisipasi juga takut dijalan macet dan kita pastinya tidak mau mengecewakan customer kita karena catering dan tumpeng ulang tahunnya datang telat.
Nanti dalam perjalan setelah mengantar catering harian di kantor lamanya Mas Bayu, aku dan Mas Bayu bisa makan dahulu sebelum kita mengantar catering dan tumpeng ulang tahun adik teman kantor lamanya Mas Bayu, pikirku.
Seperti biasa, jam setengah sebelas kurang sedikit aku dan Mas Bayu sudah jalan untuk mengantarkan nasi kotak di kantor lamanya Mas Bayu.
Sesampainya didepan kantor lama Mas Bayu, tanpa sengaja kita berpapasan dengan Mas Budi dan teman-temannya.
'Mas Budi' sapa Mas Bayu ke kakaknya.
Seketika itu juga, Mas Budi yang lagi asyik ketawa dengan temannya tiba-tiba terpana melihat kita.
'Kenal, bud. Sama yang tadi sapa kamu' tanya salah satu temannya.
'Iya, tidak laah' jawab Mas Budi dengan santainya.
Deg..
Muka Mas Bayu langsung berubah, tadinya mukanya senang ketemu kakaknya sekarang malah menjadi murung dan sedih.
'Tapi kok dia tau nama kamu, Bud' tanya teman Mas Budi yang lainnya.
'Oohh,, itu biasa gara-gara ini' Mas Budi sambil mengeluarkam uang dua ribu rupiah dari saku Mas Budi.
Kemudian Mas Budi melangkah mendekati kami dan menyodorkan uang dua ribu rupiah itu.
'Ini.. Mas' kata Mas Budi ke Mas Bayu.
Seketika itu juga, Mas Bayu langsung melemparkan uang didepan Mas Budi.
'Mas, klo kamu tidak mengakui aku sebagai adikmu. Yasudah, aku juga tidak perlu pengakuan darimu' kata Mas Bayu ke Mas Budi.
'Hah, dia adik kamu Bud' jawab salah satu temannya.
'Beneran, Bud. Itu adik kandungmu' tanya yang lain
'Parah lu Bud, adik sendiri tidak diakui' timpa temannya yang lain.
'Jangan ngaku-ngaku yah Mas, adik saya. Mana mungkin saya punya adik cacat kayak Mas' jawab Mas Budi.
'Maaf, ya Mas. Kamu kira aku dan suamiku, mau mengakui kamu kakak kami. Lagian kami juga malu mengakui Mas kakak kami, karena Mas cacat akhlaknya' jawabku dengan emosinya.
'Apa kamu bilang' Mas Budi langsung mengangkat tangannya ingin menamparku dan seketika itu juga Mas Bayu datang menghadang Mas Budi.
'Jangan sentuh, istriku' sambil menangkis tangan Mas Budi yang hampir mendarat di pipiku.
'Mas, jika kamu tidak mau mengakui aku sebagai adikmu tidak masalah. Tapi apa kamu tidak malu di depan umum memukul wanita. Dan satu hal lagi, kami bukan pengemis. Jika tadi aku memanggil namamu mungkin itu hanya kebetulan saja' jawab Mas Bayu dengan amarah.
'Sekali pengemis yah tetap pengemis' ujar Mas Budi
'Apa masalahmu dengan kami, sampai kami dibilang pengemis' kataku kepada Mas Budi
'Mungkin dia bangga, jika disebut dermawan makanya senang jika kita terima sedekah darinya' jawab Mas Bayu suamiku.
'Oiya, kalian bisa liat uangku banyak' sambil kubuka dompetku. Berhubung isi dompetku lagi banyak karena sore ini rencana mau bayar pedagang buah dan sayur di pasar.
'Mana mungkin pengemis, punya uang sebanyak ini' jawabku.
'Makanya uang dua ribumu itu tidak berarti bagi kami. Makanya jangan seenaknya bilang kami pengemis' ujar Mas Bayu suamiku.
Seketika itu juga, Pak Gio teman dekatnya bapak mertuaku menghampiri kami dan menegur Mas Budi.
'Budi, begitu perlakuanmu kepada adikmu. Apa kamu tidak malu dilihat orang banyak. Pasti alamarhum Bapakmu sedih jika melihat pertengkaraan kalian sekarang ini. Kamu keterlaluan, adik kandungmu kamu bilang pengemis' jawab Pak Gio ke Mas Budi.
Aku dari tadi melihat dari jauh perlakuanmu ke adikmu dan tolong jika kamu mau buat keributan jangan didepan kantorku. Buat malu saja jawab Pak Gio.
Muka Mas Budi langsung memerah menahan malu karena teman-temannya semakin mengejek dan mencemooh dia.
'Parah, lu Bud. Adik kandung sudah tidak diakui, dibilang pengemis lagi' ujar temannya Mas Budi.
'Makanya jangan sok-sokan gaya dermawan sampai adik sendiri tidak diakui' timpa temannya Mas Budi yang satu lagi.
'Maaf, yah Mba Mas. Kami kira tadi ucapan Budi benar' jawab teman Mas Budi yang lainnya.
