bab 13

ke esokan harinya Tari terridur sambil duduk di samping ranjang pasien Rian, sementara Ayu menemani Alveandra dan Winda tidur di tikar.

Terdengar suara tangisan Alveandra yang membangunkan semuanya " oa..eee..eee..!"

Ayu yang di sampingnya bangun terlebih dahulu dia lngsung menggendong Alveandra di sela kantuknya " cup..cup.. anak manis jangan nangis lagi ya.." Ayu mencoba menenangkan Alveandra.

tetapi tangis Alveandra tidak mau berhenti, tari kemudian menghampiri Ayu " sini Yu.. dia biasanya jam segini ***** ." Tari kemudian mengambil alih menggendong Alveandra dan menyusuinya.

Seketika tangis Alveandra berhenti , Ayu terswnyum kecut ,dia tidak tahu kebiasaan bayi karena dia belum mempunyai anak.

Kemudian Winda juga bangun, dia mengucek - ucek matanya dan bertanya " Bu jam berapa sekarang ?"

" Sudah hampir jam Tujuh sayang.." Ayu menjawab pertanyaan Winda dan mengelus kepalanya.

Tari kemudian menimpali " kamu tidak usah berangkat sekolah dulu yah, temani Ibu di sini !"

Winda mengangguk, dia kemudian bicara lagi " Winda lapar bu "

Saat Tari sedang mencari dompet di tasnya ,Ayu buru - buru menjawab pertanyaan Winda " cari makan bersama Tante yuk !?"

Winda menatap ibunya, pasalnya terakhir kali dia pergi dengan Ayu ,ibunya memarahi agar tidak pergi bersama Ayu lagi.

Tari yang melihat itu tahu jika anaknya meminta persetujuan darinya ,Tari kemudian tersenyum pada anaknya " pergilah.. !"

Winda balas tersenyum " makasih bu.. ayok tante Ayu kita cari makan !" Winda langsung berdiri dan menarik tangan Ayu.

" aku cari makan dulu ya Tar.., kamu mau makan apa ?" Ayu bertanya serius.

" tidak usah repot - repot Yu.. " Tari menggelengkan kepalanya.

Ayu menghela napas , dia tahu jika sahabatnya itu masih sedikit enggan padanya, Ayu kemudian pergi dengan winda mencari makan tanpa bertanya lebih lanjut pada Tari.

saat Ayu dan Winda sudah pergi terdengar suara Rintihan Rian yang terbangun dari pingsannya " arghhh.. " Rian Memegangi kepalanya dengan lengan kiri yang tidak patah.

Tari yang mendengar itu langsung bergegas berdiri dari Tikar dan duduk di sebelah ranjang sambil menyusui anaknya " syukurlah ... papih sudah sadar " ai mata Tari kembali jatuh berlinang melihat suaminya yang sudah bangun.

Rian menoleh ke arah suara, dia bicara dengan suara yang parau " Ma..mih.. ini dimana ?" pertanyaan klasik orang - orang yang baru bangun dari pingsan seperti di sinetron - sinetron.

Tari tersenyum " kita di rumah sakit pih.. , papih istirahat aja dulu yah, jangan banyak bergerak !"

Rian kemudian mengingat kejadian semalam dia di pukuli rame - rame oleh gank motor jaguar, dia juga mulai merasakan nyeri di kaki dan tangannya yang patah.

saat dia melihat itu dia menggeleng dan meneteskan air mata dia kemudian membatin " Ya tuhan bagaimana nanti saya menafkahi keluargaku jika kaki dan tanganku seperti ini !"

Tari yang melihat suaminya menangis ,dia mengira jika suaminya sedang kesakitan, dia menghapus air mata Rian " semua pasti akan baik - baik saja pih, maaf Mamih tidak bisa berbagi sakit dengan papih "

Rian menggeleng " cukup papih aja mih yang seperti ini, aku tidak ingin kalian juga terluka "

pasangan suami istri itu terus menghibur satu sama lain, Tari yang mencoba untuk menyemangati suaminya dan Rian yang mencoba membuat Tari tersenyum.

beberapa saat kemudian Ayu dan Winda yang menccari makan sudah kembali, pasalnya mereka sengaja membeli makanan di bungkus.

