BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx

Hamburan warna orange dan pink menyelimuti langit senja, Cindekia dan Pak Isman telah tiba di kediaman Gamya.

Mereka berencana akan berangkat menuju Desa Xx, perjalanan mereka akan memakan waktu kurang lebih empat jam.

"Sore Pak," Cindekia menyapa Gamya yang berdiri di depan pintu rumahnya.

Pak Isman menghampiri Gamya untuk membawakan barang bawaannya. Sementara Gamya berjalan terus menuju mobilnya. Dia mengabaikan Cindekia. Semakin Ia mendorong wanita itu keluar dari kehidupannya, perasaannya semakin ingin menahan Cindekia.

Pemahamannya mengenai Cindekia yang suka memiliki hubungan lebih dari satu pria masih Ia simpan di hatinya. Bagaimana bisa membiarkan wanita seperti itu mencuri hatinya?

Gamya masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Cindekia.

"Mengapa kau duduk di sebelahku?" tanya Gamya.

"Ah...kalau duduk di depan saya tidak bisa tidur Pak, karena terlalu terang dengan cahaya lampu, "

"Nona Kia, kau berencana untuk tidur selama perjalanan?!" bentak Gamya.

Cindekia tersentak kaget. "Iya Pak, ya sudah, saya pindah ke depan lagi kalau nggak boleh,"

Ia segera membuka hendel pintu, namun Gamya menahan tangannya. "Pak Isman bisa saja mata mata Ganeeta," bisik Gamya bersamaan dengan Pak Isman yang membuka pintu bangku kemudi.

Cindekia duduk kembali dengan tertib, dan Pak Isman yang telah selesai memasukan barang bawaan Gamya ke dalam bagasi juga duduk dengan tertib dibalik kemudi, dia kemudian menjalankan mobilnya.

"Oh iya Pak, saya sudah mencari tahu tentang tempat tampat yang bagus untuk Bapak kunjungi setelah acara peresmian kantor cabang," Cindekia mengambil tabletnya dan memperlihatkan foto foto objek wisata alam.

"Ada air terjun, danau air panas, kebun teh, kebun durian, danau atas danau dibawah, hutan pinus..., atau ada tempat yang Bapak suka?" tanya Cindekia, Boss nya mungkin tidak tertarik.

Ia merubah jadwal Gamya demi bisa bertemu dengan Dyan.

"Tempat yang aku suka? Di dalam pelukanmu," jawab Gamya.

Cindekia tertawa kecil, haruskah bersandiwara sebagai sepasang kekasih yang dimabuk cinta di depan Pak Isman?

"Bapak tahu apa yang bisa lebih baik daripada menghabiskan satu hari dengan Bapak?" tanya Cindekia.

"Ada yang lebih baik?"

"Sepanjang hidup bersama Bapak."

Gamya menggenggam tangan Cindekia. "Apapun yang akan terjadi di hari-hariku, aku selalu tahu itu akan menjadi hari yang baik karena pada akhirnya aku bisa melihat senyummu."

Cindekia menatap mata Gamya. "Saya ingin memeluk Bapak sekarang."

"Ehemm uhuk... uhuk..." Pak Isman terbatuk batuk mendengar drama dua sejoli di belakangnya, ada apa dengan mereka berdua?

Gamya berdehem, Ia kembali bersikap berwibawa. "Saya lupa ada Pak Isman, saya harap Bapak bisa merahasiakan hubungan kami berdua."

Ucapan Gamya adalah sandiwara di dalam sandiwara. Untuk menutupi kebohongan diperlukan kebohongan di dalamnya.

"Baik tuan," pak Isman mengangguk mengerti. Ia adalah sosok yang loyal terhadap atasannya.

Gamya melirik Cindekia yang kini tengah sibuk mengetik pesan di ponselnya, apa dia benar akan memelukku? Gamya menghapus pikiran anehnya, Ia kembali tersadar, mereka hanya bersandiwara.

Langit telah gelap, mereka telah duduk di mobil selama tiga jam. Pak Isman masih setia dengan setirnya, Cindekia masih asyik dengan ponselnya, sementara Gamya memilih melihat pemandangan malam yang mereka lewati.

Ia menunggu Cindekia tertidur, namun wanita di sebelahnya tidak kunjung terlihat mengantuk. Niat awalnya yang ingin melihat penampakan Cindekia saat tidur, tidak terealisasikan. Wajahnya yang sedang tidur pulas akan lebih lucu.

Hingga mereka tiba di hotel tempat mereka akan menginap, Cindekia tidak tidur.

