BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan

Setelah mengantar pulang Cindekia dengan selamat sampai di rumahnya, Gamya menjalankan mobilnya menuju rumahnya. dia sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kemarahan Ganeeta.

Gamya mendapati rumahnya sepi, tidak ada tanda tanda Ganeeta ada di rumah. Dia belum pulang? Batin Gamya.

Dia pun berjalan menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

"Aaakk!!" teriak Gamya kesakitan

Belum sempat Ia membuka pintu kamarnya, Ganeeta telah lebih dahulu menjambak rambutnya dan naik ke punggungnya. Kedua kaki Ganeet melingkari pinggangnya, dan lengan kiri melingari bahunya. Tangan kanan Ganeeta menarik rambutnya.

Dan adu kekuatan antara kakak dan adik itu berlangsung selama sepuluh menit. Setelah kehabisan tenaga, keduanya duduk di sofa. Gamya menyumbat hidungnya dengan tissue, Ganeeta merapikan rambut kebanggaanya.

"Tunanganmu beruntung tidak jadi menikah dengan wanita sepertimu," ujar Gamya bernada sarkasme memulai pembicaraan.

"Adikku Sayang, kau begitu mencintai kakakmu sehingga ingin menjadi pasangan palsuku seumur hidup," balas Ganeeta bernada satire.

Gamya tidak menanggapi sindiran Ganeeta. "Kembali lah!" Dia memasang wajah datar.

Ganeeta sudah cukup bermuka tebal, Gamya selalu mengusirnya. Dia bukannya tidak memiliki uang untuk memiliki rumah sendiri, Dia hanya tidak ingin tinggal sendiri. "Mengapa kau selalu menyuruhku pulang? Apa papa yang meminta mu?"

"Ya,"

Ganeeta tersenyum menyeringai tidak percaya. "Sejak kapan kau menjadi anak yang berbakti?"

Gamya balas tersenyum simpul. "Sejak orang tua itu berkata akan memberikanku warisan."

Ganeeta kehabisan kata kata mendengar kejujuran Gamya. Dia berdiri dan bersiap ingin menghajar Gamya sekali lagi. Tetapi Ia urungkan niatnya. "Aku tidak ingin melakukan pernikahan bisnis," lirih Ganeeta kemudian.

Gamya berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Ganeeta. "Kembali dan menikahlah. Cobalah bertahan selama setahun."

"Kalau aku tidak mau? Kau juga tidak punya kekasih," kata Ganeeta menantang Gamya, dan menghempaskan tubuhnya kembali duduk di sofa. Gamya tidak bisa memaksanya.

Gamya menghentikan langkahnya dan menyeringai. "Siapa bilang aku tidak punya?"

"Hahaha, Kau bercanda ya? Sejak kapan?"

"Barusan saja."

Ganeeta tersenyum mencemooh. "Aku tidak percaya ada wanita yang mau denganmu setelah mengetahui kau adalah oria kejam yang memiliki tempramen buruk. Sekertarismu saja tidak sama sekali tertarik denganmu tuh!" Ganeeta menatap Gamya dari atas hingga ke bawah.

Dilihat sekilas pasti banyak wanita yang akan tergila gila dengannya, tetapi siapa yang akan tahan dengannya setelah melihat sifat aslinya. Batin Ganeeta.

"Baik, aku akan kembali dan menikah jika kau benar benar telah memiliki kekasih yang mencintaimu dengan tulus."

"Aku harap kau tidak menarik kembali kata katamu." Gamya menyeringai.

"Tapi, Jika tidak. Kau yang akan kembali menjadi anak oapa dan menikah,"

".... "

"Kenapa? Kau tidak berani menerima tantanganku?"

"Setuju."

Kedua belah pihak yakin dengan apa yang mereka yakini saat ini. Ganeeta yakin bahwa Gamya tidak akan mendapatkan kekasih dalam waktu dekat. Sementara Gamya yakin bisa membuat Cendekia menjadi bagian dalam permainan taruhan mereka. Hidup penuh dengan kepalsuan dan kepura-puraan.

****

Candika berbaring di tempat tidurnya, setelah selesai membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian. Ia mengingat kembali kejadian aneh yang baru saja di alaminya.

"Bagaimana bisa kami berakting senatural itu?" gumamnya tidak percaya. Padahal tidak ada persiapan sebelumnya.

