Zaki berdiri dan menatap kesal ke arah semua temannya. Gara-gara mereka Cea menjadi badmood, apalagi Zaki melihat es krim yang di belikannya untuk Cea.
Susah-susah Zaki berusaha menghibur Cea yang belakangan ini terlihat sedih, malah di hancurkan oleh temannya sendiri.
"Ga usah sok jadi pahlawan lo Ki. " ucap Aldi yang kali ini berdiri.
"Pahlawan apa? Gue tulus lakuin hal itu ke Cea, tapi kalian malah... "
"Ah udah lah. " ucap Zaki dengan kesal.
Saat Zaki hendak melangkahkan kakinya pergi dari situ Aldi langsung menahan tangannya.
"Lo kan tau gue suka sama Cea. " ucap Aldi dengan tatapan tajamnya.
"Gue ga akan biarin Cea jatuh ke tangan psikopat kaya lo. " bisik Zaki ke telinga Aldi.
Bugh
"Lo mau ngajak gue berantem?? Ayo gue ga takut! " tantang Zaki.
Aldi yang memang sudah tersulut emosi menerjang Zaki hingga terjatuh, keduanya saling baku hantam menonjok dan memukul satu sama lain.
"Aldi! "
"Zaki! "
Teriakan ibu Neli menghentikan mereka, sekarang mereka berdua ada di ruang Bk. Termasuk teman-teman Darlen dan Shine juga Bulan.
"Kalian ini mau menjadi apa? Mencontohkan yang tidak baik ke murid lain! " bentak ibu Neli.
"Kamu juga Darlen, kamu ketua osis di sini, kenapa hanya memperhatikan mereka tanpa kamu melerainya? " tanya ibu Neli.
"Buk itu hal biasa, namanya juga anak cowo. " sahut Andra yang berbicara.
"Diam kamu! Ibu tidak mengizinkan kamu bertanya. " ucap ibu Neli.
"Ibu bertanya dengan kamu Darlen, jawab pertanyaan ibu! "
"Jawaban saya yang di bilang Andra tadi bu. " ucap Darlen dengan muka datarnya.
"Kamu!? "
Ibu Neli langsung duduk memegang dadanya yang sesak, anak muridnya begitu tidak sopan kepada dirinya.
Bulan yang melihat itu menghampiri ibu Neli dan memijat bahunya serta memberinya minum.
"Tenang bu, ibu udah tua nanti darah tingginya bisa kambuh. Kalo ibu ga ada lagi saya yang enak. " ucap Bulan dengan sedih.
"Kamu mendoakan saya mati hah!? " bentak ibu Neli.
"Eitss santai bu, jangan gitu dong ini pacar saya. Niatnya kan baik. " ucap Widi menyengir ke arah ibu Neli kemudian menarik tangan Bulan mendekat ke arahnya.
"Kamu ngapain sih, nanti di amuk sama ibu Neli. " bisik Widi.
"Aku cuman mau bantuin, lihat ibu Neli jadi kasian. Nanti kalo aku buat nakal dia udah ga bakalan ngomelin aku lagi gimana. " ucap pelan Bulan yang sayangnya terdengar oleh ibu Neli.
"Sudah-sudah, kalian keluar dari ruangan saya. Kamu Darlen, jika hal seperti ini tidak bisa kamu handle dengan baik lepaskan jabatanmu itu! Banyak siswa lain yang lebih membutuhkan itu. " ucap ibu Neli dengan sangat tegas.
"Sudah banyak kasus yang kamu tidak dapat selesaikan dengan baik akhir-akhir ini. " ungkap jujur ibu Neli.
"Saya mengerti buk. "
Mereka semua keluar dari ruang bk, Zaki dan Aldi masih saja saling tatap. Mereka tidak mau mengalah, akhirnya Darlen pun angkat bicara.
"Ga usah rebutin Cea, dia cuma milik gue. " ucap Darlen lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka.
Tujuan utama Darlen adalah Cea, ia ingin menemui gadis itu. Dulu dia begitu tidak suka dan menganggap Cea seperti kebanyakan perempuan lain, kenapa Darlen baru menyadarinya sekarang jika Cea itu berbeda.
