Bangun Dari Koma

Pagi ini di sekolah, suasana terasa sangat berbeda. Pembullyan yang di lakukan oleh Shine tersebar begitu saja, tidak tau bagaimana ceritanya.

"Sial. " umpat Shine.

Para murid sudah banyak yang bergosip, mereka sangat tidak menyangka dengan kelakukan Shine terhadap Cea. Apalagi saat mereka mengetahui Cea tidak masuk sekolah, pasti Cea trauma dengan pembullyan itu pikir para murid.

"Lo jahat banget sih. "

"Tau tuh, padahal setau gue Cea ga pernah ganggu tunangannya. "

"Ga ada yang mau ngerebut tunangannya. "

"Mungkin dia merasa cowonya di sukai sama semua murid. "

"Parah banget, gue kasian sama Cea. "

Shine yang lewat di situ dan mendapat banyak perkataan yang menyalahkannya begitu malu, telinganya terasa panas saat mendengar gosip buruk tentang dirinya.

Dengan langkah cepat Shine menuju ke ruang kepala sekolah, ia di panggil tadi pasti karena masalah ini.

"Om aku tidak salah. " ucap Shine menerobos masuk tanpa mengucapkan permisi.

"Shine, mana sopan santun mu. "

"Om aku ga mau tau, om harus tutup kasus ini kalo ga aku bakalan ngadu sama papa dan mama. " ancam Shine lalu pergi keluar dari situ.

Sedangkan kepala sekolah yang tidak lain adalah om dari Shine merasa sangat pusing, tingkah keponakannya benar-benar keterlaluan seperti seorang anak yang tidak di ajarkan tata krama oleh keluarga.

Shine menjadi seperti itu karena keluarga mereka yang terlalu memanjakannya dan sekarang gadis itu menjadi orang yang tidak punya perasaan kepada orang lain, selalu berbuat sesukanya.

"Bagaimana aku bisa menutup kasus ini. "

Tidak lama dari itu semua vidio, foto, dan artikel tentang pembullyan Shine hilang begitu saja dan ada klarifikasi bahwa sebenarnya, antara Cea dan Shine memiliki masalah pribadi bukan pembullyan satu pihak saja.

"Lo bener-bener keterlaluan banget Shine. " ucap Darlen, ia begitu marah saat ini.

"Gue ga perduli, kasus itu udah di tutup. Siapapun yang buka kasus itu lagi akan berurusan sama keluarga gue! Termasuk lo Arlen. " ucap Shine mengancam tunangannya sendiri.

Shine benar-benar berubah, Darlen tidak lagi melihat cinta tulus Shine di matanya yang ada hanyalah obsesi semata.

"Kita bahas itu nanti, sekarang masalah kita adalah..."

"Pacar Alan sudah sadar. " ucap Zaki yang mengagetkan mereka semua.

Termasuk dengan Bulan yang mukanya langsung pucat, bisa gawat jika Siska memberi tahu semuanya pikir Bulan dengan resah.

"Sadar? Bukannya dokter bilang ga ada harapan buat sadar lagi? " tanya Widi.

"Maksudnya lo do'ain pacar gue mati? " tanya seseorang yang baru saja datang itu.

"Alan. " gumam Darlen.

"Haii apa kabar bitch! " ucap Alan tersenyum sinis menatap Bulan.

"Bisa ga lo ga usah gangguin pacar gue!? " ucap Widi membalas tatapan Alan dengan tajam.

"Sayang kamu di sini, jangan deket sama mereka. Aku ga mau kemau kenapa-kenapa. " ucap Widi menarik Bulan agak menjauhi dan menyuruhnya berdiri di situ.

"I-i iya. "

Widi yang mengira Bulan takut langsung memeluknya. "Kamu ga perlu khawatir, aku bakalan jagain kamu terus. " ucap Widi dengan sangat tulus.

"Makasih Widi. " ucap Bulan dengan mata berkaca-kaca.

Laki-laki ini selalu melindunginya, laki-laku ini begitu menyayanginya. Bulan merasa dirinya sangat jahat menyia-nyiakan itu semua. Bulan menyadari, mungkin jika Widi tau segalanya ia akan kehilangan sosok laki-laki ini.

"Don't Cry. " ucap Widi mengusap air mata Bulan di pipinya.

