bab 7

Rian malam itu tidur di kamar Ayu ,tetapi di sofa, Rian bukan tipe pria yang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Rian terbangun dari tidurnya saat ada tangan yang membelai pipinya.

dia membuka matanya ,melihat wanita cantik yang tersenyum di hadapannya " mba Ayu.. :

Ayu tersenyum pada Rian " kenapa kamu tidur di sofa ?, aku tidak keberatan kamu tidur di ranjangku "

Rian menelan ludah, kemudian dia menggeleng - gelengkan kepalanya dan membatin " Tidak..tidak..tidak..,buang pikiran negatifmu Rian ! ,kamu sudah menikah !" dia merutuki dirinya sendiri.

Ayu sekarang sudah mandi dan merias diri seperti biasanya, walaupun masih sedikit terlihat lingkaran hitam di matanya, tetapi karena Ayu pandai merias diri ,dia terlihat begitu cantik.

kemudian Ayu bertanya pada Rian " kamu mau mandi dulu atau langsung turun makan ?"

" em.. langsung turun saja !" Rian buru - buru berdiri.

Ayu mengapit lengan Rian, Bau harum khas Wanita menyeruak ke dalam hidung Rian, Rian berusaha mati - matian menahan gejolak napsu yang terus - menerus berputar di otaknya.

Rian bergegas melangkah ke pintu dan membukanya, pasalnya dia takut tidak bisa menahan nafsunya jika terus - terusan di kamar.

mereka menuju meja makan, di sana sudah ada Restu dan istrinya, wajah Widia berseri - seri saat melihat anaknya sudah rapi seperti biasa.

" eh.. anak mamah sudah cantik, sini sayang makan dulu ..!" Widia menepuk - nepuk kursi di sebelahnya.

Ayu tersenyum ke ibunya " ih mamah... apa sih.. biasa aja deh "

Restu terlonjak kaget, anaknya yang selama satu minggu tidak menanggapi ucapan mereka , sekarang sudah kembali seperti biasanya.

mereka tersenyum bahagia, Restu kemudian menatap Rian " ayo makan dulu Rian."

Ayu menimpali " iyah Rian kita makan dulu "

Rian kemudian menatap Ayu " aku makannya gimana mba ?, kalau mba Ayu tidak mau melepaskan tanganku ?"

Ayu kemudian melepaskan tangan Rian, Rian menggelengkan kepalanya, Rian tidak tahu apa yang ada di pikiran Wanita itu, dia selalu menempel sejak tadi malam.

setelah selesai makan Rian berpamitan untuk pulang " Om ,Tante saya pulung dulu.. !"

Ayu langsung memegang tangan Rian " kamu tidak boleh pulang !" Ayu memegang tangan Rian dengan erat.

Rian menghela napas,dia mencoba melepaskan pelukan Ayu " Mba Ayu kan Tahu, aku sudah berkeluarga, itri dan anakku pasti resah menunggu aku pulang mba !"

Walaupun pikiran Ayu masih kacau, tetapi dia sedikit sadar, di kemudian melepaskan tangan Rian.

tiba - tiba air matanya menetes " kenapa aku telat mengenal kamu Rian.. Aku sangat mencintaimu ..!" Ayu berbicara dengan air mata membasahi pipinya.

Rian tersentuh, dia kemudian menghapus air mata Ayu " Tuhan memberikan kita rejeki ,jodoh dan kebahagiaan sudah di atur, aku yakin mba Ayu akan menemukan orang yang lebih baik dari aku.." Rian mencoba menghibur wanita di depannya.

Ayu menggeleng " aku hanya ingin bersama kamu Rian..!" dia berkata dengan tegas.

Rian akhirnya mengalah " begini aja mba Ayu.. aku pulang dulu, nanti sore aku ke sini lagi , kasihan anak istriku di rumah.., bagaimana ?"

Restu dan istrinya juga membujuk Ayu, akhirnya Ayu mengangguk setuju, tetapi saat Rian mau pergi terjadilah Drama yang membuat Rian semakin kesal.

lagi - lagi Rian mencoba sabar, Ayu mau di tinggal Rian setelah mereka menyatakan janji jari kelingking khas muda - mudi yang sedang kasmaran, bedanya Rian tidak sedang kasmaran.

tiga puluh menit kemudian Rian sampai di rumah puku 09.00, dia juga masih menguap saat berjalan memasuki rumahnya.

Tari yang melihat suaminya pulang mencium tangannya dan bertanya " pipih habis dari mana ?"

