Sebelum bersiap-siap ke rumah Ibu Laila, aku menusun rencana dulu supaya ibu mertuaku tidak curiga. Takutnya karena ini, nanti dia tambah sewot dan ujung-ujungnya pasti aku dimarahin lagi.
'Bu, aku mau keluar dulu yah belanja kebutuhan sayur buat nanti malam karena kulkas kita kosong bu' kataku kepada ibu mertuaku sambil menggendong anakku.
Kebetulan dekat rumah Ibu Laila ada tukang sayur langganan keluarga suamiku dan kebetulan juga warung ibu mertuaku belum sempat setok sayur karena Mas Budi belum gajian jadi yang dijual seadanya dulu sampai menunggu kakak iparku gajian.
Maklum sejak suamiku nganggur dan kakinya cacat, Mas Budi yang menanggung biaya dapur, listrik dan juga warung walau kadang mulutnya tidak jauh beda dengan ibu mertua dan Ana adik iparku. Fiuhh, sekeluarga sama aja bermulut pedas.
'Jangan lama-lama yah Kiana, rumah masih belum bersih dan cucian numpuk. Besok Ana juga mau ke kampus dan ada acara jadi kamu harus pulang cepat dan bersih-bersih semua kamar supaya Ana bisa tidur nyenyak hari ini. Oiya, untuk belanja sayur pakai uangmu dulu yah kemaren yang ibu kasih seratus ribu' jawab ibu mertuaku kepadaku dengan santainya.
Seperti biasa yang dipikirkan hanya anak kesayangannya saja sementara aku hanya jadi babu saja dan soal uang benar-benar perhitungan.
Aku hanya mengangguk dan berpamitan pada ibu mertuaku.
Sesampainya aku di rumah Bu Laila, aku menceritakan sejujurnya kepada Bu Laila bahwa aku lagi butuh uang untuk membuka rekening untuk kebutuhan menulis onlineku. Bu Laila mengerti dan tanpa banyak ngomong langsung meminjamkan uangnya kepadaku.
'Bu Laila, nanti jika upah menulisku sudah cair. Aku langsung ganti yah bu. Makasih, bu Laila sudah percaya sama aku' jawabku pada Bu Laila
'Jangan sungkan, Kiana. Selagi bisa membantu kenapa tidak dibantu. Apalagi suamimu banyak banget membantu aku selama ini' kata Bu Laila
Bu Laila memang orangnya terkenal baik banget. Dulu suamiku sebelum kakinya cacat sempat memberi pinjaman ke Ibu Laila karena waktu itu suami Bu Laila lagi nganggur.
Bu Laila memang orang yang selalu aku andalkan ketika aku lagi ada masalah dan pengen bercerita, hanya dia yang mau mendengarkanku tanpa melihat pendidikanku yang rendah ini.
Seandainya, ibu mertuaku seperti ini pastilah aku sayang banget sama dia. Tapi apa mau dikata sikap ibu mertuaku jauh banget dengan Bu Laila yang baik hati.
********
Karena kesibukanku di rumah belum lagi berapa hari ini Soni anakku lagi tidak enak badan, aku lupa cek saldo rekening Bankku.
Tiba-tiba ibu mertuaku teriak memanggil namaku dengan kerasnya.
'Kiana..Kiana..'
'Astaghfirullahaladzim, kenapa lagi ini' aku berucap saat ibu mertuaku memanggil namaku
Bukan hanya ibu mertuaku yang teriak memanggilku suamiku Mas Bayu juga ikutan teriak dengan nada kesal. Apa aku ada melakukan kesalahan lagi yah pikirku.
' Ya, Mas' jawabku sambil berhenti mencuci piring
'Ayo, cepat kesini' kelihatan raut muka ibu mertuaku ingin memarahiku.
Jantungku berdetak kencang karena ibu mertua dan suamiku berteriak sambil menahan amarah.
'Ya, bu' kataku kepada mereka. Didepanku sudah ada ibu mertua, suamiku Mas Bayu, Mas Budi kakak iparku, Mba Nur istrinya Mas Budi dan Ana adik iparku. Loh kok ada Susi juga, anak ibu Laila. Waduh, jangan..jangan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments