Hello, selamat membaca...
mohon dukungannya, jangan lupa lika dan komen.
favorite jika suka 🐼
_______
Cindekia menatap lama dirinya di cermin. Dia tidak bisa memecatku begitu saja, batin Cindekia bersemangat menuju kantor.
Dengan menumpang bus trans, Cindekia tiba di kantornya. Dia datang pagi seperti biasa dan bekerja seperti biasa.
"Selamat pagi Pak!" Cindekia menyambut kedatangan Gamya juga seperti biasa.
"Ikut Aku!" seru Gamya sembari berjalan ke ruangannya diikuti oleh Cindekia.
"Kau sudah tahu, aku sudah memecatmu. Kau tidak perlu berusaha seperti ini," kata Gamya dan menyeruput kopi yang telah dihidangkan Cindekia.
Cih, dia bilang tidak perlu. Tapi dia minum juga kopi yang kubuat, batin Cindekia.
"Apa Bapak tetap akan memecat saya?" Cindekia bertanya penuh pengharapan. Dia memasang wajah memelas.
Dia menggemaskan. Tunggu, aku membenci wanita sepertinya, batin Gamya menguatkan keteguhan hatinya.
"Pergi bereskan barang barangmu! terima kasih atas kerjasamanya selama ini."
"Tunggu, beri saya alasan mengapa Bapak memecat saya!" protes Cindekia.
"Apa kau masih butuh alasan setelah menggunakan kartuku untuk kebutuhan pribadimu?"
"Saya pikir kemarin karena kecelakaan dalam bekerja," ucap Cindekia memberi alasan. Dia tidak sengaja merusak mobil orang lain saat sedang mengantar Boss.
"Apa membeli pakaian di since next juga bagian dari pekerjaan?"
"Apa?"
Cindekia berpikir sejenak untuk mengartikan kalimat tanya Gamya. Hah!! Jadi kemaren aku salah kasih kartu?! Batin Cindekia dan segera menutup mulutnya kaget.
"Maafkan saya Pak, saya tidak bermaksud begitu, saya salah kasih kemaren. Ya sudah saya kembalikan deh kartu Bapak biar tidak salah lagi dikemudian hari."
"Tidak perlu, saya sudah memblokirnya. Kau pikir aku akan membiarkanmu menguras habis uangku?"
Apa? menguras habis? hey dia terlalu hiperbola. Batin Cindekia tidak terima.
"Saya akan menggantinya, termasuk biaya ganti rugi kecelakaan kemarin. Saya ganti sekarang ya Pak."
Cindekia mengambil ponselnya dan segera membuka M-bankingnya mentransfer uang yang digunakannya ke rekening Gamya. Tidak lama kemudian terdengar bunyi notifikasi di ponsel Gamya.
"Sudah kan Pak, masalahnya sudah beres. Bapak tidak bisa memecat saya."
"Kau tetap dipecat!" seru Gamya dingin.
Apa?!
"Bagaimana dengan Bapak? Apa bapak merasa tidak perlu bertanggung jawab? Gara gara semalam saya membantu Bapak. Teman teman saya mengira Bapak adalah pacar saya," tutur Cindekia.
Sebenarnya dia tidak ingin membahas masalah ini. Tetapi Ia juga akan meminta pertanggung jawaban Gamya.
"Aku akan bertanggung jawab. Kalau begitu sejak semalam kita resmi berpacaran," ujar Gamya tenang tanpa beban.
eh? Dia gila? Batin Cindekia.
"Saya tidak menyukai Bapak."
"Aku juga tidak menyukaimu Nona Kia."
Benar gila dia.
"Bapak cukup tidak memecat saya sebagai bentuk tanggung jawab Bapak."
Dia menolakku? Batin Gamya.
"Kita hanya berpura-pura berpacaran," balas Gamya
"Saya tetap tidak mau!"
kok Aku jadi nyesal ya meminta pertanggungjawaban orang ini? Batin Cindekia bingung.
"Baik lah, jika kau tidak bersedia dengan terpaksa aku memintamu untuk ganti rugi biaya perbaikan mobilku yang Kau tabrakkan," Ancam Gamya pada akhirnya.
Tuh kan benar nyesel, Jadi kena tuntut lagi deh. Batin Cindekia penuh penyesalan, bukan untung tapi buntung.
"Oke saya akan bayar biaya klaim asuransinya. Berapa? Empat ratus ribu?" tanya Cindekia percaya diri. Ia tidak menyukai berhutang.
Gamya tersenyum menyeringai. "Asuransi?"
Gamya mengambil lembar kuitansi perbaikan mobilnya dan menunjukkannya kepada Cindekia. "Aku tidak mengasuransikan mobilku."
"100 juta?! Bapak ingin memeras saya?!"
"Berpura-pura lah menyukaiku dan menjadi pacarku hingga Ganeeta percaya akan hal itu dan kembali ke negaranya. Maka Kau tidak perlu membayarnya," jelas Gamya langsung ke intinya.
"Ganeeta?" tanya Cindekia bingung, siapa Ganeeta?
"Wanita yang mengaku tunanganku, dia adalah saudari kembarku."
