Zaki memapah Cea yang kesulitan berjalan karena kakinya terkilir, ia akan mengantar Cea menuju rumah sakit terlebih dahulu. Sebenarnya ia merasa bimbang untuk mengantar Cea pulang, ia seorang laki-laki dan Cea hanya tinggal sendiri.
Bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi, sehingga keadaan sekolah sudah sepi hanya ada beberapa murid saja yang ada. Mereka pun tampak tidak perduli dengan kedua sejoli itu, mungkin hanya akan jadi bahan gosip besok pagi.
"Gue gendong aja ya? " tanya Zaki, ia merasa kasihan karena Cea sangat susah untuk berjalan.
"Ga usah, aku masih bisa jalan. " tolak Cea dengan halus.
Sebenarnya Cea bisa pulang sendiri tetapi Zaki terus memaksa agar Cea mau di antar olehnya, karena tidak ada pilihan lain Cea menyetujuinya.
Hari juga sudah mulai sore bis yang biasa dia naiki sudah pasti tidak akan ada lagi, angkutan umum pun jarang karena letak sekolah mereka yang jauh dari keramaian.
"Temen kamu kemana? " tanya Zaki, biasanya selalu mengikuti kemana pun Cea pergi.
"Ga tau, hari ini dia ga masuk. " ucap Cea dengan tatapan sedihnya.
Zaki yang menyadari ada yang salah pun diam, ia tidak ingin bertanya lagi. Setelah ini Zaki akan mencoba mencari tahu ada apa dengan keduanya.
"Bisa ga naiknya, lo pegang pundak gue aja gapapa. " ucap Zaki memberikan pundak ya sebagai tumpuan Cea menaiki motornya.
Untung saja hari ini Zaki membawa motor beat, walaupun begitu ia sudah memodifikasinya dengan sangat keren tentu saja motornya juga tampan.
"Pegangan, gue ga mau tanggung jawab kalo lo jatuh. " ucap Zaki menarik tangan Cea untuk memeluknya.
Cea tersenyum lebar, perhatian yang Zaki berikan sangat membuat dirinya merasakan di sayang lagi setelah kedua orang tuanya meninggal.
"Gue anter lo kerumah sakit dulu ya. " ucap Zaki.
"Gue pulang aja Ki. " ucap Cea meyakinkan Zaki.
"Kenapa sih Cea? Kaki lo perlu di obatin. "
"Ga usah Ki, nanti di rumah gue panggil tetangga yang biasa pijit aja, pasti di urut dikit juga sembuh. " ucap Cea dengan senyum meyakinkan.
"Beneran? " tanya Zaki lagi.
"Beneran, udah ayok. Gue pengen cepet-cepet pulang nih. " ucap Cea tak sabar, ia lelah sekali hari ini.
Cea merindukan kasurnya.
"Ya udah deh. "
Sebenarnya alasan Cea tidak mau kerumah sakit karena dia tidak punya uang, jika ungnya untuk mengobati kakinya ini pasti Cea tidak akan makan satu bulan.
"Gapapa lah, di urut dikit nanti sembuh. Lebih murah juga bayarnya. " batin Cea.
Di atas motor tidak ada pembicaraan sama sekali, mereka sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing.
"Emm Cea. " ucap Zaki.
"Iya? "
"Mau makan dulu ga? Kita cari tempat makan ya. " ajak Zaki, ia ingat Cea hanya makan nasi goreng di uks tadi itupun porsinya sedikit.
"Ehh ga usah Ki, pulang aja. Nanti di rumah aku mau masak aja. " ucap Cea, bukannya menolak Cea merasa tidak enak.
"Jadi ga mau ya? " tanya Zaki dengan sedih.
"Ga mau repotin kamu, aku di anterin pulang aja udah makasih banget. " ucap Cea.
Setelah itu tidak ada pembicaraan antara keduanya, mereka sama-sama kembali terdiam hingga motor yang di bawa Zaki tiba di depan rumah Cea.
"Gue anterin sampe sini aja ya. " ucap Zaki di depan pagar rumah Cea.
"Iya lah, emang kamu mau ikut masuk kedalam? " tanya Cea dengan jahil.
"Mau sih, ayok! " ucap Zaki seakan-akan serius yang malah membuat Cea panik.
