Memohon

"Mau ngomongin apa sih? " tanya Darlen menghempaskan tangan Shine.

Saat ini mereka berada di halaman belakang sekolah yang cukup jauh. Tidak ada satupun murid yang melewati tempat itu.

"Gue mau lo jauhin Cea! " ucap Shine menatap tajam ke arah Darlen.

Darlen yang mendengar mengernyit kan alisnya bingung, buat apa Shine menyuruhnya.

"Kalo gue ga mau? " tantang Darlen.

"Gue bakalan habisin Cea. " bisik Shine di telinga Darlen.

"Lo terlalu berani Shine. " ucap Darlen tetap bersikap tenang.

"Gue gini karena pertahanin lo! "

"Inget ya Arr, gue ga akan mutusin pertunangan ini dan kalo lo sampe macem-macem. Gue buat keluarga lo berantakan! " ancam Shine.

"Udah? " tanya Darlen dengan tatapan datarnya.

"Gue ga perduli, bukannya dari dulu lo udah nyetir hidup gue ya. " lanjutnya.

"Gue bakalan celakai Cea! " ucap Shine yang langsung membuat emosi Darlen naik.

"Sampe lo sentuh seujung kuku pun, gue bakalan bales lebih ke lo. " ancam Darlen tidak main-main.

"Sama kaya jawaban lo tadi ke gue Arr, gue ga perduli. " ucap Shine tersenyum remeh.

"Status keluarga gue lebih tinggi, yang berkuasa akan selalu menang. " lanjut Shine dan segera pergi dari situ.

"Sial sial sial... "

Darlen teriak sambil mengacak-acak rambutnya, Shine benar-benar keterlaluan. Dia harus menghentikan semuanya termasuk membatalkan pertunangannya! Shine sudah gila.

"Arr... ada yang mau gue bicarain sama lo. " ucap Zaki yang tiba-tiba sudah berada di belakang Darlen.

"Apa? "

Sedangkan gadis yang mereka bicarakan sedang bersantai di halaman belakang rumahnya, ia menanam sayuran dan bunga di dalam pot. Kakinya yang terkilir sudah sembuh karena di urut, ibu Mirna tetangga Cea lah yang mencarikan tukang urut untuknya.

"Na na nana.. "

"Ahh akhirnya selesai juga. " ucap Cea menepuk tangannya yang kotor sambil tersenyum senang.

Hari ini Cea memutuskan untuk menanam sayur-sayuran yang segar agar bisa di makan nantinya, lebih hemat pengeluaran tentunya juga lebih sehat.

Drt

Cea mengambil Handphone yang ada di saku celananya, ia melihat nomor asing yang masuk.

"Nomor siapa ya? " tanya Cea kepada dirinya sendiri.

-Cea lo kenapa ga sekolah, kaki lo masih sakit?-

-Ini gue Jaki-

"Zaki? Dia dapet darimana ya nomor aku. "

Cea membalas pesan Zaki dan menjelaskan alasan kenapa dia tidak masuk sekolah tanpa mengurangi ataupun melebih-lebihkan.

"Masak ah. " ucap Cea setelah membalas pesan dari Zaki.

Setelahnya Cea menuju ke dapur, ia sedang ingin memakan mie instan sehingga dia memasaknya. Cea menambahkan potongan sawi hasil panennya kemarin, waktu itu Cea memang sudah menanam sayuran namun hanya satu pot sawi saja.

"Humm harumnya. "

Aroma mie instan yang sangat menggoda membuat Cea tidak sabar, ia segera duduk dan memakan mienya sambil. menonton drama yang sedang viral saat ini.

"Enak banget sayurnya seger. " ucap Cea ketika memasukkan potongan sayur sawi kedalam mulutnya.

Menghabiskan dua bungkus mie instan sudah membuat Cea begitu kenyang, hari ini adalah hari yang bagus karena moodnya sedang baik.

Sehabis makan nanti Cea berencana akan membeli beberapa bahan masakan seperti, bawang putih, bawang merah, garam dan cabai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di salah satu rumah sakit ternama, seorang gadis remaja baru terbangun dari komanya. Dia di temani dengan seorang laki-laki yang menyuapi bubur kemulut gadis itu.

