Hari pertama puasa dapat aku lewati, pelajaran di sekolah pun tetap dapat aku pahami. Tiba waktu nya aku mengamalkan zikir, aku di minta untuk tidak meninggalkan maajid yang terdapat di asramaku, oleh abah. Dan membaca zikir tersebut sampai menjelang subuh.
Kang Iwan sudah memberitahu kepada teman - teman satu kamar ku agar tidak mengganggu aku dulu, karena aku sedang di beri tugas khusus oleh abah. Sehingga mereka nanti tidak mencari ku ketika aku belum kembali ke kamar asrama, dan meskipun saat ini mereka tidak tahu secara detail tugas yang aku jalankan , namun mereka cukup mengerti untuk tidak sering mengajak ku bicara ketika di kelas atau di asrama nanti nya.
Lampu masjid di matikan sebagian , tinggal lah aku sendirian sekarang. Dengan tasbih di tangan kanan ku , dan Al Quran kecil di saku baju koko ku , aku duduk dengan tenang dan khusyuk. Meskipun malam ini aku berzikir , namun sudah menjadi kebiasaan ku untuk selalu membawa Al Quran dan tasbih kemana pun , kecuali ke kamar mandi.
Aku duduk bersila di tengah ruangan dalam masjid , aku sengaja tidak mengambil posisi dekat tiang atau dinding. Khawatir aku bersandar tanpa sadar ketika lelah atau mengantuk , dan itu akan membuatku terlelap. Aku sudah membawa satu botol minuman yang ku ambil dari kendi, sesuai perintah abah. Aku hanya boleh meminum air dari kendi yang juga sudah di siapkan khusus untuk ku.
Dalam ruangan masjid yang remang dan sunyi , aku memulai dengan memusatkan hati dan pikiran ku , kemudian membawa ta'awudz , basmalah, lalu mengirim doa kepada para nabi dan walk sesuai arahan abah.
Setelah itu aku pun mulai berzikir. Untuk menghalau kesunyian, ku keraskan sedikit volume suara ku , hanya sebesar ketika sedang berbisik. Pelan , lembut dan penuh penghayatan aku terus membaca nya berulang - ulang.
Malam pertama tirakat aku jalani tanpa kendala berat selain rasa lelah dan ngantuk. Dilanjutkan sahur, dan puasa di siang hari nya. Amalan masih terus aku baca setiap saat, meski pun ketika sedang di dalam kelas. Malam kedua pun tiba , sama seperti malam kemarin. Aku sendirian di dalam masjid , terus berzikir hingga tiba waktu sahur.
Dan kini malam ketiga , ketika aku sedang khusyuk berzikir, tiba - tiba pandangan ku mendadak buram. Beberapa kali aku mengucek mata , namun tetap saja tidak berubah. Kemudian aku keluar untuk mengambil wudhu kembali. Aku berpikir mungkin dengan mengulang wudhu mata ku akan jernih kembali. Aahh segarnya setelah berwudhu ,batin ku.
Aku pun kembali masuk ke dalam masjid, saat itu aku melihat sesosok lelaki berbaju koko putih tangan panjang di padu dengan sarung polos berwarna putih , peci yang di kenakan pun berwarna putih bersih , serta sorban berwarna hijau yang di lilit di pundaknya. Sosok tersebut sedang duduk sendiri di tempat aku tadi duduk. Aku tidak dapat melihat wajahnya karena ia duduk membelakangi ku.
Dari pada menduga - duga lebih baik aku hampiri saja, pikir ku.
"Assalamualaikum kyai " sapa ku sambil duduk di sebelah nya dengan posisi agak ke belakang agar tidak mengejuykannya.
"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh " jawab nya .
Kemudian ia mengubah posisi duduknya menghadap ke arah ku. Aku terkejut, karena aku sama sekali tidak mengenali nya. Bukan ustad atau kyai yang biasa berinteraksi denganku di pesantren ini. Aku pun tersenyum, sambil memperhatikkan sosok tersebut. Wajah nya bersih dengan janggut panjang yang sudah memutih semua , sorot mata nya teduh namun tersirat ketegasan , pembawaan nya tenang dan bijak , kalau di lihat mungkin usia nya sekitar enam puluhan. Terlihat sangat sehat dan gagah di usia nya tersebut.
"Mohon maaf sebelum nya kyai , saya belum pernah lihat kyai di pesantren ini .. Saya Danu, kyai " ucapku memperkenalkan diri sambil ku raih tangan nya dan ku cium dengan hormat. Entah parfum apa yang di gunakan oleh kyai ini , ruangan masjid ini menjadi harum , seharum aroma tubu kyai tersebut.
