"Jadi maksud kamu aku mau memeras dan membutuhkan uangnya? " tanya Cea dengan kemarahan yang mendidih.
"Jelas, lo juga bukan dari keluarga terpandang. Bahkan udah ga punya orang tua? Gue ga salah ngomong kan. " ucap Darlen.
Darlen menatap remeh ke arah Cea, dulu ia menyukai sifat Cea yang katanya baik di tambah kepintarannya yang selalu menduduki peringkat pertama di sekolah. Tapi ternyata sifat asli Cea jauh dari kata baik.
"Jaga ya ucapannya! Semiskin-miskinnya aku, ga akan pernah ngemis uang sama siapa pun. " ucap Cea menunjuk muka Darlen.
"Turunin tangan lo! " bentak Darlen.
"Kenapa? Ga suka? Sama aku juga ga suka caramu merendahkan orang lain apalagi perempuan. " ucap Cea, ia tahu sudah tidak punya orang tua.
Tapi apakah pantas Darlen mengatakan hal seperti itu?
"Bilang sama Bulan, uangnya ada di tong SAMPAH! "
"Aku ga butuh uangnya. " lanjut Cea dengan nafas memburu.
"Sombong banget lo, sekolah aja masih pake beasiswa. " ucap Darlen.
Menurut Darlen Cea terlalu banyak drama, apa salahnya mengakui perbuatannya sendiri?
"Walaupun cuman murid beasiswa setidaknya aku masih punya harga diri. Di sini aku pertahanin harga diri aku! Aku ga suka di injak-injak! " ucap Cea, kali ini ia benar-benar merasa sangat marah.
Apakah Darlen buta? Kenapa begitu percaya dengan ucapan Shine. Apa karena Shine yang merupakan tunangannya?
"Pacar kamu tu udah ngebohongi kamu, cerita yang dia bilang ke kamu bohong! Kamu boleh tanya sama murid yang kemaren ngelihat dia bully aku! "
"Lo yang harusnya sadar dan ngaca, Shine udah bilang ga sengaja dan mau minta maaf ke lo tapi apa? kemaren lo nyiram dia pake air! " ucap Darlen dengan emosi, ia mengepalkan tangannya ingin sekali rasanya melayangkan tinjuannya jika tidak mengingat yang di hadapinya adalah seorang perempuan.
"Kalo gitu kemana sekarang dia? Suruh minta maaf sama aku! "
Cea mau melihat apakah Shine mau meminta maaf kepadanya setelah mengarang cerita yang begitu sempurna.
"Heh! Sekarang lo mau dia minta maaf ke lo setelah semua yang lo bilang kemarin salah. "
"Mimpi lo terlalu tinggi! " ucap Darlen.
Benarkah Cea seperti itu? Shine tidak salah dan Cea menginginkan Shine untuk meminta maaf kepadanya. Apakah Cea gila? Darlen benar-benar tidak habis fikir, Cea begitu munafik baginya.
"Kamu ketua Osis di sekolah ini, jadi menurutku kamu bisa selesain masalah ini. " ucap Cea, ia sudah tidak mau berdebat lagi sekarang.
"Lo ngaku kesalahan yang lo perbuat sekarang? "
"Aku ga akan pernah ngakuin kesalahan yang ga aku perbuat, silahkan cari tau kebenarannya sendiri! "
Cea langsung pergi dari kantin meninggalkan Darlen, dia tidak mau menambah keributan apalagi sebentar lagi jam istirahat. Jika Shine tidak mau menemuinya maka Cea yang akan membuat Shine mengakui kesalahannya.
"Gue rasa yang Cea bilang ada benarnya. " ucap Zaki setelah mendengar perdebatan tadi.
"Lo lebih belain cewek yang ga jelas itu? "
Darlen benar-benar tidak suka dengan Zaki, sejak dulu temannya ini selalu saja membela Cea di depan teman yang lain. Padahal jelas-jelas kali ini Cea salah dan Zaki tetap membelanya.
"Bukan gitu, kita ga ada buktinya Arr, bisa aja yang Cea bilang betul. Kita masih harus cari kebenaran tentang pacarnya Alan, sehabis itu kita bisa cari tau siapa yang salah. " ucap Zaki dengan sangat bijak.
