Bab 3 Lapar yang menyiksa

Wanita cantik itu terdiam di depan pintu, dia manatapku seperti sedang menilaiku. Begitu juga denganku yang hanya bisa diam menatapnya.

Aku juga sedang menilainya, kulitnya putih, hidung mata dan bibir proposional dengan wajahnya. Secara keseluruhan wanita itu sangat cantik.

"Kau lanjutkan di meja mu!" seru Pak Gamya membuka suara.

"Baik Pak," ucapku pelan sembari berdiri.

"Apa kau pacar tunanganku?" tanya wanita itu, dia berjalan mendekatiku.

"Bukan, saya sekretaris," ujarku sedikit panik.

Gila! , di hari pertamaku berkerja sebagai sekretaris sudah di tuduh pelakor. Jangan sampai terjadi acara jambak menjambak.

"Oh...," ucapnya tenang.

"Kalau begitu saya permisi," ucapku pamit undur diri sembari membawa laptop kabur dari ruangan Pak Gamya.

Sementara wanita yang mengaku tunangannya Pak Gamya berjalan mendekati tunangannya. "Benar dia bukan pacarmu?"

"Dia sekretarisku yang baru."

"Jelaskan kepadaku mengapa kau duduk berdekatan dengannya?"

Apa mereka bertengkar? Aku masih di dalam ruangan loh.

"Kau tidak keluar?" tanya Pak Gamya dingin ke arahku yang sebenarnya menunggu dua orang di depanku bertengkar.

"Ah iya Pak," ucapku terbata.

ceklek

Aku menutup pintu ruangan Pak Gamya, dan masih berdiri di depan pintu, mencoba untuk menguping pembicaraan mereka dari balik pintu.

Bagaimana kalau mereka benaran bertengkar?

Karen sama sekali tidak mendengar apa pun, jadi kuputuskan kembali duduk di meja kerjaku melanjutkan pekerjaan.

ceklek...

Tunangannya Pak Gamya keluar dari ruangan, sepertinya urusannya telah selesai. Dia menatap intents ke arahku. Aku membalasnya dengan senyum menyapanya. Sebuah formalitas pekerjaan.

"Apa kau menyukai tunanganku?" tuduhnya langsung ke sasaran.

Hah? Otakku berkerja untuk mulai berpikir.

Wanita itu mengangguk seakan Ia meyakini sesuatu, "Mengapa aku mempertanyakan pertanyaan bodoh, wanita mana yang tidak menyukai tunanganku. Dia sangat ideal," lanjutnya tanpa menunggu jawabanku.

Hah? Otakku berkerja lebih keras lagi untuk berpikir.

"Maaf Nona, Anda salah paham. Saya adalah sekretaris Pak Gamya. Kami tidak memiliki hubungan apa apa. Hari ini adalah hari pertama saya berkerja, dan saya baru hari ini melihat Pak Gamya," ujarku memberi penjelasan selengkap mungkin.

Aku berharap wanita di depanku berhenti mencurigaiku sebagai pelakor.

Wanita itu berjalan mendekatiku. "Ya sekarang mungkin Kalian tidak memiliki hubungan apa apa. Tapi kau bisa saja kan nanti akan menggodanya."

Dia? mengapa dia masih menekanku? dan membuatku kesal. Dia membuat tekanan darahku naik.

"Percayalah Nona, saya tidak akan menggoda Pak Gamya karena saya sama sekali tidak tertarik dengannya," ujarku menunduk, menyembunyikan raut wajah kesalku.

"Oh ya?"

"Benar, Pak Gamya bukan tipe pria idaman saya. Lagian saya sudah punya pacar yang ganteng. Saya sangat mencintai pasangan saya," ucapku berbohong.

Kuambil ponselku dan membuka layarnya. "Apa Nona ingin melihat pacar saya?"

Maafkan diriku Dyan, aku menggunakan fotomu.

"Kau masih disini?"

