Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel

Cindekia mengikuti Gamya berjalan di belakangnya setelah meninggalkan ruang rapat. Tanpa bicara, Gamya masuk ke ruangannya.

Gamya duduk bersandar di kursinya, menatap pergeseran jarum jam di pergelangan tangan kanannya. Aku bermurah hati memberikan waktu tiga menit.

Gamya menghitung mundur sepuluh detik sebelum memutuskan untuk menghubungi Cindekia. Pada detik ke 7, pintu ruangan Gamya dibuka oleh Cindekia.

Dia berjalan dengan sigap, dan meletakkan print out notulen rapat yang baru saja dilaksanakan di atas meja. Gamya mengambilnya dan mencari hal hal yang dapat membuatnya marah. Dia mencatatnya secara terperinci.

"A.. " Gamya hanya sampai menyebut kata A, Cindekia sudah meletakkan berkas dan surat surat yang harus ditandatanganinya di atas mejanya.

"Ada perubahan tempat untuk nanti siang, restoran sabàng sampe merauke," ucap Cindekia mengingatkan agenda nanti siang.

"Hmm"

Gamya melirik berkas yang harus Ia tanda tangani, Cindekia menempelkan banyak sticky note. Apa dia sedang bermain taman kanak kanak?

Drrttt.... Drrttt....

Ponsel Gamya berdering, sekali lagi dia tidak memiliki kesempatan untuk marah marah. Direktur mitra perusahaan yang dikelolanya menghubunginya.

"Suatu kehormatan bagi saya menerima panggilan dari Anda...," ujar Gamya berbasa basi.

Terdengar suara tawa dari ponsel Gamya. Tanpa bicara, Cindekia pamit undur diri dari ruangan Gamya.

Cindekia akhirnya bisa bernapas lega setelah keluar dari ruangan Atasannya. Ia melirik jam tangannya. Semoga hari ini dia nggak lembur lagi. Batin Cindekia.

***

Setelah obrolan bisnisnya selesai, Gamya lanjut ke kegiatannya selanjutnya. Cindekia mengikuti langkah Gamya hingga depan pintu lobby. Mobil Gamya sudah menyambut mereka, seorang petugas membukakan pintu penumpang untuk Gamya.

"Kau? Di mana Pak Isman?" tanya Gamya tajam, begitu Ia duduk di mobilnya dan mendapati Cindekia sudah duduk di balik kemudi, bukan supir yang biasa mengantarnya.

"Oh, Pak Isman cuti melahirkan Pak," jawab Cindekia sembari memindahkan persneling dan menginjak pedal gas.

"Apa?!"

"Eh maksud saya istrinya melahirkan."

"Berhenti!"

"Bapak tenang saja, saya akan mengantar Bapak dengan selamat," kata Cindekia mengabaikan perintah Gamya, dia semakin menekan pedal gas untuk menambah kecepatan mobil yang dikemudikannya.

"Apa kau pikir aku bisa menerima kau menyupiriku?"

"Apa Bapak mempermasalahkan kesetaraan gender?"

"Nona Kia, kau baru dua hari bekerja denganku dan berani melakukan sesuatu tanpa seizinku?"

"Maaf Pak, kalau begitu saya meminta izin dari Bapak sekarang. Kedepannya saya akan memperhatikannya dengan lebih baik lagi. Mohon bantuannya," tutur Cindekia dengan bersungguh sungguh.

Gamya kehabisan kata kata. Wanita ini? Apa Damar memiliki dendam pribadi kepadaku hingga mengirim wanita ini kepadaku?

Gamya memutuskan untuk menghentikan perdebatannya. Ia memang harus sampai ditujuan dengan selamat dan tepat waktu.

Cindekia memakirkan mobil dengan mulus dipakiran. Namun saat pulang, pakiran telah dipenuhi dengan beberapa mobil.

Cindekia menarik napas dalam menghilangkan rasa gugupnya untuk memundurkan mobilnya. Sebenarnya Ia belum begitu ahli mengemudikan mobil.

Ceklek..

Gamya membuka pintunya. "Pindah! Saya akan mengemudi."

