Sudah seminggu lebih semenjak kejadian kaki Cea terkilir dan selama itu juga Abila belum memperlihatkan dirinya. Cea sudah mencari informasi ke guru yang bersangkutan bahkan Cea sudah mendatangi rumah Abila namun, hasilnya tetap lah nihil.
"Bil sebenernya kamu kemana. "
Cea duduk melamun di mejanya, tidak memperhatikan guru yang menjelaskan dan perlahan mulai tertidur karena bosan.
Tidak ada yang mengganggunya atau bahkan menegur Cea semenja kejadian viral beberapa hari itu. Mereka hanya merasa sedikit kasihan dengan Cea yang tidak mendapat keadilan.
"Baiklah anak-anak, pelajaran sampai di sini dulu. Sampai bertemu di minggu depan. "
"Terimakasih bu. "
Para murid sudah berbondong-bondong berlarian menuju ke arah kantin, hanya ada satu orang di kelas yaitu Cea.
"Hoamm... "
"Ehh? Kemana semua orang. " ucap Cea melihat ke sekelilingnya.
Saat melihat Handphonenya ternyata sudah memasuki jam istirahat, Cea mengeluarkan kotak bekalnya yang berisi nasi dan tumis sayur sawi serta telur dadar yang tadi pagi ia masak.
"Kurang asin. " ucap Cea pada dirinya sendiri saat memakan sawi tumis yang sedikit terasa hambar itu.
Setelah menyelesaikan makannya, Cea menginginkan minuman yang dingin-dingin sehingga ia berjalan menuju kantin.
Walaupun merasa sepi Cea tetap berlagak seperti bahagia, Cea kehilangan seorang teman yang selalu bersamanya. Dunianya sedikit goyah, Cea rindu Abila. Apakah Abila merindukan Cea?
"Eh Cea. " panggil Zaki, ia segera menghampiri Cea saat melihat gadis remaja itu melamun di depan kantin.
"Lo udah sekolah, kaki lo emangnya udah baikkan? " tanya Zaki melihat ke arah kaki Cea.
"Udah kok. " jawab Cea seadanya.
"Gue mau masuk pasti lo juga kan, bareng aja. " ucap Zaki menarik pergelangan tangan Cea sebelum gadis itu menolaknya.
Zaki mencari meja yang kosong dan menemukan satu meja kosong di dekat teman-temannya.
"Lo udah makan belum? " tanya Zaki setelah duduk di kursi.
"Udah, aku ke sini cuma mau makan es krim aja. " ucap Cea dengan senyumnya.
Hati Cea tidak bisa berbohong, ia nyaman bersama Zaki. Pemuda itu seakan-akan pelindungnya yang selalu siap siaga.
"Oke lo tunggu di sini, biar gue pesanin. "
Sedangkan Darlen yang memperhatikan kedua sejoli itu sedikit merasa panas di hatinya, ia tidak terima jika Zaki mengambil start duluan.
"Wah ada yang lagi pdkt nih. " ucap Widi menggoda Darlen dengan lirikan matanya.
"Heh ngada-ngada lo. " jawab Andra menimpali ucapan Widi.
"Kiw kiw cewe. " goda Aldi menatap Cea yang di balas tatapan datar oleh gadis itu.
"Selow neng selow. " ucap Andra tertawa melihat muka masam Aldi.
"Kok si Zaki deketin Cea sih. " kesal Aldi.
"Kan dia tau gue suka sama Cea. " batinnya.
Zaki kembali kemeja tanpa melihat teman-temannya, ia meletakkan satu cup es krim besar di hadapan Cea.
Cea yang melihat es krim tersaji di hadapannya terkejut.
"Zaki kamu beliin rasa vanila yang ada choco cipsnya? " tanya Cea.
"Iya, lo suka itu kan. " ucap Zaki tersenyum, ia mengusap kepala Cea dengan lembut.
"Kamu tau darimana aku suka rasa ini? " tanya Cea dengan penasaran.
Setahu Cea dia tidak pernah membeli es krim di kantin ini, karena ini kali pertama kalinya untuk Cea membeli di sini.
"Semua tentang lo gue tau. "
"Udah di makan, nanti meleleh. " ucap Zaki.
Zaki juga memakan makanannya, ia membeli nasi goreng dengan jus alpukat.