Darlen benar-benar jatuh cinta dengan Cea, apakah itu salah?
"Gue beliin lo es krim. "
Cea yang sedang melamun menatap ke arah jendela pun melihat es krim di depan mukanya, saat melihat Darlen lah yang mengulurkan tangannya Cea diam, tidak memberi respon apapun.
Kenapa Cea berharap Zaki lah yang datang? Pikiran Cea lelah sekali, ia bingung dengan keadaan yang berubah akhir-akhir ini. Cea mau kehidupannya yang dulu, bahagia bersama temannya, Abila.
"Gue mau ganti es krim yang belum lo makan tadi dan sebagai permintaan maaf udah buat tangan lo luka. " jelas Darlen dengan panjang lebar.
"Ga usah, gue udah ga mau makan es krim. "
"Oh? Ya udah. " ucap Darlen.
Pemuda itu menarik satu kursi di sampingnya dan duduk di depan meja Cea, jadi posisi mereka saat ini saling berhadapan.
Darlen membuka es krim dan sengaja memakannya di hadapan Cea, sedangkan Cea yang sebenarnya memang masih mau menelan mentah air liurnya.
"Ngasih tapi di makan. " gumam Cea.
Darlen yang mendengar berpura-pura tidak mendengar namun, ada senyum kecil di bibirnya melihat tingkah lucu Cea.
"Gue baru tau ternyata es krim enak banget ya. " ucap Darlen yang memakan es krim itu seolah baru pertama kali menikmatinya.
Gluk
Terlihat Cea menelan air ludahnya, cara memakan Darlen terlihat seperti mengiming-imingi dirinya saja.
"Pergi sana. " usir Cea, ia lebih memilih mengambil buku novel dari tasnya dan mulai membaca.
"Lo beneran ga mau? " tanya Darlen menatap Cea dengan lama.
"Udah lo makan. " jawab Cea dengan pelan.
"Kan tadinya lo ga mau, ya udh gue makan aja. " ucap Darlen dengan santai seolah bukan hal yang perlu di pertimbangkan.
"Makanya kalo kamu ga niat ngasih, ga usah ngasih! " ucap Cea menatap kesal.
"Ngasih tapi di makan ya percuma. " lanjut Cea bermaksud menyindir.
"Ya udah ini buat lo. "
"Udah bekas lo. "
Cea tidak mau menatap Darlen lagi, ia lebih memilih membaca buku novelnya dan fokus sekali. Namun keheningan yang terjadi membuat Cea penasaran sehingga melihat.
Darlen sudah tidak ada di hadapannya dan Cea melihat ada es krim Vanilla kesukaannya.
"Ehh? Ini buat aku. " ucap Cea kepada dirinya sendiri.
"Tumben banget baik. "
Cea tidak perduli ia mengangkat bahunya dengan acuh dan memakannya, lumayan kan gratis Cea tidak harus membayar uangnya.
"Eum.. "
Sensasi dingin Cea rasakan di mulutnya ketika satu sendok es krim masuk. Cea merasa moodnya membaik, rasa manis dan dingin menjadi satu tercampur sempurna di lidahnya.
Darlen yang baru saja keluar dari ruang kelas Cea langsung di tarik oleh Shine.
"Lo apa-apaan sih. " kesal Darlen menarik tangannya hingga membuat Shine seakan- akan memeluk Darlen.
"Yaelah kalo mau mesra-mesraan tau tempat dong. "
"Tau nih, tau udah tunangan tapi jangan ga tau malu. "
"Darlen masih mau ya sama cewe kayak gitu.
"Gue mah ogah. "
"Sama, cewek busuk. "
Darlen yang mendengar percakapan murid lain langsung mendorong tubuh Shine, ia pergi meninggalkan Shine di situ.
Sedangkan Shine yang di perlakukan seperti itu tidak terima, ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Dasar cewek murahan! " umpat Shine.
Ya, Shine melihat semua yang terjadi di dalam kelas tadi. Shine melihat tatapan tulus Darlen yang tidak pernah di tunjukkan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Na Blaa
lo kalii
2024-06-03
0
orang sukses
/Angry//Angry/
2024-06-03
0
Mommy Su
td g mau ceee
2024-05-31
0