bab 10

Rian mengecup kening istrinya dan berkata " sebenarnya sudah semenjak papih menemani Ayu.. papih juga sudah curiga jika Ayu menyukai papih ." Rian diam sebentar kemudian melanjutkan " makanya papih berusaha menjauhinya , eh.. dia malah terus datang ke rumah. "

Tari menghela napas dia membatin, " hufft.. Ayu ternyata tidak pernah berubah, dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan seseuatu yang dia inginkan !"

Tari menatap lekat suaminya , dia tidak menyangka jika setelah 10 tahun mereka bersama , akan terjadi hal seperti itu.

karena semenjak mereka menikah, tidak ada yang mengganggu pernikahan mereka. orang tua tari juga tidak pernah mengganggu urusan mereka, walaupun ibu Tari tidak setuju dengan pernikahan mereka.

Rian menegur istrinya yang sedang melamun " sayang.. kamu kenapa ?"

Tari tersadar dari lamunannya " ah.. tidak apa - apa "

mereka ngobrol dengan santai ,melepas semua yang membebani pikiran mereka , tidak ada yang menutupi apapun satu sama lain. mereka saling membuka isi hati mereka.

Ke esokan harinya..

Tari bangun lebih dulu dari Rian, dia menyiapkan sarapan untuk si kakak sambil menggendong si adik yag sudah terbangun dari subuh.

Winda sekarang duduk di kelas tiga SD, dia sekarang lebih bersemangat bersekolah karena peralatan sekolahnya yang lama sudah di ganti dengan yang baru lagi.

dia juga di belikan sepeda baru oleh Rian, dari dulu sebenarnya Rian juga ingin membelikan sepeda baru, tetapi berhubung kondisi tidak mendukung, dia hanya bisa meminta anaknya untuk bersabar.

" sayang.. ayo cepat !, nanti telat loh !" Tari berteriak pada Winda.

" Bentar Bu.. lagi nyari Bolpoin !" Winda menyaut dari dalam.

Rian yang mendengar teriakan iatri dan anaknya terbangun, dia keluar kamar hanya mengenakan sarung , dia menguap dan bertanya pada istrinya " kakak belum berangkat ?"

Tari menengok kebelakang " tumben sudah bangun pih ?, tuh masih siapa - siap !" Tari menunjuk anaknya yang baru keluar dari kamar.

Mereka semua duduk di kursi makan sederhana di rumah itu, walupun sederhana tetapi kebersamaan mereka patut untuk di tiru , tidak ada yang mengeluh ataupun protes.

Rian mungkin sudah bergaji, tetapi Tari menyuruhnya untuk tetap hemat, agar kelak bisa menyekolahkan Winda lebih tinggi.

Di sela makan Winda buka suara " Bu.. Winda di suruh iuran 50 ribu !"

" ya udah.. nanti ibu kasih, kamu makan dulu ." Tari menjawab dengan lembut.

Rian kemudian bertanya " cuma 50 ribu atau ada lagi kakak?"

Winda mengangguk " iya yah.. cuma 50 ribu !"

" kalau uang jajan kakak?" Rian nertanya lagi.

Winda menjawab di sela makannya " uang jajan kemarin yang di kasih ibu masih 5 ribu yah.. jadi kakak masih punya uang jajan " Winda tersenyum manis.

Winda sudah terbiasa hidup hemat, biasanya dia hanya di kasih 2 ribu, itu juga kalau Rian dapat uang lebih.

uang 2 ribu itu untuk membeli air mineral kalau dia haus, winda sering tidak jajan sama sekali di sekolah tetapi dia tidak mempermasalahkannya.

seringkali ada guru yang menyuruhnya untuk membeli sesuatu dan winda di kasih upah, pasalnya jika dia di kasih langsung, dia pasti akan menolaknya.

karena walaupun keluarga miskin, tetapi Rian dan Tari mengajarkan Winda agar tidak menerima pemberian apapun dari orang lain.

saat mereka sedang asyik makan , terdengar suara salam dari luar " assalamualiakum .."

Tari dan Rian saling menatap , Tari kemudian menyauti salam tersebut sambil berjalan ke pintu " walaikumsalam wr.wb "

" Ayu..!, pagi - pagi sudah ke sini ada apa ?"