Setelah melakukan check-in di resepsionis, Cindekia mengantar Gamya ke kamar. "Selamat istirahat Pak, sampai ketemu besok pagi,"

"Menunggu untuk bisa bertemu denganmu lagi adalah hal yang paling berat dalam hidupku," ucap Gamya.

Pak Isman yang ikut membawa barang bawaan kembali dibuat mual oleh perkataan Gamya.

Cindekia mengakhiri drama mereka dengan segera membuka kunci pintu kamar Gamya dan mendorong paksa Gamya agar segera masuk. "Jangan telat besok pagi Pak!"

***

Acara peresmian gedung kantor cabang terlaksana dengan baik, dan selesai sesuai waktu yang telah direncanakan.

"Jadi Bapak langsung pulang?" tanya Cindekia mengikuti langkah Gamya menuju mobilnya.

"Ya, " Gamya melirik jam tangannya.

"Pak sebentar Pak...." Cindekia merangkul lengan Gamya dan menyeretnya menjauh dari Pak Isman.

Hubungan mereka tidak sedekat itu hingga sampai rangkul merangkul, Gamya ingin melepaskan tangannya tetapi Ia urungkan demi menghargai usaha sandiwara Cindekia di depan Pak Isman.

Setelah merasa jarak yang dibuatnya sudah cukup di luar radius pendengaran pak Isman, Cindekia merapat ke Gamya dan menggenggam erat tangan Gamya.

Gamya memang pernah berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan Cindekia, tetapi jika Cindekia yang mendekatkan diri kepadanya, keadaannya menjadi sedikit berbeda baginya, Ia bekerja ekstra mengontrol emosinya. Apa yang sedang dia coba lakukan?

Melihat Cindekia yang tampak ragu mengatakan sesuatu, membuat Gamya berpikir Cindekia sedang menggodanya. Apa dia ingin menyatakan perasaannya?

Gamya tersenyum memandang ke sekitar, di tempat seperti ini?

"A...nu Pak...." Cindekia mulai membuka suara, "acaranya kan sudah selesai, apa saya boleh minta waktu Bapak sebentar? satu jam saja deh,"

"Boleh," jawab Gamya tanpa mikir.

Cindekia tersenyum sumringah. "Terima kasih, Pak!" dia menarik lengan Gamya kembali menuju mobil.

"Pak Isman, Kita meluncur ke kantor kepala Desa Xx!" pinta Cindekia begitu mereka duduk di dalam mobil.

"Baik, Nona." Pak Isman menjalankan mobilnya menuju Kantor kepala desa.

"Mengapa kau ingin ke sana?" tanya Gamya.

"Teman saya ada kegiatan di sana, jadi saya ingin melihatnya."

"Oh.. " ucap Gamya singkat, hatinya mencelos. Dia menggodaku untuk bisa melihat temannya, luar biasa.

Lokasi kantor desa tidak jauh, mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit. Cindekia segera turun dan diikuti oleh Gamya.

Gamya menarik lengan Cindekia untuk berhenti setelah Ia menangkap sosok Dyan di depannya, "Nona Kia, kau mengajak pacarmu untuk menemanimu bertemu dengan pria yang kau cintai? sepertinya aku harus memberimu plakat penghargaan?"

"Bapak melarang saya menemuinya, makanya saya mengajak Bapak!"

Gamya melongo tidak tahu harus berkata apa, dia juga tidak tahu harus senang atau marah dengan kejujuran Cindekia.

"Oke, pastikan kau mengajakku untuk menemanimu saat kau ingin berciuman dengannya!" bentak Gamya.

Wajah Cindekia memerah mendengar kata vulgar Gamya. "Ci.. ciuman?" Cindekia menepuk nepuk lengan Gamya dan tersenyum malu, "Bapak jadi membuat saya mengkhayalkan hal yang belum pernah saya lakukan,"

Gamya menangkap tangan Cindekia yang menepuk lengannya. "Haruskah aku menamparmu karena menyentuhku sembarangan?" tanyanya dingin.

Aku bisa mengambil ciuman pertamamu jika kau terus menggodaku seperti ini, batin Gamya kesal dalam hatinya.

Cindekia melepaskan tangannya dari cengkraman Gamya. "Ah...maaf Pak!" dia menekuk lehernya ke depan. Ia lupa kalau Gamya adalah atasannya karena mulai terbiasa dengan sandiwara mereka yang bersikap akrab satu sama lain.

Ia juga lupa jika di kontrak kerja sama mereka, Ia dilarang melakukan kontak fisik kepada Gamya.

Terpopuler

Comments

Hulapao

Hulapao

astagaa perang gombalan ini mah 🤣🤣

2022-09-23

1

Anonymous

Anonymous

lanjut thor...

2022-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!