"Tidak Pak, saya saja. Kalau bapak yang mengemudi nanti Bapak akan memecat Pak Isman."

"Apa kau sudah tidak waras? tentu saja orang yang ku pecat adalah Kau!" seru Gamya, dia tidak bercanda.

"Apa? Kalau begitu saya saja yang mengemudi Pak." Cindekia kembali menutup pintu, dan segera memundurkan mobilnya.

Brukk...

Bagian belakang mobil yang dikemudikan Cindekia mengenai bagian depan mobil yang lewat di belakangnya.

Gamya kembali membuka pintu dan menggelengkan kepalanya yang bisa diartikan menyuruh Cindekia segera keluar dan menyesaikan masalah yang Ia buat.

duh!

Cindekia turun dan pergi menemui mobil yang Ia tabrak. Seorang petugas pakir datang menjadi penengah diantara mereka.

Gamya mengemudikan mobilnya dan meninggalkan Cindekia, begitu mobil di belakangnya memberikan jalan.

"Maaf Pak, saya akan bertanggung jawab. Apa Bapak ingin pergi ke bengkel sekarang?" tanya Cindekia kepada pengemudi mobil yang ditabraknya.

"Apa itu pacarmu yang baru saja meninggalkan mu?"

"Bukan Pak, dia Boss saya." Cindekia mengeluarkan kartu namanya, "ini kartu nama saya. Saya akan mengganti rugi biaya perbaikan mobil Bapak."

Bapak bapak tersebut tidak mengambil kartu nama yang disodorkan Cindekia. "Naiklah! kita ke bengkel sekarang."

Cindekia berpikir sejenak. "Tidak Pak terima kasih, saya naik ojek saja menyusul Bapak."

"Kau pikir aku akan percaya kau tidak akan kabur?"

"Ya?" Cindekia mengluarkan kartu identitasnya. "Begini saja Bapak ambil kartu identitas saya."

"hmm"

Dan kedua belak pihak sepakat pergi kebengkel dengan jalan masing-masing.

Sementara Cindekia masih di bengkel dan menyelesaikan pembayaran dimuka. Gamya telah sampai di kantornya. Ponselnya berbunyi memberitahukan ada pesan masuk. Gamya tersenyum sinis membaca pemberitahuan transaksi kartu kredit di ponselnya.

"Dia menggunakan kartuku untuk menyelesaikan masalah yang dia buat," Guman Gamya.

Apa ku pecat saja dia?

***

Cindekia akhirnya tiba di mejanya yang mungkin hari ini adalah hari terakhirnya duduk di kursinya sekarang. Cindekia lemas memikirkan bagaimana nasibnya kedepan. Ia belum sempat mencari lowongan kerja yang baru.

"Calon suamiku ada di dalam?" Terdengar suara Ganeeta bertanya, menambah ketidaksemangatan hidup Cindekia.

"Ya, mungkin ada," jawab Cindekia. Dia juga tidak tahu Gamya sudah sampai di ruangannya.

Tapi...., mengapa tunangannya datang setiap hari?

"hmm... " Ganeeta tidak langsung masuk ke ruangan Gamya. Ia mengambil ponselnya Cindekia dan menghubungi Gamya.

Alasan dia datang karena Gamya tidak mengangkat panggilannya.

"Hallo sayang ini aku, Aku sudah di kantor mu," ucap Ganeeta setelah panggilannya terhubung.

"Kapan jau akan kembali ke negara mu?!" sindir Gamya.

"Ya Aku juga merindukanmu." Ganeeta tersenyum sinis menatap Cindekia yang juga melihat ke arahnya, "aku ingin sekali makan kue strawberry, tetapi aku lupa membelinya. Kulihat sekretarismu lagi tidak sibuk tuh."

"Berikan ponsel ini kepadanya!" balas Gamya.

Ganeeta memberikan ponsel Cindekia dengan tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Cindekia mengambilnya dengan gerakan lamban. Dia sudah bisa menebak boss nya akan memerintahkannya untuk membeli kue strawberry yang dimaksud Ganeeta.

Ganeeta segera masuk ke ruangan Gamya, bersiap ingin memberi pelajaran kepada saudaranya.