"Aku sayang kamu. "

"I know babe, aku juga sayang kamu. "

Widi mengecup kening Bulan dan segera menghampiri Alan kembali, ia harus segera menyelesaikan masalah ini. Widi tidak tega melihat Bulan bersedih, Widi yakin pacarnya tidak lah bersalah.

"Ayo kita selesain, sekarang pacar lo udah sadar bukan? Kita bisa buktiin ke cewe lo kalo Bulan sama sekali ga salah. " ucap Widi menatap Alan dengan tegas.

"Owh tentu, tujuan gue ke sini juga karena itu. Pacar gue udah sadar tapi gue ga mau kalian nemuin dia sekarang, cewe gue masih dalam masa pemulihan. " ucap Alan tersenyum getir mengingat kondisi Siska.

"Lo ga berniat mengundur-undur waktu kan? " tanya Widi.

"Buat apa? Gue mau pacar gue sembuh dulu! Lagipula gue udah tau jawaban dari semua ini. " ucap Alan dan langsung pergi dari situ.

"Woii jelasin apa maksud lo. " teriak Widi yang tidak di hiraukan oleh Alan.

Widi yang akan berlari mengejar Alan segera di tahan oleh Darlen sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue ngerasa dia ngerencanain sesuatu. " ucap Darlen menatap dalam punggung Alan yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Gue juga. " jawab Zaki dengan bingung.

Jika Alan tau siapa pelaku sebenarnya kenapa dia tidak memberi tahu sekarang juga? Apa yang sebenarnya Alan rencanakan?

Semua itu menjadi pertanyaan di benak mereka, sedangkan Bulan menghela nafas lega karena seperti nya Alan belum tau yang sebenarnya.

Jadi Bulan berpikir Alan mengundur masalah ini karena belum mempunyai bukti, walaupun Alan tau dialah penyebabnya.

Kalo begitu Bulan harus segera menyelesaikan kasus ini, ia tidak ingin menjadi pelakunya, dia tidak bersalah.

"Lan muka lo pucet banget sih kayak mayat hidup hahaha. " ucap Andra tertawa seperti itu adalah hal yang lucu.

"Diem lo Ndra, ga usah cari masalah. " ucap Widi menatap malas ke arah temannya itu.

"Habis nya sih lucu Wid. " balas Andra tertawa terbahak-bahak.

Namun bagi Bulan itu bukan lah lucu yang sebenarnya, Bulan malah berpikir jika Andra mengetahui semuanya.

"Apa sih lo, temen lagi susah juga. " ucap Aldi menjitak kepala Andra.

"Sakit bodoh! " umpat Andra.

"Habisnya ga ada yang lucu lo malah ketawa, minta maaf tuh ke Bulan kasian. "

Andra menatap ke arah Bulan yang juga menatapnya, ekpresi Andra sangat datar namun ia segera mengubah dengan senyum konyolnya.

"Lann, maap ya gue cuman bercanda. " teriak Andra.

Widi sudah membawa Bulan pergi dari situ, bisa-bisa otak pacarnya itu terpengaruh oleh otak teman-temannya yang agak miring itu.

"Jadi kita nunggu keputusan dari Alan. " ucap Darlen.

"Arr gue mau bicara sama lo. " ucap Shine yang langsung menarik tangan Darlen pergi menjauh dari situ.

"Kenala tuh? " tanya Aldi menatap ke arah Andra dan Zaki.

"Ya mana gue tau, tanya aja sama orangnya. " ucap Zaki memutarkan bola matanya.

"Ah lo mah ga tau, ga tau. Tiba-tiba ngasih bukti. " ucap Andra menimpali.

"Menurut kalian yang Darlen bilang dia suka sama Cea beneran ga sih? " tanya Aldi lagi.

"Kenapa lo nanya gitu. " ucap Andra.

"Ya elah Ndra, lo tau gue suka sama bebeb Cea udah dari lama. Masa iya gue mau di tikung sama temen sendiri. " ucap Aldi.

"Lebih baik lo hilangin rasa itu Al. "

Terpopuler

Comments

Na Blaa

Na Blaa

Ini serius ga sih thor, kok aku penasaran ya

2024-05-30

0

Na Blaa

Na Blaa

Tpi kan emangg, gimana sihhh

2024-05-30

0

Mommy Su

Mommy Su

/Sob/

2024-05-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!