"Gue juga bisa beliin lo. " ucap Darlen yang tiba-tiba saja duduk di meja mereka.
"Apaan sih lo, sana. " usir Zaki menatap sinis ke arah Darlen.
"Satu truk juga gue mampu beliin. " sahut Aldi yang ikut duduk di situ.
Andra dan Widi pun ikut duduk di meja yang sama, hal itu menambah keterbingungan Cea.
"Kalian kenapa sih? " tanya Cea saat pemuda di hadapannya ini semuanya saling memberikan tatapan tajam satu sama lain.
"Cea lo suka sama siapa? " tanya mereka berbarengan tentunya kecuali Andra dan Widi.
Prok prok prok
Tepuk tangan terdengar di telinga mereka, Cea langsung melihat keberadaan Shine dan Bulan yang menatap dirinya seakan-akan ingin memakannya.
"Wawww hebat banget penggoda satu ini. "
"Ngapain lo deket pacar gue. " ucap Bulan dengan sinis.
"Ga ada yang deket dia sayang. " ucap Widi langsung menarik Bulan duduk di atas pangkuannya.
"Terus kenapa kamu satu meja sama nih cewe, kamu ga tau kalo aku cemburu? " tanya Bulan dengan wajah cemberut.
"Uhhh lucunya. "
Widi menggigit pipi Bulan, pacarnya cemburu dan Widi suka itu tandanya Bulan mencintai dan menyayanginya.
Shine yang awalnya melihat kemesraan Widi dan Bulan sedikit iri di hatinya, kenapa dirinya tidak bisa seperti itu dengan Darlen. Kemudian Shine mengalihkan tatapannya ke arah Cea, ya gara-gara gadis itu sehingga Shine tidak bisa bermesraan dengan Darlen.
"Minggir lo. " usir Shine karena kebetulan tempat duduk Cea tadi bersampingan dengan Darlen.
"Apa sih nenek lampir, main usir aja. " ucap Aldi tidak suka.
"Terserah gue dong, gue mau duduk deket TUNANGAN gue. " ucap Shine menekankan kata tunangan.
Cea yang tidak mau mencari masalah ingin berdiri namun segera di tahan oleh Darlen.
"Lo mau kemana? " tanya Darlen.
"Lepasin Arr, kamu kenapa sih. Ada tunangan kamu di sini. " ucap Cea sambil berusaha melepaskan tangannya.
Cea tidak mengerti dengan pemikiran Darlen, ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Darlen hingga membuatnya memerah.
"Lepasin Darlen! " bentak Cea tidak sabar.
"Ga. "
Jawaban singkat yang bisa membuat emosi semua orang terbangun, Cea benci sekali dengan sikap Darlen yang pemaksa dan semaunya sendiri.
"Pacar lo mau duduk di sini! " ucap Cea menahan emosinya.
"Lo duluan yang duduk di sini, seharusnya dia yang pergi. " ucap Darlen dengan muka datar, suaranya pun terdengar dingin.
Shine tentu saja paham maksud dari perkataan Darlen, namun dia tidak perduli itu.
"Lepasin Cea Arr, lo nyakitin dia. "
Barulah ketika Zaki berucap Darlen mau melepaskan, dia melihat pergelangan tangan Cea yang sudah sangat memerah.
"Sakit? " tanya Darlen mengelus tangan Cea.
Sedangkan Cea yang di perlakukan seperti itu membeku, ia terdiam dengan wajah mematung melihat ketulusan Darlen pertama kalinya.
"Lepas Arlen, jangan pegang dia. " ucap Shine menghempaskan tangan Cea dengan sangat kuat.
Cea yang tersadar langsung berdiri dengan cepat tanpa menoleh ke belakang lagi, ia berjalan menuju ke kelasnya. Cea meninggalkan es krim yang baru di makan beberapa suap saja.
Brak
Zaki menggebrak meja dengan kuat hingga membuat banyak murid kaget, apalagi mereka yang duduk di meja itu.
"Pengganggu! " ucap Zaki dengan kesal.
"Kalem Ki. " ucap Andra mengelus dadanya yang ingin melompat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Na Blaa
najis banget
2024-06-03
0
Na Blaa
Kelamaan tidur nih Cea
2024-06-03
0
Mommy Su
jodoh cea mah di tangan author
2024-05-31
0