" mas Rian Kamu sudah sadar !, syukurlah.." Ayu bergegas mendekati Rian saat melihat Rian yag sudah membuka matanya.

Winda menimpali " Ayah makan dulu , Tadi Tante Ayu dan aku membelikan bubur buat Ayah !"

Ayu tahu jika makanan Di rumah sakit pasti semuanya hambar, jadi dia berinisiatif membelikan bubur dengan kuah yang tidak pedas. tetapi masih sedikit enak untuk di nikmati di banding masakan rumah sakit.

Ayu memberian Bubur itu pada Tari, karena dia tahu jika Tari lebih pantas menyuapi suaminya dari pada dirinya yang masih bukan siapa - siapa Rian.

Sementara Tari menyuapi suaminya makan, Ayu dan Winda membuka makanannya dan duduk di tikar untuk menikmati makanan tersebut, winda makan dengan lahapnya ,sementara Ayu hanya makan beberapa suap.

Saat siang hari ,orang tua Ayu menjenguk Rian, mereka di beri tahu Ayu saat Ayu akan mengantar Tari ke rumah sakit.

Tari yang melihat orang tua Ayu menyapa dan mencium tangannya " Om Restu, tante Widia ..."

" lama tidak bertemu Tari " Widia tersenyum.

" Om , Tante..." ucap Ria berusaha menengadahkan kepalanya.

Restu bergegas menghampirinya " sudah kamu istirahat saja, jangan memaksakan diri !"

Rian mengangguk , kemudian dia berbaring dengan tenang di ranjang.

Widia menatap anaknya "kamu pulang mandi dulu gih, bau acem.. biar ayah dan ibu yan menemani Tari di sini !"

Ayu menggembungkan pipinya " ibu ih..., Winda kamu ikut tante yuk , kita Mandi nanti ke sini lagi "

Lagi ,lagi Winda menatap ibunya, Tari menghela napas " boleh sayang .. "

Winda langsung sumringah " Ayo tante ayu !"

Ayu dan Winda meninggalkan bangsal Ruamh sakit untuk mandi , sementara Restu dan isteinya menemani Tari.

Widia berinisiatif mengupaskan buah yang dia bawa untuk Rian, karena dia tahu jika Tari akan kesulitan mengupas buah jika anak bungsunya belum tidur.

" Tante maaf membuat kalian repot " Tari merasa bersalah.

Widia tersenyum ke Tari " kamu ini seperti sama siapa saja , Tante tidak merasa di repotkan sama kamu, apa lagi Rian yang membuat kafe kami banyak pengunjung !"

Restu kemudian angkat bicara " Rian.. sebenarnya apa yang terjadi ?" tanya Restu menyelidik.

" entahlah om... Waktu itu saya baru selesai manggung dan istirahat ,tiba - tiba ada wanita yang minta duduk bersama saya, saya yang tisak curiga sama sekali mengijinkannya, tetapi tak berselang lama cowo wanita itu datang, dia tidak terima saya duduk dengan wanitanya, saya langsung di tari keluar langsung di keroyok dan seperti ini hasilnya " Rian menjelaskan dengan sendu.

Restu mulai menarik benang merahnya, dia tahu jika ada yang tidak beres dengan kejadian itu, tetapi dia tidak memberitahukan dulu pada Rian sebelum mendapat bukti.

" huh.. masih ada aja orang seperti itu , maen hakim sendiri tanpa meminta penjelasan terlebih dahulu !" Restu mehela napas kasar.

Widia yang mendengar itu menimpali " pah.. kita laporkan saja sama polisi !"

Restu menggeleng " tidak semudah itu mah.. kita harus mempunyai bukti dulu !"

Rian buru - buru menyela " Tidak usah om, Tante , saya tidak ingin nambah merepotkan kalian !"

Restu dan Widia saling tatap dan tersenyum, pilihan Anaknya memang tepat walupun sudah babak belur tetapi dia tetap bersikap baik pada pelaku pengroyokan tersebut.

Terpopuler

Comments

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

lanjutkan Thor 😄💪👍👍

2023-03-20

0

Lusye marce wibowo

Lusye marce wibowo

nginap di RS bawa anak & balita,,

2022-09-21

0

ketombee

ketombee

sabar rian.

2022-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!