Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï

"Apa Kau baru saja membentakku?" tanya Pak Gamya dingin.

Apa suaraku terdengar seperti itu? Aku diberikan sebuah pertanyaan yang rumit. Sekeras apapun Aku memaksa otakku untuk memikirkan jawaban yang dapat menenangkan boss yang marah, tetap tidak dapat ku ketemu jawabannya.

Seharusnya aku membaca banyak buku tentang bagaimana menjalin komunikasi dengan boss.

kryukk..

Terdengar suara yang berasal dari saluran pencernaanku, memecah kesunyian malam di ruangan Pak Gamya yang menegangkan bagiku. Serius aku tidak sengaja melakukannya. Ini diluar kendali pikiranku.

"Ikut Saya!" seru Pak Gamya tegas.

"Iya."

***

Pak Gamya membawaku ke sebuah restoran. Sepertinya dia membaca buku tentang bagaimana menjalin hubungan baik dengan karyawan.

"Saya tidak ingin dianggap melakukan penindasan. Makanlah sepuasanya," ucap Pak Gamya setelah tidak mengeluarkan kata apa apa di sepanjang perjalanan.

Aku memandangnya dengan takjub, dan melihat ke arah menu yang aku pegang.

Orang bilang saat makan berdua dengan pria tampan, maka selera makan akan menjadi berkurang. Tetapi, mendengar kata sepuasnya. Aku jadi ingin makan sampai perutku ingin meledak karena kekenyangan.

"Mari makan Pak," ucapku berbasa basi sebelum menyantap hidanganku secepat yang aku bisa.

Sekilas kumelihat ekspresi terkejut yang dipancarkan Pak Gamya. Wajar bagiku, mungkin dia berpikir seperti mentraktir tiga orang makan. Siapa suruh menyuruh makan sepuasnya.

Karena sudah larut malam, Pak Gamya berinisiatif mengantarku pulang. Bangunan yang kutempati adalah bangunan dua lantai yang terdiri dari 20 unit rumah yang disewakan.

"Terima Kasih banyak Pak, atas makan malamnya. Saya akan bekerja dengan penuh maksimal," ucapku buru buru sembari membuka pintu mobilnya tanpa menoleh ke arahnya. Pandanganku terfokus dengan pintu yang kubuka.

".... "

blam..

brumm.

Mobil Pak Gamya langsung melaju tepat setelah pintunya kututup. Kelihatannya dia juga sangat ingin cepat sampai ke rumahnya.

Aku mengambil ponselku dan mengusap layarnya, Pukul 22:20. Ternyata memang sudah larut malam.

deg..

Aku merasakan bunga yang ada dihatiku sedang bermekaran. Sudah 9 tahun aku berteman dekat dengan Dyan, hingga sekarang melihat notif pesan masuk darinya tetap membuatku berdebar.

[Dyan : Maaf Kia baru sempat balas sekarang, Ada banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Tanggal 10 ya? Maaf sepertinya aku tidak bisa. Ada kegiatan kampus di tanggal itu.]

[Dyan :Kerjaan kamu lancar? Jangan telat makan.]

Pesannya berisi penolakan, lalu tanggal 10 nanti Aku pergi dengan siapa ke pesta?

Tetapi, yang paling penting.

Aku merasa bahagia bisa membaca pesan baru dari Dyan. Cinta memang gila.

Aku meletakkan tas ku ke dalam rumah kontrakkanku, dan berjalan jalan mengelilingi pakiran rumah kontrakkan. Setelah memasukan begitu banyak makanan ke dalam tubuhku, aku tidak bisa membiarkan mereka menempati posisi nyaman sebagai lemak di tubuhku.

Sembari berolah raga aku mencari nomor Lindri di kontak ponselku, dan segera menekan tombol dial begitu menemukan namanya. Aku menceritakan kepada Lindri tentang kabar yang baru saja ku terima setelah lima hari menunggu.

"Aku sudah menduganya," ujar Lindri.

Aku semakin menempelkan telingaku rapat dengan layar ponselku, dan berbicara pelan. Aku tidak ingin suaraku mengganggu tetangga yang lain.

