bab 18

Setelah selesai menjelaskan itu , mereka pindah ke ruang keluarga .

saat Naraya Melihat Alveandra yang tidur di gendongan Tari dia memanggi salah satu pelayannya " Ratih...!"

Pelayan yang bernama Ratih bergegas menghampiri Naraya " iya Tuan Besar ." Ratih membungkuk hormat.

" kamu ajak Nona Muda ke kamar yang sudah kalian siapkan !" Naraya berkata dengan tegas.

" baik Tuan besar. Mari Nona Muda " Ratih menunjukan jalan pada Tari.

Tari menatap suaminya , Naraya yang melihat itu tersenyum " mulai sekarang kalian akan tinggal di sini, kakek tidak mau terpisah dari kalian lagi !"

Rian mengangguk pada Tari, Tari pun menurut dan mengikuti Ratih menuju kamarnya.

sementara Rian dan Naraya masih di ruang keluarga , Naraya kemudian memberikan sesuatu pada Rian " itu adalah Cincin pernikahan orang Tua kamu yang dulu sempat di gadaikan, Kakek menebusnya untuk mengembalikan pada orang tua kamu, tapi sayang mereka sudah tidak ada , jadi cincin itu buat kalian ." Naraya menggenggamkan pada telapak tangan Rian.

" Rian... sebenarnya ibu kamu memberi nama kamu Narendra Aditya , itu kata - kata terakhir yang ibumu ucapkan. kata orang yang membantu melahirkan ibumu, kakek ingin kamu memakai nama itu mulai sekarang dan menghapus Rian !" Naraya berkata dengan tegas.

Rian mau menolak akan tetapi nama itu pemberian dari mendiang ibunya, jadi Rian memutuskan untuk mengganti namanya.

Tari dan Winda yang di ajak ke kamar oleh pelayan terkagum - kagum saat melihat kamar yang luasnya seperti Rumah mereka .

Winda langsung berlari ke kasur dan mendudukinya " empuk sekali Bu " Winda kemudian berbaring di kasur tersebut.

Pelayan kemudian tersenyum dab buka suara " Nona kecil, ini kamar Ayah dan ibu Nona kecil, sementara kamar Nona kecil ada di sebelah, mari saya antar ."

Winda bangun dari ranjang tersebut dengan bersemangat, sementara Ibunya Menaruh Alveandra yang sedang tertidur.

Tari menemani Alveandra yang sedang tertidur, tetapi dalam hati dia ingin mendengar pembicaraan Kakek Naraya dan Suaminya.

Tiba - tiba seorang pelayan muda memasuki kamar Tersebut " Nona Muda biar saya yang menjaga Tuan kecil, Nona muda di panggil Tuan Besar "

Tari kemudian meninggalkan Alveandra untuk dii jaga pelayan tersebut.

setelah sampai di ruang keluarga Tari duduk di samping Suaminya.

Saat Tari sudah duduk ,Naraya berbicara " Cucu menantuku, sekarang kalian akan tinggal di sini , Narendra juga sudah setuju tentang hal itu. dan terima kasih sudah menjaga Cucuku selama ini " Naraya berkata dengan tulus.

" Narendra ?" Tari menatap suaminya bingung.

" itu nama asli suami kamu , sekarang dia akan menggunakan nama tersebut " Naraya menjelaskan semua tentang kejadian orang Tua Narendra dulu, hingga dia berada di panti asuhan.

Tari menatap suaminya dengan sendu, dia sudah bisa membayangkan betapa sulitnya kehidupan keluarga suaminya.

Beberapa hari berlalu. Ayu kebingungan mencari Keberadaan keluarga Tari, dia bolak - balik kerumahnya ,tetapi mereka belum pulang - pulang.

" kalian kemana sih ! " Ayu menggerutu di dalam mobil.

Ayu benar - benar tidak tahu harus mencari kemana lagi, pasalnya Keluarga Narendra tiba - tiba menghilang bagaikan di telan Bumi.

...----------------...

di Vila Naraya..

Narendra sudah bisa berjalan meski masih tertatih - tatih, dia di papah Tari yang setia menemaninya.

Penampilan Tari sekarang sedikit berubah , dia terlihat lebih cantik karena akhir - akhir ini melakukan perawatan, anak - anaknya juga sudah ada yang mengurusnya masing - masing , jadi Tari sudah sedikit terlepas dari beban pikirannya.

" pelan - pelan pih .." Tari memapah suaminya dengan hati - hati.

Narendra tersenyum " makasih yah mih "

" makasih buat apa pih ?"