Ayu menunjukan kresek yang di tentengnya " mau sarapan pagi sama kalian !"

Tari tidak berani menolak tawaran Ayu, jadi dia mempersilahkan masuk Ayu untuk sarapan bersama.

Tari membawakan kursi satu lagi dari dapur untuk duduk Ayu, Rian yang sudah tahu jika tadi suara Ayu, dia fokus makan tanpa melirik Ayu sedikitpun.

" Eh.. kebetulan ada Winda.. ,nanti Winda sekolahnya tante anter pake mobil mau gak ?" Ayu bersikap seramah mungkin.

Winda yang masih polos tentu saja dia tertarik dengan ajakan Ayu, pasalnya dia belum pernah naik mobil, kecuali odong - odong itupun cuma sekali.

" benar Tante ?!" Winda berkata dengan semangat.

Ayu tersenyum " tentu saja dong, masa Tante bohong sih ."

Winda melirik kedua orang tuanya " Ayah ,ibu .. aku boleh kan berangkat sekolah bareng Tante Ayu ?"

Tari tersenyum dan mengusap kepala anaknya " boleh kok sayang..., Ayu maaf ngerepotin !"

Ayu menggeleng " kamu ini kaya sama siapa aja Tar.."

Ayu kemudian membuka plastik kresek yang dia bawa, ada Ayam geprek, Ayam Crispi dan ayam ayam yang lain.

Winda yang melihat itu sangat bersemangat, dia makan dengan lahap ,sampai memakan jatah ibunya.

setelah selesai makan Ayu mengantar Winda ke sekolah, dia memperlakukan Winda seolah anaknya.Ayu begitu perhatian pada Winda.

saat Ayu mengantar Winda , Tari menghela napas " pih.. bukankah ini sudah tidak wajar ?!"

Rian tersenyum kecut " papih juga gak tau mih.. lagian kenapa dia harus menyukai papih sih, kan masih banyak pria lain di dunia ini !"

Tari menatap wajah suaminya dengan tajam, kemudian dia berkata " iya yah pih.. padahal kamu tidak tampan - tampan amat !"

Rian mengerutkan keningnya " iyah papaih gak tampan, tapi mamih kepincut sampai mati ama papih !"

Tari mencubit perut suaminya " Aaawww!"

mereka kemudian tertawa bersama, urusan Ayu biar di jalani dengan apa adanya, menurut mereka jika Ayu di suruh menjauh, mungkin malah akan berbuat nekad.

jadi mereka hanya menganggapnya sebagai figuran di rumah tangga mereka, toh Ayu juga orang yang baik jadi akan salah jika tiba - tiba menjauhinya.

Beberapa hari berlalu ,Ayu dengan rutin mengantar dan menjemput Winda, dia juga sekarang sering banget bermain dengan Winda.

Entah apa yang ada dalam pikirannya, Rian dan Tari juga bingung dengan perilaku Ayu, pasalnya jika menyangkut anak - anak mereka . Ayu selalu menunjukan sikap dewasa layaknya seorang ibu.

malam hari setelah berolahraga malam, Rian dan Tari berbincang.

" pih.. apa beneran Ayu mau jadi istri kedua kamu ?" Tari bertanya dengan sendu.

" hus.. kamu ini.. boro - boro punya dua istri, satu istri saja aku belum bisa membahagiakannya , mamih tidak usah berpikiran aneh - aneh deh ." Rian mengecup kening istrinya.

" tapi pih... semakin hari Ayu semakin menunjukan keseriusannya ingin bersama papih !" Tari mendongak menatap suaminya.

Rian menghela napas "sudahlah mih.. tidak usah di bahas , papih juga bingung dengan perilakunya !"

pasangan suami istri itu terlarut dalam pikirannya masing - masing, Mereka tidak tahu harus bagaimana caranya agar Ayu tidak menganggu keluarga mereka. tetapi tanpa menyakitinya.

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

Winda seumuran dengan anakku

2023-09-16

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Namanya kehidupan akan selalu ada riaknya, tergantung kepada cara bagaimana kita menyikapinya..... lanjutkan Thor 😄💪 👍👍👍

2023-03-20

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Namanya juga rejeki, sepanjang yang terlibat legowo menerimanya, why not ...?? win-win solution iku jenenge Pak Dhe...😝😄💪👍👍👍

2023-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!