Cindekia sadar Gamya tengah memanfaatkan dirinya untuk dapat berbincang ringan dengan pemilik perusahaan Kosmetik. Ia pun demikian, saat teman temannya SMA nya menatapnya tidak percaya dirinya bisa berteman dekat dengan orang seperti Gamya, Cindekia tidak tahan untuk membuat mereka semakin panas dan penasaran. Ia pun mengikuti sandiwara Gamya.

Tetapi, kebetulan sekali kami memakai baju warna yang hampir sama. Batin Cindekia.

Dia tertawa, lalu kemudian terdiam dan bermuram durja. Dirinya sudah dipecat.

Satu satunya sahabat yang bisa dihubunginya adalah Lindri sahabatnya. Dia tidak menelepon orang tuanya di kampung. Jika orangtuanya tahu putrinya menjadi pengangguran di kota, orang tuanya akan memaksanya pulang kampung. Sejak tamat SMP, Cindekia melanjutkan SMA nya di kota mengikuti pamannya.

Cindekia mengambil ponselnya, Ia mengaktifkan mode hening ponselnya sejak tadi pagi. Ternyata Ia telah menerima banyak pesan masuk. Salah satu diantaranya pesan dari Dyan.

Dyan?

Cindekia membelalakan matanya, seluruh nyawanya terkumpul membaca pesan masuk dari Dyan. Bagaimana dia tahu?

Apa dia akan cemburu seperti biasanya? Batin Cindekia. Mereka adalah teman kuliah, Dyan yang dikenal Cindekia selama kuliah menjadi teman dekatnya yang selalu membantunya dan cinderung posesif kepadanya. Hubungan mereka menjadi sedikit renggang setelah tamat kuliah dan sibuk dengan karir masing-masing. Dyan melanjutkan studinya dan kini menjadi seorang dosen.

< Dyan: 😊>

Cindekia melotot tidak percaya membaca pesan terakhir dari Dyan. "Apa?! Dia tersenyum?!" seru Cindekia.

Senyum yang bermakna ganda. Batin Cindekia.

Cindekia kembali mengetik pesan kepada Dyan. Ia harus segera mengklarifikasinya.

Ada makna tersirat di dalamnya. Batin Cindekia menganalisis dari kalimat yang dikirim Dyan.

Cindekia meneggigit jempolnya harap harap cemas menunggu balasan dari Dyan. Dia menyukai orang lain?

Sembari menunggu balasan dari Dyan, Cindekia membuka group chat teman SMA nya. Isinya dipenuhi dengan pembicaraan mengenai dirinya. Cindekia segera mengirim pesan klarifikasi di group chat tersebut.

Setelah memberikan klarifikasinya Cindekia tidak memperdulikan tanggapan dari teman teman SMA nya. Ia menghubungi Lindri, seseorang yang dapat membantu nya kaluar dari garis kemiskinan.

< Cindekia: Lin lin my love my honey my bunny my soul temanmu ini sudah resmi jadi pengangguran >

< Lindri : Boo, serius? Kejam parah itu boss. >

< Lindri : Keluarkan senjata pamungkas. Kalau gagal, Kau bisa kerja di tempatku >

< Cindekia : Kalau gagal, doakan temanmu ini bisa keluar hidup hidup >

< Lindri : Ok, fighting! >

Hingga larut malam, Dyan tidak lagi membalas pesan Cindekia yang terakhir. Cindekia tidak pernah menelepon Dyan karena takut pria tersebut sedang sibuk dan tidak ingin mengganggunya.

Pria itu selalu saja sibuk bekerja, komunikasi mereka yang semakin jarang tidak melunturkan perasaan Cindekia kepada Dyan.

Cindekia melihat layar ponselnya sekali lagi sebelum memutuskan untuk tidur, tetap tidak ada balasan dari Dyan. Ia menghela napas dan memutuskan untuk tidur.

Tidak berapa lama setelah Cindekia tertidur lelap masuk ke alam mimpi, ponsel Cindekia berbunyi tanda pesan masuk.

< Dyan : Minggu besok ada acara? Kalau tidak ada, Aku jemput ya >

***

Terpopuler

Comments

Andi

Andi

Aku mampir kak yg dari ig kak Sus. baru baca sampe sini eh kelupaan likenya malah terus baca. mau puter balik capek

2022-09-20

1

Nhia Nhuer

Nhia Nhuer

mkin tdk sabar ja nunggu d up lg

2022-04-23

1

Ahmad dae Rhobi

Ahmad dae Rhobi

lanjut thor semangat 💪

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!