Suara Pak Gamya mengejutkanku yang tengah mencari fotoku bersama Dyan. Aku menoleh takut ke arah sumber suara. Sejak kapan dia berdiri di sana? Apa dia mendengar semua yang Aku katakan?

" Iya. " ucap Wanita itu ceria berlari ke arah Pak Gamya dan merangkul manja lengannya, "apa Kau mendengarnya? Sekretaris mu bilang Dia sama sekali tidak tertarik denganmu..hahaha. Apa pesona Gamyaku sekarang sudah berkurang?"

Pak Gamya tidak mengubris ucapan tunangannya, dia mengacak kesal rambut wanita itu. "Aku akan mengantarmu!" serunya sembari berjalan pergi.

Aku menghela napas lega, akhirnya wanita itu pergi juga. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi.

Tiba-tiba Pak Gamya berhenti, dan melihat ke arah belakangku. Membuatku merinding.

Apa? ada apa? Ada penampakan makhluk halus kah?

"Kau susun yang benar semua berkas yang ada disana dan sudah ada di atas mejaku saat aku kembali!" serunya sembari menunjuk tumpukan berkas di belakangku.

"Baik Pak."

Kedua pasangan itupun akhirnya benar benar pergi. Aku kembali bersemangat untuk berkerja.

Aku buka dan baca satu persatu berkas yang di perintahkan Pak Gamya. Hari pertama berkerja harus memberikan kesan yang baik.

Drrt.. drrt..

Ponselku berdering, Layar ponselku memunculkan tulisan Lindri. Aku menjawab panggilan Lindri. Temanku sejak SMA. Meskipun aku sedang bekerja, menjawab panggilan tidak mengangguk aktivitas kerjaku.

"Hallo."

"Bagaimana boss mu yang baru?"

"Kau meneleponku untuk menanyakan itu?"

"haha tidak, Apa kau ada waktu nanti sore? bagaimana kalau kita ketemuan pulang kerja nanti?"

"Katakan saja langsung maksud dan tujuanmu."

"Aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang. Setelah melihat photomu di Ig ku, katanya dia tertarik denganmu"

"Aku sibuk, bye."

"Apa Dyan sudah menembakmu? Aku yakin belum. Kia waktumu tiga hari lagi. Apa kau yakin bisa membawanya di tanggal 10 nanti?"

Aku melirik kelender di meja kerjaku, yang dikatakan Lindri benar. Aku tidak bisa pergi ke pesta mantan dengan keadaan jomblo. Harusnya tidak usah menjalin hubungan dengan teman SMA kemarin.

Aku memutuskan untuk menerima tawaran Lindri. "Orangnya yang ingin kau kenalkan ganteng nggak?"

"Kalau ganteng memangnya kau mau? bukannya kau sangat menyukai Dyan."

"Lindri, temanmu ini melihat dari wajah. Aku tidak cukup hanya dengan menyukai satu pria tampan," ujarku bercanda.

Aku tidak bisa menunjukkan kelemahanku yang begitu tergila gila dengan Dyan kepada lindri. Meskipun kami sudah berteman lama.

"Hahaha. Baiklah, sampai ketemu nanti sore," ucap lindri

"Ya Aku akan kabari nanti kalau aku udah selesai kerja."

"Kau sudah selesai menyusun?" Suara tanya Pak Gamya tiba tiba mengagetkanku. Aku langsung mematikan sambungan teleponku.

Dia seperti hantu saja.

"Sudah Pak," jawabku singkat.

"Bawa ke ruanganku!" serunya dingin dan berjalan masuk ke ruangannya.

"Baik."

Apa dia mendengar perkataanku? gila. Akan sangat malu sekali jika Pak Gamya mendengar perkataanku. Aku meyakinkan diriku Pak Gamya pasti tidak akan berpikir Aku serius dengan perkataanku.

Bagaimana jika dia berpikir Aku serius? Dia akan menilai Aku adalah seorang maniak.