"Makan yang banyak sayang, kamu pasti laper banget kan. "

"Hari ini aku udah ketemu mereka, kamu tau orang jahat itu juga ada di sana. "

Gadis remaja itu langsung menoleh ke arah Alan, ia menatap kosong ke arah pemuda yang matanya berkaca-kaca itu.

"Aku bakalan terus sama kamu, apapun ke adaan kamu ga bakalan bisa ngerubah rasa sayang aku ke kamu. " ucap Alan mengelus pipi gadis itu.

Tangan Siska terangkat memegang tangan Alan yang berada di pipinya, air matanya menetes begitu saja.

"Jangan nangis, aku ga suka. " ucap Alan mengambil tangan Siska dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

Alan langsung meletakkan bubur yang sedari tadi di pegangnya, ia merapihkan rambut Siska. Lihatlah walaupun sedang sakit pacarnya masih saja cantik, membuat Alan semakin tergila-gila.

"Mau turun? Kita lihat pemandangan, tapi cuman bisa dari jendela aja. "

Tok

Tok

Tok

"Permisi.. "

"Sebentar sayang. " ucap Alan ketika mendengar ketukan pintu.

Alan segera keluar dan menutup rapat pintu kamar rawat inap siska, ia melihat salah satu bawahan ayahnya.

"Kenapa paman? " tanya Alan penasaran, tumben sekali begitu lah pikirnya.

"Alan di depan ada perempuan yang bernama Bulan, dia mencari Siska. "

"Usir saja om. "

"Kayaknya lebih baik kamu temui dulu, biar paman yang jaga di depan kamar Siska. "

"Aku ga mau ninggalin Siska, om usir aja. " ucap Alan lagi dan akan masuk ke ruangan.

"Alan... "

Akhirnya Alan memutuskan untuk menemui Bulan, saat sampai di dekat lorong yang menuju kamar Siska dia melihat seorang perempuan yang tangannya di pegangi erat oleh pria berbadan kekar, perempuan itu adalah Bulan.

"Lepaskan. "

"Baik tuan. " Kedua orang berbadan kekar itu kembali ke tempatnya menjaga di lorong arah ruangan Siska.

"Ngapain lo ke sini? " tanya Alan tanpa mau menatap wajah Bulan.

Wajah seorang perempuan yang dengan tega menghancurkan hidup perempuan lainnya. Alan tidak akan pernah bisa melupakannya, Alan akan terus mengingat nama dan wajah orang itu.

"Alan please bawa gue ketemu sama Siska, Alan gue mohon...hikss... " tangis Bulan yang memang terdengar sangat memohon.

Tapi Alan tidak akan tertipu untuk dengan mudah membiarkan wanita licik ini berada di sekitar pacarnya.

"Mending sekarang lo pulang, gue muak liat wajah lo. " jujur Alan.

"Jangan gitu, gue mohon Alan. Gue mau ketemu sama Siska, gue mau minta maaf. " mohon Bulan memegang kaki Alan, ia rela bersujud demi bisa bertemu dengan Siska.

"Kalo tujuan lo dateng ke sini karena takut Widi bakalan ninggalin lo, mending lo pergi. Gue ga sudi. " ucap Alan dengan sadis menendang Bulan hingga gadis itu meringis merasakan tangannya yang sakit.

"Alan gue mohon banget sama lo, please Alan please. "

Bulan terus memohon di bawah kaki Alan, ia akan melakukan apapun yang penting tidak kehilangan Widi.

"Mending lo pergi, gue ga mau lihat muka lo!Tubuh lo terlalu busuk untuk deket pacar gue, lagian dia ga akan mau nemuin lo. " ucap Alan sambil membuang muka.

"Alann hiks... hikss.. "

"Lo terlalu jahat Bulan, gue ga bakalan biarin lo ketemu sama pacar gue. Bahkan gue mau lo hidup dalam rasa bersalah yang besar. " ucap Alan sambil tersenyum getir.

"Pacar gue lebih menderita daripada lo. "

Terpopuler

Comments

Na Blaa

Na Blaa

Aku jd garda terdepan, ksih gift biar upnya banyak hhh (nyogok dikit)

2024-05-30

0

Na Blaa

Na Blaa

hiksss srottt /Puke//Sob/

2024-05-30

0

Na Blaa

Na Blaa

kira2 siska kenapa ya

2024-05-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!