Caci Maki Keluarga Suami

'Dasar menantu tidak tahu terimakasih!' tukas ibu mertuaku dengan pedasnya

'Sadar diri dong dengan keadaan kalian, suamimu sudah nganggur dan kakinya cacat. Semua kebutuhan kalian, aku yang bayarin' timpal Mas Budi kakaknya Mas Bayu

'Ya, paling bisanya cuma ngemis dijalan aja nich mereka' kata Ana adik iparku lagi.

Ana ngomong seolah-olah dia udah bisa cari uang sendiri padahal biaya kuliahnya dulu ditanggung penuh oleh suamiku sebelum suamiku kecelakaan dan cacat kakinya.

'Kiana, sini' kata Mas Bayu dengan marahnya.

Anakku dalam gendonganku langsung menangis histeris melihat ekspresi amarahnya suamiku.

Dengan terbata-bata aku menjawab 'Ke-na-pa sich, Mas?'

'Beraninya kamu pinjam uang dan tidak beritahu aku. Kamu lihat kondisi kita sekarang kan ?' Mas Bayu ngomong dengan tegasnya. Aku tau suamiku merasa direndahkan oleh keluarganya.

'Sabar, Mas Bayu. Lagian aku cuma bertanya aja ke kalian karena Kiana pinjam uang ibuku berhubung ibuku sekarang lagi butuh uang karena bapak belum gajian' ujar Susi

'Biarin aja, Susi memang dia sok kaya dari dulu. Udah pendidikan rendah, kepedean lagi pinjam uang ke ibumu. Kerja saja tidak ada, mau bayar pake apa coba? 'tukas Mba Nur dengan ketusnya

'Kiana, kamu bisa ganti tidak uang Bu Laila, seenaknya pinjam' ibu mertuaku terbelalak sambil memukul pundakku. Sakit dan malu, tapi hatiku lebih sakit.

Dengan jujur aku bilang benar aku pinjam uang ke Bu Laila buat buka rekening Bank karena aku ada sampingan menulis online yang dibayar melalui transfer Bank.

Harusnya hari ini, aku bisa tarik uangnya karena kesibukan urus rumah dan Soni anakku lagi tidak enak badan makanya aku belum sempat ke Bank buat tarik uang hasil kerja menulis onlineku.

Bukannya bangga dengan kerja sampinganku, ibu dan iparku malah ketawa ketika aku jujur mengatakan aku ada kerja menulis online.

'Hahaha,, dasar menantu tukang mimpi. Katamu kerja menulis online, bisa apa dengan pendidikan rendahmu itu. Sekali lagi aku ingatkan yah aku tidak bakal bayar utangmu sepeserpun' ucap mertuaku dengan ketusnya

Caci maki mereka aku terima dengan diam seribu bahasa.

'Apakah mereka nanti akan tetap meremehkan aku yang hanya tamat SMA ini jika nantinya aku punya banyak uang ?' batinku.

Biarkan saja mereka tertawa menghinaku sekarang. Biar mereka puas dulu dan nanti akan kutampar mereka dengan uang yang banyak berhubung uang hasil menulisku akan cair kisaran dua puluh jutaan, batinku

Ketika itu juga, Bu Laila yang kebetulan mau belanja ke warung ibu mertua buat utang berhubung suaminya belum gajian mendengar suara terikan kita.

Bu Laila langsung menghampiri kami dan berkata ke anaknya 'Susi, ngapain kamu disini ?'

'Susi lagi nangih utang ibu ke Kiana, bu. Paling dia juga tidak bisa bayar nantinya. Ibu kan lagi butuh uang juga, bapak belum gajian. Uang sakuku lagi habis juga. Masa Kiana tidak punya malu belum ganti uang ibu' ujar Susi dengan menunjuk-nunjuk aku.

'Susi, udah berapa kali ibu bilang. Ini bukan urusanmu kenapa kamu kesini. Ibu percaya Kiana nanti klo udah ada uang pasti kembalikan uang ibu' ujar Bu Laila kepada anaknya.

Dengan tertunduk malu Susi minta maaf ke kita semua. Begitu juga aku juga meminta maaf ke Bu Laila karena belum mengembalikan uangnya dan aku berjanji ke Bu Laila, secepatnya aku kembalikan uang Bu Laila, paling telat 2 hari lagi mengingat suami Bu Laila juga belum gajian dan Bu Laila juga tidak punya uang saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!