"Lalu bagaimana?" tanyaku meminta pendapat.

Pria yang akan melaksanakan resepsi pernikahan adalah pacar pertamaku saat SMA. Seharusnya Aku tidak melakukan pacaran dini. Hubungan kami diketahui seantreo sekolah. Setiap ada teman SMA yang membagikan undangan, itu seperti undangan untuk acara reuni. Karena akan banyak bertemu dengan teman yang lain.

"Bagaimana kalau Kau adalah seorang wanita karir yang sukses? Wajar kan? wanita karir sukses jomblo hahaha," tutur Lindri.

"Yang kau katakan benar, tetapi aku tidak sukses. Rumah saja masih ngontrak," keluhku.

"Kau kan kerja di perusahaan besar. Itu sudah cukup. Besok kita pergi beli outfit yang ok."

"Oke!. Kalau begitu aku tutup. Aku mau melanjutkan olah raga," ujarku mengakhiri pembicaraan.

***

Aku dengan semangat berangkat kerja. Setelah diberi makan enak membuatku bersemangat bekerja untuk Pak Gamya.

Sebelum petugas kebersihan mulai bekerja, Aku sudah lebih dahulu bekerja membersihkan ruangan Pak Gamya dengan hati senang.

Menghapus debu debu yang menempel dilemari, jendela, meja, kursi, merapikan buku buku, berkas, perkakas. Kulkas mini.

Ditengah tengah membersihkan meja kerjanya, ujung kakiku menyentuh sesuatu. Sebuah buku tergeletak di lantai. Tidak, lebih tepatnya terjepit diantara kaki meja dan lantai.

Apa Dia menggunakan buku ini sebagai pengganjal meja?

Penasaran, Aku berjongkok dan membaca sampul buku. Sebuah novel yang dengan penulis bernama GN Au

GN Au?

Mataku terbelalak membaca nama penulis tersebut.

Bagaimana bisa orang itu membuat karyanya GN Au sebagai pengganjal meja?!

Segera Aku menyelamatkan buku yang tidak berdosa itu dari siksaan meja dan lantai. Dan kemudian memeriksa keadaannya.

Bagaimana bisa dia memiliki buku baru GN Au yang bahkan belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia?

Apa dia memesannya secara khusus?

Aku memindahkan buku tersebut di atas meja tamu. Dan meletakkan pembatas buku yang kubuat sendiri dihalaman yang terlipat.

..._____________...

...______...

Gamya tiba di kantornya dan tidak menemukan Cindekia di mejanya. Ia tampak tidak terganggu, karena hal yang dilihatnya sesuai dengan perkiraannya.

Pintu ruangan dibuka oleh Gamya, bersamaan dengan Cindekia yang tengah meletakkan nampan berisikan hidangan sarapan.

"Selamat Pagi Pak!" sapa Cindekia.

"... " Gamya tidak menjawab sapaan Cindekia, Ia memilih langsung duduk dikursinya. Akan ada rapat pagi satu jam lagi.

Ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan ruangannya. Dan juga Ia tidak melihat buku yang diletakkannya di bawah mejanya saat menoleh ke bawah. Gamya melihat ke arah Cindekia yang masih berdiri di depannya.

"Maaf Pak, saya memindahkannya ke meja," ujar Cindekia setelah manafsirkan arti tetapan Gamya.

"Apa ini ruanganmu?" tanya Gamya dingin. Matanya tidak berkedip, tajam bagai elang yang siap mencrengkram mangsanya.

"Maaf," ucap Cindekia bernada penuh penyesalan. Dia menyesal masih berdiri disana, seharusnya dia langsung kabur setelah membersihkan ruangan Gamya.

"Kau hanya perlu membersihkan, jangan melewati batas," hardik Gamya.

Di mata Cindekia, Gamya seperti rumor yang Ia dengar. Atasan yang tidak menghargai kerja keras karyawannya. Dimata Gamya, Cindekia adalah parasit yang mencoba menginfeksinya.

Gamya menunjukkan ke arah set pajangan yang ada di rak gantung dinding. "Apa kau merasa selera seni mu lebih baik?"

