Malam ini aku menjalani tirakat yang ke enam , kali ini aku berjalan sendiri ke lokasi dengan perbekalan lengkap. Dan sesampai nya di sana ku lihat abah sudah tiba, Aku pun segera memberi salam.
" Assalamualaiikum bah " ucap ku sambil menyalami abah
"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh" ucap abah
Tanpa di suruh lagi , aku segera menaruh barang-barang ku di gubuk, kemudian melepas kaos dan juga sandal ku. Lalu aku menuju ke sungai untuk berlatih jurus selanjutnya sambil merendam diri berdua abah.
Jurus yang di berikan oleh abah kali ini berupa gerakan - gerakan yang pelan namun bertenaga. Gerakan yang tidak boleh menyebabkan air sungai bergelombang besar, hanya boleh berbentuk riak - riak kecil. Ketika gerakan memutar tubuh pun tidak boleh sampai menimbulkan suara air yang berkecipakkan . Keringat dan air sungai jadi satu di tubuhku, akibat dari banyak nya tenaga dalam yang ku keluarkan.
Hari ini perpaduan semua gerakan, mulai dari dasar sampai ke jurus hari ini . Kali ini aku harus menahan serangan - serangan abah , energi benar - benar terkuras. Namun aku melihat abah yang masih stabil gerakan nya baik itu menyerang mau pun bertahan. Tidak terlihat kelelahan meski usia nya sudah menginjak kepala tujuh, membuat ku sedikit malu.
Tiba waktu menjelang magrib, aku dan abah segera mengakhiri sesi latihan kami. Kami segera keluar dari sungai , membersihkan diri dan mengganti pakaian kami yang basah. Kemudian kami masuk ke dalam gubuk untuk bersiap berbuka puasa. Seperti biasa, abah akan menemani ku hingga selesai sholat isya berjamaah.
Kini aku sendirian, abah sudah kembali ke rumah nya. Aku kembali mengambil posisi dan berkonsentrasi penuh, lalu membaca zikir ku. Tidak seperti malam sebelum nya , sekarang aku persiapkan batin ku untuk menghadapi gangguan - gangguan yang mungkin terjadi. Aku pun belum menceritakan gangguan yang ku alami malam kemarin kepada abah . Ada rasa takut menceritakan kejadian tersebut di tengah hutan seperti ini, ku pikir aku akan menceritakan nya saat nanti sudah kembali ke asrama saja.
Malam terus beranjak , berbagai suara binatang dan suara air sungai memecahkan kesunyian. Tiba - tiba aku merasakan bulu - bulu halus di tangan ku berdiri, dan aku merasakan kehadiran beberapa sosol mahkluk. Kali ini aku dapat melihat nya, melalui mata batin ku. Karena secara zahir , mata ku masih terpejam.
Salah satu sosok tersebut menjulang tinggi, berwarna hitam dengan tubuh di penuhi bulu. Mata nya menatapku tajam penuh emosi, taring nya panjang dan besar di kedua sisi bibirnya, terdapat dua buah tanduk di kepala nya. Kemudian di belakang nya terdapat mahkluk - mahkluk lainnya, yang tidak kalah seram bentuknya.
Aku masih diam memperhatikan , entah mahkluk apa ini .. tapi aku akan mencoba berkomunikasi.
"Siapa kamu .. Kenapa menganggu ku?" tanya ku, lebih tepat nya ruh ku yang berbicara
"Kau yang telah menganggu kami , dan membunuh anak buahku .. KAU PANTAS MATI " jawab nya dengan penuh amarah
Tanpa di perintah lagi, mahkluk - mahkluk yang berada di belakang sosok tersebut menyerang ku secara bersamaan. Aku melawan nya, satu persatu mahkluk tersebut terkena sabetan dari cahaya yang keluar dari tangan ku.
Mereka seperti tidak ada habis nya, meski pun satu persatu telah berhasil aku bunuh, yang lain berdatangan lagi. Mereka yang terkena sabetan cahaya ku berubah menjadi kepulan asap lalu menghilang.
Kalau begini terus tidak akan habis nya , bisa- bisa malah energi ku yang terkuras habis, batin ku. Aku pun memutar otak untuk segera menyudahi perang bersama anak buah nya , dan segera menyerang panglima nya. Ya , aku berpikir yang menyerang ku adalah anak - anak buah nya, sedangkan yang bicara dengan ku tadi pasti panglima nya. Ku lihat sosok yang ku anggap panglima nya berdiri dengan tatapan tajam nya.