"Bercanda hahaha, mukanya ga usah panik gitu. "
"Ngeselin banget. " Cea mencebikkan bibirnya dengan kesal
"Wleee.. " ejek Zaki.
"Udah sana cepet masuk, gue lihatin lo sampe masuk dulu. " suruh Zaki kepada Cea.
"Iya, hati-hati pulangnya. Jangan ngebut. "
"Oke siap tuan putri. "
Blushh
Kedua pipi Cea merona mendengarnya, Cea langsung berbalik badan dan berjalan tertatih menuju rumahnya. Cea malu sekali di panggil seperti itu, walaupun ada rasa bahagia di hatinya.
"Gue pulang ya. " teriak Zaki setelah memastikan Cea masuk kedalam rumah.
Cea yang sudah di dalam rumah memegang dadanya yang berdetak kuat, ia merasa ada perasaan hangat yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Zaki baik banget. " gumam Cea dengan senyum di wajahnya.
Setelahnya Cea memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan beristirahat sebentar sambil memijat pelan kakinya.
"Sehabis ini kayaknya aku harus cari tukang urut. " ucap Cea saat merasakan kakinya semakin sakit.
Tidak terasa Cea tertidur, ia benar-benar lelah hari ini. Lihat saja besok Cea akan membalas perbuatan Shine, Cea tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Shine, itu sangat merugikan diri Cea sendiri.
Matahari perlahan mulai tenggelam, senja sudah muncul dengan begitu indahnya. Cea yang tertidur sudah terbangun, ia merasa perutnya lapar dan meminta di isi.
"Hoamm jam berapa ini? "
Cea mengambil Handphonenya dan melihat.
"Jam 6? " kaget Cea.
Ternyata Cea hanya tertidur sebentar, ia langsung bangun dan meringis sakit merasakan pergelangan kakinya.
"Hah, aku lupa. Manja banget sih kamu. " ucap Cea memarahi kakinya.
Dengan pelan Cea berusaha berdiri, berpegangan dengan dinding rumahnya. Ia menuju ke dapur dan ingin memasak makanan yang bisa Cea makan.
"Yah? Kok habis sih. " ucap Cea dengan kesal.
Bagaimana tidak? Cea sudah sangat lapar, namun saat membuka kulkas dia hanya menemukan telur dan sebungkus mie instan saja. Bahan masakannya habis, Cea belum sempat membelinya lagi sepertinya Cea lupa.
"Ada aja cobaan mau makan. " gerutu Cea.
Cea berjalan keluar rumah, moodnya untuk makan sudah tidak ada. Saat membuka pintu Cea melihat kardus besar di depan pintu rumahnya.
"Apa ini. " gumam Cea melihatnya.
"Perasaan aku ga ada pesan paket deh. "
Cea membuka kardus itu dengan takut, namun rasa penasarannya lebih besar sehingga Cea mulai memberanikan dirinya.
Di dalam kardus itu terdapat banyak makanan termasuk beras dan minyak, Cea bingung siapa yang meletakkannya di sini. Saat mengamati dengan lebih teliti lagi Cea melihat secarik kertas dan segera mengambilnya.
'Makanannya buat lo, ada yang bisa langsung di makan juga semoga terbantu dengan adanya ini'
"Darimana dia tau aku butuh ini semua. " batin Cea.
Cea melihat ke sekitar rumahnya yang sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang melintas.
"Ambil....jangan? "
Ada sedikit rasa takut, Cea bingung harus mengambil atau tidak tapi sekarang dia butuh ini untuk makan.
"Semoga aja yang ngirim ini maksudnya baik, hari ini aku juga butuh buat makan. Siapa pun kamu terimakasih. " ucap Cea dengan pelan dan membawa kardus itu masuk kerumah dengan cara menariknya.
Karena sudah ada bahan masakan Cea memutuskan untuk memasak dahulu, ia ingin mengisi perutnya. Setelah ini Cea akan mencari tukang urut di sekitar sini, setahu Cea ada tukang urut yang bisa mengobati kaki terkilir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mommy Su
siapa ini yah?
2024-05-29
0
Mommy Su
kok aku kasihan SM kamu cea/Whimper/
2024-05-29
0
Na Blaa
ku tunggu up mu thor
2024-05-29
0