Tatapan Cindekia mengikuti arah telunjuk Gamya, dia menyusunnya karena berpikir harus merapikan sesuatu yang terletak tidak beraraturan menurutnya. Dia tidak berpikir tentang seni. Begitu juga dengan Gamya, dia juga asal meletakkan pajangan pajangan tersebut.

"Maaf, maafkan saya Pak. Saya akan menyusunnya seperti semula," ucap Cindekia terbata.

"Tidak perlu, keluar!" hardik Gamya.

"Baik Pak, " ujar Cindekia beranjak pergi. Namun Ia berubah pikiran dan kembali berjalan mendekat ke meja Gamya.

"Maaf Pak, Apa Bapak juga akan kembali meletakkan bukunya GN Au di bawah meja?"

"Keluar!"

Mendengar Gamya yang tampaknya sangat marah, membuat Cindekia mengurungkan niatnya untuk meminjam buku tersebut. Ia kembali berjalan pergi.

"Kau berbicara seolah penggemarnya," gumam Gamya sebelum menyeruput kopinya. Enak. Dimana dia membelinya?

Cindekia berhenti mendengar suara yang di keluarkan Gamya dan membalikkan badannya, Ia berpikir bekerja maksimal adalah termasuk memasang pendengaran yang tajam.

"Iya Pak, Setelah menonton film the world code, Saya jadi membaca buku GN Au. Ternyata banyak karya karyanya yang diadaptasi ke dalam film. Dan bukunya yang berjudul white door in San Marino, Saya menebak dia hidup di tahun 1944. Wah bagaimana bisa dia membuat novel sejarah sedetail itu," tutur Cindekia panjang lebar sembari tersenyum penuh kagum seolah lupa habis dimarahin.

Ppffft.. Gene akan menyerangku jika tahu dia memiliki penggemarnya disini. Batin Gamya

"Oh."

"Jika bapak tidak keberatan, Apa boleh__ "

"Saya keberatan, keluar!" potong Gamya menghardik Cindekia. Jika tidak ada meja yang menghalanginya, Ia akan dengan mudah menendang Cindekia yang masih belum keluar juga dari ruangannya.

Setelah Cindekia keluar dari ruangannya, Gamya berdiri dari kursinya dan berjalan ke meja tamu ruangannya. Dia mengambil buku yang tengah dibicarakan Cindekia.

Senyum terukir di wajahnya ketika melihat pembatas kertas yang diselipkan Cindekia. Sadar akan sesuatu, Ia menghapus senyumnya. Dan menjatuhkan buku ditangannya ke atas meja kembali.

"Aku gila jika kembali jatuh ke dalam lubang yang sama," gumamnya.

Terpopuler

Comments

Iis

Iis

bahasanya simple n ringan...AQ suka.....keren thor

2024-10-10

1

Senajudifa

Senajudifa

favorit untmu thor

2022-09-20

2

Hulapao

Hulapao

kebanyakan sih emang, soalnya mereka merasa udah bisa mencukupi dirinya sendiri, jadi gaperlu suami ehehe