"Ha... Haa..Haa.. Kau tidak akan bisa mengalahkan kami .. kau akan mati lemas menghadapi serangan anak - anak buah ku " ucap nya sambil tertawa terbahak -bahak
Aku tidak menghiraukan nya , aku pun menyerang mereka dan membuat mereka bergerak mundur mendekati sosok tersebut tanpa mereka sadari , sambil menggiring anak buah nya dengan cepat , kemudian ku hentakkan cahaya putih ke arah nya secara mendadak. Panglima tersebut terlihat kaget karena ia baru mwnyadari kalau jarak nya sangat dekat dengan ku mau pun anak-anak buahnya.
Aku berhasil mwmbuat nya semakin marah. Ia pun segera menyerangkku, kini aku melawan panglima dan juga anak buah nya.
Panglima tersebut melemparkan bola - bola api ke arah ku. Aku refleks menangkisnya , dan memagari diriku dengan perisai ku yang berwarna kebiruan. Lalu kedua tangan ku mengeluarkan cahaya putih , segera ku arahkan tangan ku dan ku hentakkan cahaya tersebut dengan tenaga dalam ke arah sosok tersebut. Semua anak buah nya mati terkena sapuan dari cahaya putih ku.
Lalu mereka semua menjerit bersamaan , menahan sakit.
"Aaaaaarrrggghhhh ..." seluruh anak buah nya berubah menjadi kepulan asap hitam dan menghilang. Bau daging gosong twrcium menyengat.
Kini tinggal aku berhadapan dengan panglima nya, berdua.
Panglima tersebut menghilang menghindari serangan ku , aku tetap waspada. Aku segera memutar tubuh ku mencari keberadaan nya, tiba - tiba aku merasakan sosok itu berada di balik pohon yang ada di belakang ku. Segera ku kirim kan kembali serangan ku, dan membuat nya keluar. Sekarang kami sudah berhadap-hadapan saling menyerang.
Mahkluk itu mengeluarkan senjata nya, berupa cambuk yang panjang berwarna hitam. Ketika cambuk tersebut di arahkan kepada ku, segera ku lapisi tangan ku dengan cahaya putih terang, lalu ku tarik cambuk itu dengan kekuatan penuh tenaga dalam ku.
Ku lihat mahkluk tersebut kaget karena aku berhasil menarik cambuk nya , ia pun semakin marah karena senjata nya terlepas dan kini berada di tangan ku. Ku sabet kan cambuk itu ke segala arah, keluar percikkan api ketika cambuk tersebut menyentuh tanah atau pun pepohonan. Aku masih ingin bermain - main dengan senjata mahkluk ini, oleh sebab itu aku belum mengarahkan ke tubuh nya. Aku juga ingin mengetahui ilmu dan kekuatan nya sampai sebesar apa. Ia menyerang ku dengan membabi buta , aku masih berusaha mengimbangi nya.
Setelah aku dapat mengukur kekuatan nya, aku pun segera membaca beberapa ayat yang kututup dengan amalan zikir ku lalu ku pukul kan tangan ku ke tanah. Seketika tanah yang berada di bawah mahkluk itu mengeluarkan asap putih , dan juga mengeluarkan bunyi ledakkan yang sangat keras . Membuat mahkluk tersebut terhempas dengan kencang. Segera ku cambukkan tanah yang berada di dekat nya , terdengar bunyi menggelegar di sertai percikan api . Saat aku ingin mencambuk nya , tiba - tiba mahkluk tersebut bangun dengan tertatih dan langsung sujud di hadapan ku.
"Maafkan aku , tolong jangan bunuh aku , tuan "ucap nya dengan mengiba
"Aku bukan tuan mu , aku tidak pernah mau bersekutu dengan iblis mah pun sebangsanya.
Siapa kau ??" tanya ku .
################################
Haaii para readers terzeyeeng .. ini novel pertamaku , mohon maap jika banyak typo dan alurnya masih berantakan 🙏🙏😬
Di tunggu selalu kehadiran jejak - jejak kalian ya🤩 .. LIKE 👍 ,,, KOMEN 💕 ,,, VOTE ⚘ Terimakasiih 🙏🙏🤗
Selamat merayakan Idul Fitri 1443 H, minal aidzin wal faidzin .. Mohon maaf lahir batin 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Icaa
👍😇
2022-08-22
1
🕊️⃟🍁❥•
Sedang meninggalkan jejak, 😁🤣
2022-08-16
1
RizkyRich
kerennnn👍👍
2022-06-28
2