Apa? kembar? duh ngidam apa mak nya hingga bisa punya anak kembar seperti mereka cakepnya. Batin Cindekia.
Cindekia mengangguk, mencoba mencerna situasi. "Jadi Bapak ingin Nona Ganeeta pergi dari sini dengan cara memiliki pacar. Tapi mengapa saya?"
"Melihat kinerjamu selama ini, aku menilai kau orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan ini."
"Pekerjaan?"
"Anggap saja kau sedang bekerja, jika kau berhasil aku akan membayarmu"
"Saya tidak bisa melakukannya!" tegas Cindekia.
"Karena Kau sudah memiliki pacar? putuskan hubungan dengan pacarmu!" balas Gamya.
Apa? dia lebih dari gila? Batin Cindekia.
"Kalaupun saya sudah memiliki pacar, Bapak tidak bisa semena mena menyuruh kami putus. Memangnya Bapak siapa?" celoteh Cindekia kesal.
Gamya tidak peduli dengan ocehan Cindekia, "Jadi kau belum punya pacar. Itu bagus."
"Saya menyukai orang lain."
"Nona Kia, jangan menganggap serius perkerjaan ini. Masalah percintaanmu dengan pria lain silahkan kau lanjutkan."
"Baik! Saya bersedia jika Bapak tidak memecat saya dan berjanji tidak akan memecat saya dikemudian hari."
"Aku tidak bisa mencabut kembali keputusan yang telah kubuat," ujar Gamya berterus terang.
Pernyataan Gamya membuat Cindekia bingung, "Hah?"
Aku tidak bisa dipecat begitu saja, apa dia tidak tahu bagaimana perjuangan untuk dapat bekerja disini?! Batin Cindekia.
"Kalau begitu, saya tidak mau melakukan pekerjaan yang Bapak minta," kata Cindekia tegas menolak.
Gamya menatap tajam Cindekia. "Sampai ketemu di pengadilan, aku akan menuntutmu atas perusakan milik orang lain."
Apa? kenapa masalahnya jadi serius begini? Batin Cindekia mulai panik.
Tenang tenang..
"100juta, saya akan membayarnya!" ucap Cindekia mantap.
Mengapa jadi malang begini? sudah dipecat harus bayar 100jt. Batin Cindekia. Ia ingin menangis, tetapi Ia tidak boleh menangis di depan orang yang sepertinya sengaja ingin melihatnya menderita.
"Aku memberimu waktu satu hari."
Apa? Aku tidak punya uang sebanyak itu. Harta kekayaanku tinggal 5 juta.
Cindekia menghela napas, Ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Ini cara terakhir, semoga berhasil.
"Hallo.. " Lindri menjawab panggilan Cindekia.
"Iya Pak benar ini saya. Saya sudah memikirkan tawaran Bapak yang kemarin. Saya bersedia melakukannya..., tetapi dengan syarat Bapak harus membayar saya dimuka 100 juta sekarang juga," kata Cindekia berusaha untuk tenang, mengucapkan karangan yang baru saja dirangkainya.
Cindekia menatap tajam ke arah Gamya yang juga menatapnya serius.
"Hey Kia, apa yang terjadi? Orang yang kejamnya hampir setingkat iblis itu mempersulit mu?" tanya Lindri.
Setingkat iblis? hahaha. kita lihat saja.
"Baik, terima Kasih," kata Cindekia mengakhiri sandiwaranya.
Cindekia berdehem. "Sepertinya Bapak tidak perlu bertemu Saya di pengadilan," kata Cindekia tersenyum kepada Gamya. Senyum penuh kemenangan yang harus dipasang di wajahnya.
Gamya bergeming, dia menatap serius Cindekia mencari celah lain yang bisa digunakannya untuk memaksa Cindekia menuruti perintahnya.
Dia diam saja? apa dia memang menginginkan uang 100 juta? huh.. sudahlah Cindekia sepertinya kau harus menyerah. Dipecat ya dipecat, nganggur ya nganggur. Batin Cindekia.
tring...
Ponsel Cindekia berbunyi tanda pesan masuk. Cindekia lekas membukanya.
< Lindri : Aku mengirim pesan untuk mendukung rencanamu, fighting! >
Cindekia tersenyum membaca pesan dari Lindri, dia tidak tahu harus menangis atau tertawa. Karena sepertinya rencananya tidak berhasil. Gamya tidak memberi respon apa apa. Ia siap mencari lowongan kerja yang baru.
"Kau tidak perlu membayar 100 juta, dan aku membatalkan pemecatanmu. Batas waktumu adalah sebulan untuk membuat Ganeeta percaya Kau menyukaiku dan kita berpacaran." Gamya akhirnya buka suara memberikan keputusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Andi
Ceritanya seru tor, alurnya juga gak ngebosenin. Tapi aku susah nyebut nama cowoknya tor. gama ajalah jadinya ku sebut🤣
2022-09-20
2
Hulapao
jadi pengen tau juga
2022-09-18
1
نور✨
Assalamualaikum kka author, aku mampir baca lagi👋.... tetap semangat up nya kka💪
2022-05-29
1