2022-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode¹
2 Episode²
3 Bab 3 Lapar yang menyiksa
4 Bab 4 plonco anak baru
5 Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6 Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7 BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8 BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9 BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10 bab 10 kontrak kerjasama
11 Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12 BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13 BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14 BAB 14 Rumah kaca.
15 BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16 BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17 BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18 BAB 18. Duta Kue Nusantara
19 BAB 19.Rambut yang berbahaya
20 BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21 BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22 BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23 BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24 BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25 BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26 BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27 BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28 BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29 BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30 BAB 30 Riset
31 BAB 31 Pengayom Masyarakat
32 BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33 BAB 33 Pasien yang Terkilir
34 BaB 34 Asal ngomong aja
35 35 Mana Kantong Plastik, mana?
36 Bab 36 Hot pot
37 BAB 37 Cium dulu
38 BAB 38 Skinship
39 BAB 39. Main Kotor, deal
40 BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41 41 Mohon bersabar, ini ujian
42 BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43 43. Tidur berselimut dongkol
44 BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45 BAB 45 efek kelamaan jomblo
46 bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47 BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48 BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49 BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50 BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51 BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52 BAB Kemarahan yang meredup
53 Makanan tidak Aman dimakan
54 BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55 I want you to know
56 Kami akan Menikah!
57 Dua Wanita Galau
58 Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59 Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60 Cepat jemput anaknya Om
61 bersamadi
62 Apa kata tetangga
63 Kompetitor
64 A marriage proposal
65 Tenang Pak, tenang,
66 Aku Bukan Pilihan
67 Jadi punya Hutang Bicara
68 Advokat punya Rahasia
69 Bos sih bebas mau apa juga
70 Croissant And a dream
71 Saya penggemar siapa
72 Welcome to Slovenia
73 Foto Foto
74 kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75 telur dadar
76 Negosiasi dengan calon bapak mertua
77 Happy Ending
78 Not Another Happy Ending
79 BAB tambahan, 18 positif
80 Apa Salah Ayam
81 81. Dosa Besar
82 turut prihatin
83 83. Anak perawan di sarang penyamun
84 Kontrak Nikah
85 Sosor jangan kasih kendor
86 87 Iya sama sama
87 penyusup
88 BAB 87 Abang Petugas Hotel
89 Istri bukan Karung Beras
90 90 Suamiku Sayang.
91 private beach
92 Honeymoon
93 13 anak
94 Pesta
95 Penasaran berujung godaan hidup
96 Morning kiss berakhir bencana
97 Hal penting
98 Vas Keramik yang tak bersalah
99 Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100 Simbiosis Saling makan memakan
101 Entah hapa aja kerja orang ini
102 Lupa tujuan
103 Tangan Yang Terluka
104 seumur hidup
105 Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106 Hedon
107 Ratapan Anak Tiri
108 Bahaya Lapar
109 Bukan Up
110 Obat yang mencurigakan
111 Hantu
112 Mak Comblang
113 Tidak dikasih makan banyak?
114 Diet lho diet
115 Alih profesi saja lah
116 No marriage, No responsibility
117 Gladi Resik
118 Lily
119 Ganti Istri
120 Bagh Tetangga Pulak
121 Otak Kecil
122 Penting Tidak Penting
123 Asal Kau Bahagia.
124 Jangan Melupakan Hari Penting
125 Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126 Hadiah