"Apa aku harus datang menyeretmu?!" seru Ganeeta.

"Aku tidak perlu membeli baju baru," kata Gamya tanpa menoleh ke arah Ganeeta.

"Hey tentu saja harus, kau akan hadir untuk memberikan bunga kepadaku. Kita harus memakai pakaian yang serasi!" seru Ganeeta.

"Jangan kekanak kanakan."

"Sudahlah, pokoknya aku akan menyeretmu." Ganeeta menjatuhkan tubuhnya di sofa. Dia melihat bukunya ada di atas meja, dan tersenyum.

"Dia membacanya," guman Ganeeta mengambil bukunya. cih dia memberi pembatas yang imut begini.

"Jangan terlalu sering datang ke sini," ujar Gamya dingin.

"Aku tidak akan mendatangimu kalau kau menjawab telponku."

"Kalau begitu jangan meneleponku."

"Apa? Kau ini."

Ganeeta dengan kesal berdiri dari duduknya dan mendatangi Gamya yang tengah bekerja dengan laptopnya. Ganeeta berdiri di belakang Gamya dan memelintir kepala Gamya.

"Ahhkk. Lepaskan!" seru Gamya mencoba melepaskan tangan Ganeeta.

"Tidak, Kau harus diberi pelajaran!" balas Ganeeta tak mau kalah.

Gamya mengacak acak rambutnya Ganeeta, agar Ganeeta berhenti mencoba mematahkan lehernya.

"Ahh hentikan! Kau tahu berapa lama aku di salon untuk rambut ini?!"

Ganeeta semakin memperkuat tenaganya.

Ceklek...

Bunyi suara pintu menghentikan gerakan kedua kakak beradik itu. Mereka melihat ke arah pintu.

Ah apa aku masuk di saat yang tidak tepat. Batin Cindekia.

"Maaf, silahkan lanjutkan. Saya keluar lagi," ucap Cindekia yang sedang memegang kotak kue dan minuman.

Ganeeta melepaskan tangannya. "Masuklah! Maaf sudah membuat matamu melihat ke mesraan kami," ucap Ganeeta tersenyum sinis.

Cindekia pun masuk dan meletakkan kue dan minuman di atas meja. Diikuti oleh Ganeeta. Ia langsung membuka kue yang dibeli Cindekia.

"Cream cheese? mengapa Kau membeli yang ada cream nya?" tanya Ganeeta, "aku tidak suka keju."

Pak Gamya yang memintanya...., dia sengaja ya ? Batin Cindekia.

"Maafkan saya, Nona. Saya tidak mendengarnya dengan baik. Saya membelinya karena terlihat cantik. Wanita cantik biasanya suka sesuatu yang juga cantik, sekali lagi maafkan saya...," pinta Cindekia.

"Kau bilang apa?"

"Saya membeli yang ini karena teringat dengan kecantikan Nona."

Ganeeta mengangguk. "Benar kue nya cantik. Tetapi aku tidak suka keju."

"Kalau begitu, saya akan membeli kue yang baru lagi."

"Tidak perlu, kau pasti lelah. Wanita cantik dan lembut sepertiku tidak bisa melihat orang lain kesusahan," ujar Ganeeta.

"Tetapi Nona, saya jadi tidak enak."

"Tidak apa apa, kami berdua akan pergi."

"Benarkah?" tanya Cindekia dengan mata berbinar memastikan. Apa hari ini aku bisa pulang cepat?

Ganeeta mengangguk mengiyakan. Mengapa dia terlihat sangat bahagia?

"Kalau begitu selamat bersenang senang. Semoga perjalanan Anda berdua lancar."

Sementara Gamya di mejanya memandang aneh kedua wanita yang tengah berbicara di depannya. Mereka jadi terlihat akrab? Wanita sulit untuk diprediksi.

Terpopuler

Comments

Lina Syah

Lina Syah

lanjut Thor

2024-10-11

0

Hulapao

Hulapao

bikin salah paham aja pak

2022-09-16

2

Riskejully

Riskejully

memuji diri sendiri

2022-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!