" Aku memang bukan kyai di pesantren ini , namun aku mengenal abah guru mu ..Aku sudah merestui " ucap nya sambil tersenyum dan mengusap kepala ku. Aku pun tersenyum sambil menunduk ,tidak mengerti maksud dari kyai tersebut.
Tiba - tiba ada sekelebat angin seperti kipas angin yang sedang menyala , tidak terlalu kencang . Ketika aku mengangkat kepala ku untuk bertanya , sosok tersebut sudah tidak ada di hadapanku . Tanpa sadar aku celingukan mencari nya , ku sapu penjuru ruangan masjid dengan pandanganku , namun kosong. Tetapi harum nya masih tercium oleh ku. Ku putuskan untuk berkeliling masjid sambil terus melafadzkan kalimat zikir tanpa henti. Masa aku tidak melihat kyai tersebut pergi , batin ku sambil menggaruk kepala ku yang tidak gatal.
Akhir nya ku putuskan untuk kembali ke dalam masjid, mengambil posisi ku yang semula. Ku pejamkan mata , ku lafadzkan kembali kalimat zikir ku dengan suara seperti orang yang sedang berbisik.
Tiba waktu sahur , aku keluar masjid untuk makan. Kemudian bersiap untuk sholat subuh berjamaah. Setelah selesai sholat subuh dan membaca zikir pagi , aku membuka buku pelajaran,sambil tetap membaca amalan dalam hati.
Aku hanya ingin mengulang sebentar pelajaran ku , untuk tugas sekolah sudah aku selesaikan di siang hari sepulang sekolah. Sekitar pukul lima lewat tiga puluh menit aku mencoba memejamkan mata, untuk sekedar mengusir lelah dan rasa kantuk. Pukul enam lewat lima belas menit aku terbangun , segera ke kamar mandi untuk bersih - bersih dan bersiap ke sekolah.
Selepas sholat zuhur berjamaah , kang Iwan datang menghampiri ku.
" Assalamualaikum Dan "
"Waalaikumsalam , eehh kang Iwan.. Ada yang bisa Danu bantu, kang ?" tanya ku
"Itu Dan, kamu di panggil abah .. Di suruh ke rumah nya sekarang" ucap kang Iwan dengan suara yang di pelankan
"Ooh baik, aku kesana sekarang, kang .. Terimakasih ya , aku pamit kang, Assalamualaikum " ucap ku
"Iya Dan, Waalaikumsalam " jawa kang Iwan.
Aku segera menyelesaikan zikirku . Kebetulan hari ini sedang tidak ada tugas sekolah. Aku pun segera bergegas ke rumah abah.
Sesampai nya di rumah abah , " Assalamualaikum " sapa ku
" Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh " jawab suara dari dalam, yang aku yakini itu suara ummu Kusuma.
Abah dan ummu memang lebih sering memberi mau pun menjawab salam dengan lengkap. Karena memang jika mengucapkan salam dengan lengkap maka pahala nya pun lebih banyak, selain itu yang menerima salam berartk di doakan secara lengkap. Berbeda dengan ku yang hanya memberi atau pun menjawab salam dengan singkat karena ingin cepat.
" Oohh Danu, mari masuk .. Abah sudah menunggu di teras belakang. Masih puasa ya Dan ?" tanya ummu
" Baik um, saya langsung ke dalam ya .. Insyaa allah masih puasa,um "jawabku, sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada ku. Kemudian melangkah masuk , setelah ummu mengangguk sambil tersenyum.
Ku hampiri abah yang sedang berdiri menatap pepohonan yang tumbuh di belakang rumah nya dari kejauhan. Tubuh nya yang renta namun tetap gagah , rambut dan janggut nya sudah memutih semua, sorot mata nya tegas , tutur kata nya sopan dan lembut meski pun terhadap yang lebih muda seperti ku.
" Assalamualaikum bah " sapaku
"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh , kamu sudah datang Danu .. Mari duduk di sini " jawab abah, sambil meminta ku untuk duduk di sebelah nya. Aku pun menghampiri abah, kemudian menyalami nya. Lalu duduk di sebelah abah.
"Gimana puasa nya, masih kuat kan ?" tanya abah
"Insyaa allah masih, bah" jawab ku
"Abah dulu juga dulu se umuran mu sudah sering tirakat .. Kalau masih muda begini insya allah kuat meski pun kurang tidur dan kurang kenyang" ucap abah sambil terkekeh . Aku hanya mengangguk sambil nyengir.