Ria duduk kemudian menjawab " Di rumah Ayu .."

sebelum Rian menyelesaikan kalimatnya ,Tari memarahinya " pipih.. apa karena kamu sudah bisa cari uang terus kamu mau main gila dengan perempuan lain, pih .. aku rela melawan orang tuaku demi bersama kamu, tapi kamu.."

Rian menempelkan jari telunjuknya dan berkata " jangan marah - marah dulu mih , pipih bisa jelaskan semuanya !"

Air mata tari sudah berlinangan, Rian yang melihat itu langsung memeluknya, dan menceritakan semuanya, Rian tidak berniat untuk menyembunyikan itu semua dari istrinya, pasalnya di tidak pernah menyimpan Rahasia secuilpun pada istrinya.

Tari mulai tenang dan berkata " maksud pipih.. Ayu sedikit stres ?"

" ya bisa di bilang seperti itu, pipih juga tidak tahu persis sih.." Rian menggensikan bahunya.

" maaf yah pih.. mimih sudah marah - marah gak jelas .." Tari menyenderkan kepalanya di bahu Rian.

kemudian dia melanjutkan " tetapi Kenapa Ayu bisa menyukai pipih ?"

Rian menggeleng, dia juga tidak tahu kenapa Ayu menyukainya, pasalnya dia tidak pernah memberikan perhatian atau menggoda Ayu.

saat Rian minta ijin ingi menemani Ayu sampai dia sembuh, Tari tidak keberatan sama sekali, karena dia yakin suaminya tidak akan menghianatinya.

Rian kemudian tertidur di kursi kayu yang ada di ruang tamunya, semalam dia kurang tidur jadi saat dia berbaring langsung terlelap.

Rian terbangun saat dering ponselnya berbunyi, dia menganggkat dengan belum sepenuhnya sadar " halo.."

" Rian cepat kemari .. Ayu mulai histeris !" terdengar suara Restu panik.

Rian langsung membuka matanya, dia menatap keluar pintu " astaga ..sudah sore ternyata, bentar om aku siap - siap dulu ..!"

" cepatlah.. Rian !" Restu menutup teleponnya.

Rian bergegas membersihakan diri, kemudian berpamitan dengan tari dan anaknya, motor bututnya dia dogleng .." tokotokotok .."suara nalpot motor Rian Berbunyi, meninggalkan kediamannya.

Saat sampai di rumah Ayu, Rian bergegas ke kamar Ayu , benar saja Ayu sedang berteriak namanya .

" Rian.. Rian.. kapan kamu datang !" Ayu menangis histeris.

Restu dan Widia hanya bisa mengelus - elus punggung anaknya , mereka tidak berdaya melihat anaknya yang seperti itu.

Rian mengetuk pintu " tok.. tok.. Maaf saya telat om,tante .."

Ayu langsung mengenali suara Rian, dia menghambur ke arahnya " Rian.. kenapa kamu lama sekali !"

Rian tersenyum kecut " maaf mba Ayu .. aku ketiduran "

Restu dan Widia merasa lega karena Rian sudah tiba, mereka pun keluar dari kamar Ayu menyerahkan semuanya apada Rian.

Rian melepaskan pelukan Ayu, kemudian berkata " mba Ayu mandi dulu gih.. bau Acem.." Rian memencet hidungnya.

Ayu menggembungkan pipinya " mau di mandiin kamu ..!"

" apa..!!!, tidak..tidak ..tidak.. kita bukan muhrim, mba Ayu mandi yah ,aku tunggu di bawah, kita pergi jalan oke..!" Rian ingin cepat - cepat pergi dari kamar Ayu karena takut imronnya gak kuat.

Saat Ayu mendengar ajakan Rian, dia langsung bersemangat dan bergegas Mandi, dia tidak menutup kamar mandi sama sekali.

untungnya Rian masih kuat imannya ,jika tidak..

entahlah..😁

Rian bergegas menutup pintu kamar Ayu dan menunggu di bawah , dia mengobrol dengan Kedua orang tua Ayu.

tiba - tiba terdengar suara langkah kaki dari atas, Rian menatap ke arah suara tersebut ,Rian menelan ludahnya saat melihat sosok Cantik dengan gaun warna Biru selutut, dengan atasan yang memperlihatkan belahan dada Ayu, dan Riasan wajah yang membuat Ayu semakin terlihat begitu mempesona.

Terpopuler

Comments

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

kelaut aja lu ayu MLS baca nya

2023-01-27

0

Erif Agustin

Erif Agustin

wao... benar-benar pria yg sangat beruntung

2022-11-18

0

666

666

please jauhin si ayu dari rian aja si, kasian si tari wehh, si ayu egois banget dah mati aja gih

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!