" Karena sudah sabar menemani papih sampai sekarang !" Narendra berkata dwngan sungguh - sungguh.

" kamu ini mulai deh .." Tari mencubit pinggang Narendra.

" awww...!" Mereka berdua kemudian tertawa bersama, terlihat seperti sudah tidak ada beban yang di pikul mereka.

hari demi hari di lewati pasangan yang dulu hanya sekedar mencari makan saja susah, sekarang mereka menikmati kehidupan yang layak, apapun yang mereka Mau semuanya ada.

Setelah Narendra sudah bisa berjalan lagi , Naraya menyuruhnya untuk bekerja di perusahaannya.

Naraya ingin menunjuk Narendra sebagai CEO tetapi Narendra menolak dengan alasan dia tidak tahu menahu soal urusan perusahaan.

Narendra ingin memulainya dari bawah , Naraya pun mengiyakan kemauan cucunya tersebut, Naraya kemudian menyuruh Narendra untuk memilih pekerjaan yang tepat untuk dirinya sendiri.

Setelah sekian lama tidak keluar rumah, Narendra mulai jenuh " Mih kita jalan - jalan yok ?" Ajak Narendra pada istrinya.

" tidak bisa pih, Alveandra hari ini rewel sekali, kasihan Luna kalau mamih tinggal, dia bakal kewalahan " Tari menolak ajakan suaminya.

Narendra mendesah " padahal papih jenuh banget di rumah huftt.." Narendra menyenderkan kepalanya di sofa.

" ajak Bandi saja pih , buat nemenin kamu keluar " Tari memberikan ide.

Narendra duduk tegap " kamu benar , papih pergi dulu " Narendra bangkit kemudian mencium kening istrinya.

Narendra kemudian mengajak Bandi ,ke kafe om Restu dia kangen dengan tempat itu ,jadi dia pergi ke sana.

Yang tidak di ketahui Narendra dia sedang di incar oleh orang suruhan Danil yang beberapa hari ini mencari dirinya.

Narendra memasuki kafe dengan Bandi, saat Narendra duduk Bandi berdiri di belakangnya , Narendra menghela napas " Bandi duduklah ."

Bandi menggeleng " saya tidak berani Tuan Muda "

Narendra mendesah kesal " aku sedang tidak ingin di kawal, aku ingin di temani jadi buang jauh - jauh ke formalan mu itu !"

" Tapi Tuan mu..."

Narendra langsung memeotong ucapan Bandi " Panggil aku Rendra , sekarang yang ku butuhkan teman bukan pengawal , duduklah !"

Bandi menurut, dia duduk dengan tegap, pasalnya Bandi sudah terbiasa dengan kepribadian seperti itu.

Narendra menggelengkan kepalanya, dia kemudian memesan kopi dan beberapa makanan untuk di nikmati.

saat mereka sedang menikmati makanan, terdengar suara gaduh di luar , pemimpin mereka memasuki kafe dan menggebrak meja Narendra.

" Braaakk!!" sontak saja makanan yang ada di meja ada yang jatuh ke lantai.

Narendra dan Bandi menatap Pria tersebut , Pria tersebut malah melotot " apa heh !!, masih punya nyali kamu datang ke tempat ini !"

Sebelumnya saat Narendra memasuki kafe, anak buah pria tersebut yang kebetulan ada di dekat kafe melihatnya, dia langsung memberi tahu bosnya kalau orang yang di carinya berada di kafe tersebut.

Saat Pria itu akan menarik Narendra , Bandi dengan sigap mencekal lengannya " Berani menyentuhnya ,maka akan ku potong tanganmu !"

" oh jadi ada pahlawan kesiangan di sini !" pria tersebut belum mengetahui jika orang yang mencekal lengannya seorang pengawal Pribadi keluarga Aditya.

Narendra teringat kejadian saat dia di pukuli, kemudian dia bicara " Bandi beri dia pelajaran, tapi jangan di dalam kafe !"

" Baik Tuan muda !" Bandi mengangguk.

Pria yang sok jagoan itu terkejut saat cekalan Bandi semakin kencang, dia berkeringat dingin saat Bandi menyeretnya keluar dari kafe, Sementara Narendra mengikuti mereka dari belakang.

Terpopuler

Comments

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Lanjut Thor 💪👍👍👍

2023-03-21

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Mustinya si Rendra belajar ilmu beladiri, di dunia kehidupan ketas ini mang sangatlah dibutuhkan kemampuan beladiri yang mumpuni....🤔🙄😡💪👍👍👍

2023-03-21

0

ketombee

ketombee

hajar, mau aq bantu bandi?

2022-05-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!