"Apa ada yang mau kamu sampaikan ke abah, Danu ?" tanya abah
Seketika aku langsung mengangkat wajah ku sambil berpikir , menyampaikan apa ya .. bukan nya aku yang di panggil, pikirku. Ku lihat abah hanya tersenyum menunggu aku bicara.
Lalu terpikir oleh ku tentang sosok yang datang semalam ,aku segera memberi tahu abah.
"Begini bah ,,semalam ada sosok seperti kyai yang tiba - tiba datang setelah aku mengambil wudhu.. dan beliau bilang kalau sudah merestui. Dan aku bingung bah, merestui apa .. siapa yang di restui .. aku tidak tahu, bah " ucap ku
Abah mengangguk - angguk sambil tersenyum, ku lihat wajah nya sangat senang. Kemudian memberikan wejangan tentang apa yang harus aku persiapkan untuk melanjutkan tirakat di tempat berikutnya..
" Baiklah, malam ini tirakat yang ke empat tirakat di masjid .. Besok sore kita berlatih, lalu kamu akan tirakat di tempat lain selama tiga hari tiga malam. Dan selama tiga hari tersebut kamu akan pulang menjelang sahur. Dan kembali lagi ke tempat tersebut setelah sholat ashar. Kamu paham,Danu ?" tanya abah
"Iya paham,bah " jawab ku, meski pun aku bingung karena tidak mendapat jawaban atas pertanyaan ku tentang sosok misterius semalam.
" Sekarang kamu boleh kembali ke asrama dan melanjutkan kegiatan berikut nya " perintah abah
"Baik bah " Aku segera meraih tangan abah dan mencium nya, lalu mengucapkan salam. Setelah abah menjawab salam kh , aku segera meninggalkan rumah abah dan kembali ke asrama untuk bersiap berlatih memanah. Karena siang ini jadwal ku untuk berlatih bersama kang Abdul ,pelatih memanah kami.
Setelah sholat ashar berjamaah, giliran aku melanjutkan berlatih ilmu kanuragan berdua dengan kang Iwan di dekat air terjun sampai menjelang magrib. Kang Iwan berpesan agar saat aku berlatih bersama abah, aku harus lebih fokus lagi karena ilmu yang akan abah turunkan termasuk ilmu tingkat tinggi . Sebenar nya kang Iwan sudah pernah di ajari , entah bagaimana tidak bisa menyerap. Kata abah hanya orang pilihan yang dapat mengerap ilmu tersebut, dan kang Iwan berharap aku dapat menyerap dan menguasai nya. Aku hanya diam mendengarkan sambil berdoa semoga aku bisa menguasai ilmu tersebut sesuai arahan abah.
Kini tiba malam ke empat, aku tirakat kembali. Sendirian di dalam masjid sambil terus berzikir. Ku tutup mata ku sambil mengolah pernapasan ku , ku baca berulang - ulang kalimat zikir tersebut.
Menjelang sepertiga malam, aku mencium aroma harum. Namun kali ini aroma nya berbeda , sosok yang kemarin malam harum bunga , kali ini lebih ke aroma cendana. Aku masih menutup mata ku , meskipun penasaran dengan aroma tersebut.
Ku pegang erat tasbih ku sambil ku kencangkan sedikit volume suara ku saat berzikir. Aroma itu semakin kuat, di iringi dengan hembusan angin. Semua jendela dan pintu masjid tertutup , tidak mungkin ada angin sekencang ini, batin ku. Aku berusaha tetap tenang, meski pun deg deg an dan sedikit merinding.
Ku pusatkan pikiran ku dengan zikir. Setelah sekitar lima belas menit , aku merasa seperti ada orang di belakang ku.
Berharap yang datang sosok yang sama baik nya seperti yang kemarin malam , walau pun ada ragu .. karena yang kemarin aku tidak merasa merinding dan deg deg an.
Tanpa berhenti berzikir , ku buka mata ku perlahan , dengan jantung berdegup kencang , aku melirik ke belakang ku ...
Haaii para readers kecee, ini novel pertama ku 🤠.. Mohon maaf jika banyak typo dan alur nya masih berantakan 😬🙏
Yuukk saling dukung dengan meninggalkan jejak ya😍 : Like 👍.... Vote🌷....Komen💕 Terimakasiihh🤗🙏
Plagiat , huushh husshh huuushh .. menjauh lah 😁👻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kuncoro Adi Jatmiko
makin ciamik ni cerita.. o.iy ceritain juga dikit anak kandung abah dong thor.. jangan pernah putus ber imajinasi ya thor
2022-10-20
1
Icaa
nekt 😇
2022-08-21
1
nyeni nyeni
deg deg seerr euyy thor
2022-06-17
2