"Gue yakin banget, ada yang bener di masalah ini. " lanjut Zaki menerawang semua kejadian akhir-akhir ini yang mereka alami.
"Jadi gue salah sama Cea tadi? " tanya Darlen menatap Zaki.
"Jelas, lo nyakitin hatinya Arr. " sahut Aldi.
Kali ini Darlen benar-benar sudah sangat keterlaluan, apalagi membawa masalah tentang orang tua Cea yang tidak tau apa-apa.
"Kita harus cari tau segera mungkin, gue ga mau masalah ini ga selesai. Gue mau orang yang udah bersalah harus di hukum! " ucap Andra dengan tatapan dinginnya.
Seorang Andra pun yang tidak suka tentang masalah seperti ini ikut bicara, sepertinya ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan.
"Lo kayak dendam banget. " ucap Aldi yang merasakan hawa sedikit terasa tidak enak.
"Baru kali ini ngelihat lo kayak gini. " ucap Zaki dengan heran.
"Badut tongkrongan kita bro. " ucap Widi merangkul pundak Andra namun, di tepis dengan pelan olehnya.
Widi sedikit mengerenyitkan alisnya bingung, biasanya juga dia fine-fine aja. Pandangan Widi menatap lama ke arah Andra yang segera di sadari, dia langsung merangkul bahu Widi dan menatap teman-temannya yang lain.
"Kenapa sih? Haha bercanda kali, gimana akting gue tadi? " tanya Andra tertawa kali ini menanggapi ucapan teman-temannya.
"Ga lucu! " ucap Darlen yang mengamati sedari tadi.
"Ayok lah kita ke kelas, bentar lagi anak yang lain istirahat. Kita bahas masalah tadi di kelas. " ucap Darlen berjalan keluar kantin di ikuti yang lain.
Keadaan kelas kosong, tidak ada siapapun karena memang jam istirahat baru saja saat mereka di jalan menuju kelas tadi. Mereka berlima memilih tempat di sudut ruang kelas, menghindari adanya yang menguping pembicaraan.
"Jadi, kita harus selesain masalah yang tentang Cea aja dulu. Sambil nunggu Siska pacar Alan itu sadar, gitu? " tanya Darlen kepada Zaki karena pemuda itulah yang memberi usulan.
"Iya Arr, biar cepet selesai. Noh, pacarnya Widi banyak tingkah buat masalah aja bisanya. " sindir Zaki kepada Widi yang asik chattingan bersama Bulan.
"Iri lo. "
"Najis sih iri sama lo. "
"Menurut gue sih kita cek cctv aja kali ya? kan pasti ada dong rekaman waktu kejadian. " ucap Aldi yang kali ini memberi saran.
"Tumben lo ngasih saran. " celetuk Widi.
"Heh Wid, lihat aja kalo pacar lo ada sangkut paut sama masalah Shine. " ucap Darlen mengancam.
"Dihh emangnya kenapa? lagian gue yakin pacar gue ga seburuk itu. " ucap Widi tetap membela Bulan dan sangat mempercayai nya.
"Bulan baik? " ucap Andra.
"Yoi dong, pacar gue. Sempurna! " bangga Widi menepuk dadanya.
"Sesempurna apa sih, cantik juga Cea. " ucap Aldi senyum-senyum sendiri.
"Gila lo hah? " ucap Andra dengan panik di buat-buat.
"Jahat bener lo ngatain temen sendiri gila. "
Aldi berlagak ngambek yang di tanggapi gerakan seperti muntah oleh Zaki.
"Najis lo. " ucap Zaki bergidik ngeri membayangkan Aldi menjadi manusia setengah jadi-jadian.
Apa itu manusia setengah jadi-jadian? Entah lah, itu pikiran Zaki sendiri.
"Lo lebih najis ya! " jawab Aldi tidak terima.
"Gini-gini gue masih waras, masih mau nikah sama Cea. " lanjutnya.
"Ceanya yang ga mau sama lo. " sahut Andra langsung tertawa cekikikan membayangkan muka masam Aldi yang di tolak oleh Glancea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Peri Kecil
msih bisa sabar gini?? yg bener ajaa
2024-05-30
0
Peri Kecil
tpi emng baik jngn smpe nyesell
2024-05-30
0
Mommy Su
dewasa ya zak zak
2024-05-28
0