Ketiga temannya berlalu dari hadapan kami, sementara Mas Budi masih terpaku melihat kami pastinya dia malu karena tingkahnya barusan.
'Ayuks, Bayu Kiana. Kita masuk dulu' panggil Pak Gio sambil menggangap Mas Budi tidak ada.
'Baik, pak' sambil kita mengangkat catering harian dibantu beberapa staff Pak Gio lainnya.
'Aku diceritain sama karyawan yang langganan catering kalian, mereka bilang catering kalian enak sekali looh' jawab Pak Gio.
'Alhamdullilah, Pak. Senang sekali jika langganan kami suka dengan cita rasa catering kami' jawab Mas Bayu kepada Pak Gio.
'Oiya, minggu depan ada acara kantor. Aku sudah ngomong ke pihak HRD untuk memesan nasi kotak ke kalian berhubung karyawan disini suka sekali dengan catering kalian. Nanti setelah mengantar nasi kotak catering hari ini, kamu bisa langsung ke Nina staff HRD tanyain berapa banyak nasi kotak yang dibutuhkan' jawab Pak Gio ke Mas Bayu.
'Baik, pak. Nanti setelah selesai membagikan nasi kotak catering hari ini, saya langsung menemui Nina' ujar suamiku.
Tak lama kemudian, lift tujuan lantai Pak Gio terbuka dan Pak Gio berlalu dari hadapan kami.
Sambil menunggu lift tujuan lantai kita, Mas Bayu sibuk sms Nina HRD staff yang Pak Gio sebutkan tadi.
Kita janjian sekitar jam setengah dua belas di kantin karena kita tidak punya banyak waktu berhubung harus mengantarkan tumpeng dan catering ulang tahun salah satu teman lama Mas Bayu.
Sesampainya kita depan kantor lamanya Mas Bayu, kita bergegas membagikan nasi kotak cateringnya berdasarkan divisi di kantor lamanya Mas Bayu. Di semua nasi kotak sudah tertulis nama pemilik nasi kotak catering kita.
Jadi kita hanya meninggalkan kardus ke penanggung jawab masing-masing divisi di kantor lamanya Mas Bayu. Ada sekitar empat kardus untuk masing-masing divisi finance, divisi human resource, divisi operasional dan divisi marketing.
Nanti ketika makan siang, biasanya pelanggan yang sudah order langsung mengambil nasi kotak catering kita ke penanggung jawab masing-masing divisi berdasarkan nama di masing-masing nasi kotaknya.
Selesai itu, aku dan Mas Bayu bergegas ke kantin sambil menunggu Nina penanggung jawab untuk acara kantor yang ditunjuk Pak Gio tadi, aku dan Mas Bayu makan siang dengan makanan yang sudah kita bungkus dari kontrakan tadi.
Sama seperti menu catering harian hari ini, untuk makan siang kita ada ayam bumbu, tahu, tempe dan sayur asem tidak lupa sambel terasi. Aku dan Mas Bayu makan dengan lahapnya karena jam sudah menunjukkan hampir jam setengah dua belas.
Setelah kita makan, selang lima menit Nina datang menghampiri kami.
'Hai, Mas Bayu. Sudah lama menunggu' tanya Nina ke Mas Bayu.
'Hai, Nina. Tidak terlalu lama kok, Oiya kenalin ini istri saya Kiana' jawab Mas Bayu.
'Oh, Mba Kiana. Mba, udah dikenal looh di kantor ini pinter masak' jawab Nina kepadaku.
'Hai, Nina. Makasih atas pujiannya' jawabku dengan sopan.
'Oiya, Mas Bayu. Aku langsung aja yah, jadi besok tanggal lima belas bulan ini, rencana kantor kita akan ada acara sosial ke rumah anak yatim. Jadi kita perlu catering nasi kotaknya sekitar dua ratus lima puluh kotak. Seratus buat karyawan yang hadir dan seratus lima puluh buat anak yatim dan penanggung jawab acaranya' ujar Nina ke Mas Bayu.
'Alhamdulilah, Nina. Terus untuk jamnya catering harus siap di jam berapa ?' tanya Mas Bayu.
'Acara sekitar sore jam tigaan, tapi catering harus ada sekitar jam dua siang Mas. Antisipasi jika penanggung jawab acara mau makan dulu, sebelum acara dimulai' jawab Nina ke Mas Bayu.
'Baik, nanti kita akan siapkan cateringnya sesuai jadwal yang kamu kasih' jawab Mas Bayu.
'Udah dulu, ya Mas Bayu. Aku mau makan siang dulu karena masih banyak kerjaan diatas. Maklum hari ini gajian. Klo ada yang mau ditanyakan lagi bisa melalui whatapps yah' jawab Nina ke Mas Bayu.
Seketika itu juga, Nina berlalu dari hadapan kita. Dan kitapun bergegas berangkat mengantarkan orderan nasi tumpeng dan nasi kotak ulang tahun salah satu adik dari teman kantor lama Mas Bayu.
🚙🚙🚙🚙🚙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments