BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.

"Pak, saya sudah selesai. Apa Bapak mau balik ke kantor?" Cindekia telah selesai membereskan peralatan bekas makannya. Dia berjalan mendahului Gamya menuju pintu keluar bagian depan rumah.

Gamya yang memiliki kaki lebih panjang daripada Cindekia, lebih dahulu sampai di depan pintu dan membuka pintu.

Sebelumnya Ia telah meminta Pak Isman untuk pulang, dia akan mengemudikan mobilnya sendiri. Ada banyak hal yang ingin dibicarakannya dengan Cindekia mengenai kontrak kerja sama mereka.

Menurutnya, dia bisa mengefisienkan waktunya yang banyak terbuang karena Cindekia pingsan di saat jam kerja, dengan cara membicarakan hal penting sambil jalan.

Gamya membukakan pintu penumpang bagian depan, dia bermaksud mempersilahkan Cindekia masuk dan duduk. Mereka masih berada di area pengawasan Ganeeta.

Namun, Cindekia yang mengira pak Isman duduk di balik kemudi, berpikir Gamya membuka pintu untuk dirinya sendiri. Dia membuka hendel pintu belakang,

Tiba-tiba bahunya dirangkul oleh Gamya yang cepat tanggap. Pria itu membimbing cindekia menuju pintu yang dia buka. "Jika aku membukakan pintu untukmu, tersenyum dan masuk," bisiknya.

Cindekia tersenyum dan masuk ke mobil mengikuti perintah Gamya. Sandiwara mereka belum selesai. Di segera mengenakan sabuk pengamannya dan mendapati Gamya membuka pintu bagian kemudi.

"Ke mana pak Isman?"

"Aku menyuruhnya pulang," Gamya menjalankan mobilnya, "aku akan melanjutkan pembicaraan kita yang terhenti karena kau jatuh pingsan."

Cindekia menunduk melihat kedua tangannya yang Ia remas remas. Benar, aku masih terikat kontrak dengannya selama satu bulan, sisa waktu tiga minggu lagi, pikir Cindekia. Ia harus bertahan bekerja di bawah boss yang diskriminatif.

"Siapa nama pria yang menjemputmu dari cafe Ayok nongkrong?" tanya Gamya tanpa mengalihkan matanya dari jalan di depannya.

Cindekia tercengang mendengar pertanyaan Gamya. "Bapak melihatnya?"

Gamya tidak menjawab pertanyaan Cindekia. "Jangan bertemu dengannya selama tiga minggu ke depan. Bagaimana bisa kau pergi berkencan dengan pria lain saat menjadi pacarku?"

"Kami hanya berteman," ucap Cindekia nelangsa.

"Apa Kau pikir Ganeeta akan berpikir begitu? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk berhati-hati kepadanya."

"Dia adalah adik Anda, mengapa Bapak ingin mengusirnya? bukankah bagus jika bisa tinggal bersama?"

"Nona Kia, kau tidak berada dalam posisi yang memiliki hak bertanya," ucap Gamya. Ia sudah bersikap lunak memberitahukan kesalahan Cindekia karena takut wanita itu akan kembali stress dan jatuh pingsan.

"Baik, saya mengerti." Cindekia sadar Ia tengah berbicara dengan seseorang yang diskriminatif. Ia kembali remas jemarinya, kesal karena dipandang sebelah mata. Berpikir boss nya adalah sebuah bola ping pong dan hancur dalam genggamannya, membuat rasa kesal Cindekia berkurang separuhnya.

"Aku tidak mengusirnya, aku hanya ingin dia kembali pulang dan menikah. Apa alasan itu sudah cukup?" Gamya tersenyum menyadari Cindekia tengah menghancurkan benda tak terlihat di tangannya.

Apa dia sedang mencoba mencekik leherku dalam khayalannya? pikir Gamya.

"Saya pikir Bapak adalah saudara yang kejam, ternyata Bapak begitu perhatian."

Gamya menyeringai mendengar pujian Cindekia yang salah alamat. "Jika dia kembali pulang, papanya akan memberikanku sebagian asetnya."

Cindekia yang baru saja mulai mengagumi sosok boss nya yang penyayang keluarga kembali dibuat tercengang dengan kejujuran Gamya, yang terlalu terbuka.

Dirinya telah mendengar rumor tentang Gamya yang seorang pekerja keras. Dia dapat mencapai posisinya yang sekarang karena kegigihannya.

Apa rumor tentang anak dari pemilik perusahaan yang akan mengambil alih posisi pak Gamya, benar? tanya Cindekia dalam pikirannya. Ia berpikir Gamya membutuhkan warisan orang tuanya setelah tersingkir dari jabatannya saat ini.

"Ternyata dia mengalami diskriminasi di keluarganya, makanya dia bersikap begitu," gumam Cindekia pelan. Ia tidak habis pikir papa nya Gamya tidak memberikan putranya warisan, harus ada syarat dan ketentuan berlaku pula.

Mobil yang mereka tumpangi memasuki area pakir kantor mereka. Gamya memakirkan mobilnya. "Aku tidak mengalami diskriminasi." Pendengarannya sensitif, hingga bisa mendengar dengan baik gumaman Cindekia.

Cindekia tercengang mendengar perkataan Gamya, hubungan keluarga yang rumit membuatnya pusing.

"Aku tahu jau tidak menyukaiku, aku harap kau tidak lagi bermain main dengan kontrak yang telah Kau tandatangani. Jika kau melakukan kesalahan fatal lagi, aku anggap kau melanggar kontrak dan harus membayar pinalti," ancam Gamya. Ia serius dengan ancamannya.

"Saya mengerti, tetapi Bapak juga harus menghentikan kebiasaan Bapak yang begitu perhatian dengan wanita cantik dan sexy yang Bapak temui di tepi jalan," Cindekia membuka handel pintu di sebelahnya. Ia seperti istri yang mengomel kepada suaminya yang mata keranjang.

"Tunggu... kau benar percaya dengan ucapan Ganeeta?" Gamya menghentikan Cindekia yang ingin turun dari mobilnya.

"Dia bercanda?"

"Tentu saja!"

Cindekia bernapas lega, Ia lebih senang Bossnya kejam kepada semua orang tanpa pandang bulu.

Roman wajah masam Cindekia berganti menjadi ceriah. "Oh begitu," Cindekia kembali menoleh ke arah pintu yang terbuka di sebelahnya.

"Jadi tadi Kau cemburu sungguhan?" Gamya menangkap dagu Cindekia dengan telapak tangannya, membuat wanita itu menoleh kembali ke arahnya. Ia ingin melihat sekali lagi wajah yang tadi merengut, Ibu jari tangannya mengusap bibir yang terlihat lucu saat merengut di matanya. Wanita itu membelalakan matanya.

Plak!

Telapak tangan Cindekia sukses mendarat di pipi Gamya dengan hantaman yang kuat, meninggalkan jejak kemerahan. Gamya melepaskan tangannya dari wajah Cindekia.

Cindekia tercengang dengan apa yang barusan saja terjadi dengan cepat. "Maafkan Saya sudah menampar Bapak!" serunya ketakutan.

Gamya tertawa kecil memegang pipinya yang baru saja digampar Cindekia. Ia tidak percaya dirinya khilaf begitu mendengar wanita itu cemburu kepadanya. Hampir saja aku menciumnya.

"Mengapa Bapak tertawa? Apa Bapak merencanakan hukuman untuk saya karena telah menampar Bapak?" Dalam pandangan Cindekia, Gamya sedang tertawa jahat. Ia ingat realita berbeda dengan ekspektasi.

Jika di dalam drama menggampar bisa membuat bucin, maka realita alamat dipecat.

"Mengapa aku menghukummu? Aku suka kau menamparku," ucap Gamya dengan tenang. Tamparan Cindekia membuatnya kembali ke pikiran sehatnya.

Cindekia bergidik ngeri mendengar jawaban Gamya, apa orang ini masokis*? Pikir Cindekia.

(*masokis : Seseorang yang menemukan kesenangan oleh rasa sakit yang dipaksakan sendiri atau dipaksakan oleh orang lain.)

"Saya bukan cemburu, tapi saya kesal, Bapak begitu perhatian sama orang baru yang Bapak temui di pinggir jalan, tapi sama orang yang bekerja rodi untuk Bapak, nggak dianggap sama sekali! matahari belum keluar, saya sudah keluar berangkat kerja, mengatur dokumen, menyiapkan makan siang dan cemilan yang sesuai selera Bapak, Bapak orangnya milih milih, menyesuaikan kembali jadwal Bapak, Bapak sering bolos tanpa izin, mengatur acara, pertemuan dan reservasi, banyak Pak banyak, kalau disebutin semua nggak siap sampe besok," cecar Cindekia kesal.

Ia kembali mengatur napasnya dan bersikap tenang. "Dan jangan melakukan hal yang seperti tadi kepada saya, atau Bapak ingin saya mencarikan teman kencan untuk Bapak?" Cindekia segera turun dari mobil Gamya, tidak lupa menutup kembali pintu dengan tenaga ekstra.

Mendengar ocehan panjang itu, Gamya hanya melongok menatap punggung Cindekia yang menjauh dari mobilnya. "Apa yang terakhir dia baru saja mengatakan aku adalah pria hidung belang?" gumamnya tidak terima. Ia bukan pria seperti itu.

_____

Terpopuler

Comments

Hulapao

Hulapao

yang sabar yaa cindekia 🤣

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!