127 Ngidam kayaknya
128 PDKT
129 pindah
130 liat liat
131 Poor Ganeeta
132 kan jadi berserak
133 Bukan sosipat
134 mencintaimu dengan gila
135 Fever
136 Aroma Pastry
137 Di luar ekspektasi
138 nganggur
139 Delusi atau nggak ini ya
140 Endless Love
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Episode¹
2
Episode²
3
Bab 3 Lapar yang menyiksa
4
Bab 4 plonco anak baru
5
Bab 5 Bersihkan ruangan Bos harus pakai §êñï
6
Bab 6 Akibat ngeyel, masuk bengkel
7
BAB 7 Pak Bos Salah Masuk ᖽᐸᗩᘻᗩᖇ
8
BAB 8 Pertarungan berujung Taruhan
9
BAB 9 Negosiasi alot dengan bos
10
bab 10 kontrak kerjasama
11
Bab 11 Selingkuhnya Ketahuan.
12
BAB 12 Bos Kesambet, bikin lemas sampe pingsan
13
BAB 13 Nasi Kapau bukan nasi padang.
14
BAB 14 Rumah kaca.
15
BAB 15 Tuh kan, jadi kena tabok.
16
BAB 16 Orientasi nyeleneh bos?.
17
BAB17. Cus Berangkat ke Desa Xx
18
BAB 18. Duta Kue Nusantara
19
BAB 19.Rambut yang berbahaya
20
BAB 20. Bahaya Ketiduran di sebelah Iblis
21
BAB 21. Produk tidak berguna ingin makan lontong
22
BAB 22. Waduh, kena lamar pulak
23
BAB 23 Tidak boleh berkhianat
24
BAB 24 Ketemu Calon mertua nih
25
BAB 25 Dasar Anak Durhaka
26
BAB 26 Tawaran Bagus, sayang sekali
27
BAB 27 Kesucian yang Terenggut
28
BAB 28 Kabur Lah, biar aman
29
BAB 29 Tugas Malam Bos, pas mau bobo
30
BAB 30 Riset
31
BAB 31 Pengayom Masyarakat
32
BAB 32 Yah gagal lihat Bola masuk gawang
33
BAB 33 Pasien yang Terkilir
34
BaB 34 Asal ngomong aja
35
35 Mana Kantong Plastik, mana?
36
Bab 36 Hot pot
37
BAB 37 Cium dulu
38
BAB 38 Skinship
39
BAB 39. Main Kotor, deal
40
BAB 40 Tak seberat cintaku padamu.
41
41 Mohon bersabar, ini ujian
42
BAB 42 Lagi enak-enak malah diganggu
43
43. Tidur berselimut dongkol
44
BAB 44 Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
45
BAB 45 efek kelamaan jomblo
46
bab 46 Akhirnya dipulangkan dari rumah sakit
47
BAB 47 Operator keluhan pelanggan
48
BAB 49 Stapler yang tak bersalah
49
BAB 50. Iri dan Dengki dapat merusak kesehatan jiwa
50
BAB 51 Bukan Reuni Biasa
51
BAB 52 Masih reuni yang entah hapa belum siap juga
52
BAB Kemarahan yang meredup
53
Makanan tidak Aman dimakan
54
BAB Hidup tanpa garam, bagaikan makan tanpa cinta
55
I want you to know
56
Kami akan Menikah!
57
Dua Wanita Galau
58
Tuh kan nakal, jadi sakit pinggang
59
Ini yang namanya sudah jatuh ketimpa tangga
60
Cepat jemput anaknya Om
61
bersamadi
62
Apa kata tetangga
63
Kompetitor
64
A marriage proposal
65
Tenang Pak, tenang,
66
Aku Bukan Pilihan
67
Jadi punya Hutang Bicara
68
Advokat punya Rahasia
69
Bos sih bebas mau apa juga
70
Croissant And a dream
71
Saya penggemar siapa
72
Welcome to Slovenia
73
Foto Foto
74
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan
75
telur dadar
76
Negosiasi dengan calon bapak mertua
77
Happy Ending
78
Not Another Happy Ending
79
BAB tambahan, 18 positif
80
Apa Salah Ayam
81
81. Dosa Besar
82
turut prihatin
83
83. Anak perawan di sarang penyamun
84
Kontrak Nikah
85
Sosor jangan kasih kendor
86
87 Iya sama sama
87
penyusup
88
BAB 87 Abang Petugas Hotel
89
Istri bukan Karung Beras
90
90 Suamiku Sayang.
91
private beach
92
Honeymoon
93
13 anak
94
Pesta
95
Penasaran berujung godaan hidup
96
Morning kiss berakhir bencana
97
Hal penting
98
Vas Keramik yang tak bersalah
99
Bermesraan di dapur umum itu tidak boleh
100
Simbiosis Saling makan memakan
101
Entah hapa aja kerja orang ini
102
Lupa tujuan
103
Tangan Yang Terluka
104
seumur hidup
105
Khilaf, itu semua adalah khilaf!
106
Hedon
107
Ratapan Anak Tiri
108
Bahaya Lapar
109
Bukan Up
110
Obat yang mencurigakan
111
Hantu
112
Mak Comblang
113
Tidak dikasih makan banyak?
114
Diet lho diet
115
Alih profesi saja lah
116
No marriage, No responsibility
117
Gladi Resik
118
Lily
119
Ganti Istri
120
Bagh Tetangga Pulak
121
Otak Kecil
122
Penting Tidak Penting
123
Asal Kau Bahagia.
124
Jangan Melupakan Hari Penting
125
Tidak membenci, hanya tidak menyukai
126
Hadiah
127
Ngidam kayaknya
128
PDKT
129
pindah
130
liat liat
131
Poor Ganeeta
132
kan jadi berserak
133
Bukan sosipat
134
mencintaimu dengan gila
135
Fever
136
Aroma Pastry
137
Di luar ekspektasi
138
nganggur
139
Delusi atau nggak ini ya
140
Endless Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!