Aku meletakan berkas yang telah Kususun di atas meja Pak Gamya. Aku ragu apakah aku harus memberi penjelasan kepada Pak Gamya atau tidak. Aku tidak ingin mendapat penilaian yang buruk dari atasanku.

"Anu...Pak, jika tadi Bapak mendengar perkataan saya, itu tadi saya hanya bercanda dengan teman saya. Saya tidak begitu.." ucapku terbata.

Pak Gamya terlihat tidak memperdulikan penjelasanku, dia sibuk dengan berkas yang tadi kuletakkan.

Aku dikacangin. ya harusnya nggak usah memberikan penjelasan. Aku pun berjalan undur diri dengan rasa malu yang bertambah sepuluh kali lipat.

"Nona Putri Cindekia, aku tidak peduli dengan urusan pribadi selama Anda melakukan pekerjaan dengan baik," tutur Pak Gamya tanpa melihat ke arahku.

"Baik Pak, terima kasih," ucapku kemudian, dan segera kabur keluar dari ruangannya.

Aku bisa bernafas lega setelah menutup pintu ruangan Pak Gamya. Sepertinya Pak Gamya tidak seburuk itu.

Tidak terasa waktu berlalu dan menunjukkan pukul 4:30. Bukankah ini saatnya pulang kerja?

Tapi.. Mengapa Pak Gamya belum pulang juga? Aku memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi.

Sudah tiga puluh menit, Pak Gamya belum juga keluar dari ruangannya. Apa dia lembur?

Jiwa karyawanku memberontak ingin pulang cepat. Tetapi Atasan belum juga pulang. Apa boleh Aku melanggar aturan di hari pertama berkerja dengannya?

Jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat. Perutku juga sudah mulai memberontak minta diisi. Aku lapar...

Hingga pukul 6:00, Pak Gamya belum juga keluar dari ruangannya. Apa dia mati?

Aku memutuskan untuk memeriksanya.

Tok.. tok...

Ceklek

Aku membuka pintu ruangannya, ternyata Pak Gamya tidak mati. Dia masih sedang berkerja. Dia tampak tidak menyadari kehadiranku yang berdiri di ambang pintu.

Apa dia workaholic?

Aku mengetuk pintu sekali lagi hingga dia mendengarnya dan melihat

ke arahku.

"Ada apa?" tanyanya dingin.

"Bapak tidak pulang?" tanyaku memberanikan diri.

Ia melirik ke arah jam. "Aku lembur," ucapnya tegas.

"Kalau begitu, saya ijin pulang duluan Pak," ucapku lebih memberanikan diri.

"Nona...." Pak Gamya menjedah kalimatnya, "Dengan apa Aku harus memanggilmu?"

"Maksudnya Pak?"

"Nama panggilan mu!"

"Oh, Kia Pak, Kia...."

"Nona Kia, hal apa yang membuatmu merasa pantas lebih cepat pulang dari atasanmu?"

".... "

Maksudnya aku tidak boleh pulang?

"Jika atasanmu belum pulang, kau tidak boleh pulang. Bagaimana kalau aku membutuhkan sesuatu?"

"Baik Pak."

"Duduk lah di sana!" perintah Pak Gamya menunjuk sofa tamu di depannya.

Bagai lembu dicucuk hidung, aku menuruti Perintahnya. Aku putuskan untuk membatalkan janji temu dengan Lindri.

"Apa ada yang bisa saya bantu Pak?" tanyaku Kepada Pak Gamya setelah mengirim pesan singkat kepada Lindri, berharap dengan bantuanku bisa membuat pekerjaan lekas selesai dan cepat pulang.

Aku lapar, apa minta pesan makanan saja?

***

Terpopuler

Comments

Lina Syah

Lina Syah

mati kutu kia 😆😆😆

2024-10-10

0

Senajudifa

Senajudifa

kok kayak lindri kayak nama getuk thor

2022-09-20

1

Yura dania

Yura dania

Aku ngucap nama bos nya kok jadi Gama 🤣

2022-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!