Ailin dan karin sekarang sudah berada di depan sebuah gedung tua di tengah hutan. Keduanya sama-sama memandangi gedung yang nampak seperti tak berpenghuni namun sudah di pastikan banyak kalangan orang jahat yang menempatinya sebagai tempat persembunyian nya.
Karin dan Ailin bersembunyi di balik pohon yang besar dan rindang untuk melihat gedung tua itu dan memastikan apakah ada orang atau tidak.
Perlahan Ailin dan Karin berjalan memasuki kawasan gedung itu dan terlihat waspada. Setelah mereka sudah sedikit lebih dekat, terdengar samar-samar suara orang yang tengah berbicara dan sesekali tertawa di dalam sana.
Ailin dan Karin saling pandang dan mengangguk saling memberikan kode lewat isyarat. Keduanya melihat dua orang pria berbadan besar berdiri di depan pintu masuk, sepertinya itu adalah penjaganya.
"gunakanlah bluetooth mu supaya kita bisa berkomunikasi" ucap Ailin dan karin mengangguk.
"sekarang kita hadapi dua pria itu lebih dulu" ucap Ailin dan berjalan lebih dulu untuk memberikan jebakan berupa sebuah batu yang Ailin lempar ke semak belukar untuk mengalihkan perhatian kedua pria itu.
"ada apa di sana, ayo kita lihat" ajak salah satu pria itu dan keduanya pergi melihat di antara semak belukar itu.
Ailin tersenyum tipis dan segera memasuki pintu utama bersama Karin saat kedua pria itu sibuk di antara semak-semak itu.
"ayo" ajak ailin.
Karin dan Ailin sudah memasuki pintu utama dan berjalan melewati beberapa barang bekas yang sudah tak di pakai dan juga masih banyak barang-barang yang menghalangi setiap jalannya.
"kotor sekali tempat ini kak" ucap karin berbisik.
"yang terpenting kita bisa masuk dari tempat ini" ucap Ailin menanggapi.
Saat beberapa langkah mereka sudah melewati setiap bilik, suara tawa kembali terdengar oleh pendengaran Ailin dan sekarang suara-suara itu terdengar lebih besar dan jelas oleh Ailin dan Karin.
"aku yakin, mereka adalah segerombolan orang yang menyerang kakek, karna aku menemukan ini" ucap Karin memperlihatkan sebuah topeng sama persis dengan yang di miliki oleh beberapa orang yang menyerang tuan Zayan.
"apa kamu yakin?" tanya Ailin.
"aku yakin sekali kak, karna waktu itu, mereka menggunakan topeng ini saat menyerang kakek" jawab Karin.
"baiklah sekarang kita harus melakukan sesuatu untuk membalas mereka, ingat jangan sampai lengah, kita hadapi mereka dengan bersamaan" ucap Ailin.
Keduanya berjalan dan mencari dimana para orang-orang itu berada, saat beberapa menit, Ailin menemukan sebuah pintu yang sedikit terbuka dan di dalam sana bukan hanya terdengar suara tawa mereka saja, melainkan suara perempuan yang menangis.
"aku rasa di dalam juga ada perempuan yang mereka culik" Ailin berjalan hingga salah seorang pria melihat kedatangannya.
"hey siapa kam-"
Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya karing melemparkan jarum beracun tepat menembus dada kiri pria itu sehingga pria itu tumbang dan tak bernyawa.
"merepotkan" ucap Karin yang melihat pria itu yang sudah terkapar di lantai.
Sekarang mereka berdua kembali ingin segera memasuki ruangan itu. Setelah mereka sampai di depan pintu itu, Ailin sedikit mengintip apa yang terjadi di dalam lewat pintu yang sedikit terbuka itu dan alangkah terkejutnya melihat beberapa pria yang tengah menjamah dan menggilir dua orang wanita di dalam sana.
Nampak kedua wanita di dalam tak menggunakan pakaian apapun dan tengah di jamah oleh sekelompok pria berbadan besar.
"ah,,, aku sangat menikmati party ini," ucap pria satunya.
"kalian jangan sok jual mahal, kalian disini itu hanya pemuas nafsu kami saja, kalian juga sejak datang kesini sudah tidak suci lagi, jadi kalian jangan sok jual mahal" ucap salah satu pria disana juga.
Ailin yang mendengar dan melihat pria itu semakin geram karna bukan hanya jahat tetapi juga kejam, Ailin tak terima melihat wanita di rendahkan seperti itu, Ailin merasa harus memberantas para pria itu.
"kita masuk" Ailin tanpa menunggu jawaban Karin langsung masuk dan membuat seisi ruangan itu terkejut termasuk dua wanita yang tengah polos dan di mainkan oleh beberapa pria itu.
"siapa kalian?" tanya pria yang tengah duduk di atas kursi dan mengepulkan asap rokoknya.
"kalian tidak perlu tau siapa aku, aku adalah mautmu" tatapan Ailin sudah seperti singa yang siap menerkam mangsanya.
"pffrrt hahahaha,,,kalian dengar apa yang dia bilang, dia adalah maut kita, dia akan membunuh kita" ucap pria lainnya dan membuat semua pria disana juga tertawa mengejek dan menatap Ailin dengan angkuh dan sombong.
"lebih baik kamu ikut bergabung dengan kami dan menikmati permainan kami, di jamin kamu akan ketagihan" ucap salah satu pria itu.
"sudah, apa kalian sudah selesai bicara, pusing aku dengarnya" ucap Karin membuat seorang pria berbadan tinggi dan tegap itu geram karna menurutnya Karin telah mengejeknya.
"dasar mau apa kalian kesini hah" ucapnya.
"aku sudah bilang ingin membalas perbuatan kalian karna kalian kakek aku sakit sekarang, karna kalian sudah menyerangnya" ucap karin.
"ooh jadi kalian adalah cucu si tua Bangka itu ya, dia itu memang pantas mendapatkan itu , karna dia menghalangi kami untuk mengambil air di danau itu"
"sudahlah lebih baik kita bersenang-senang saja nona cantik"
Baru saja salah satu akan mencoba mendekati Ailin dan Karin Ailin menendang dada pria itu hingga tersungkur.
bugh
brak
Semuanya orang tercengang melihat apa yang telah Ailin lakukan dan bahkan temannya sudah tak sadarkan diri karna tendangan Ailin. Mereka semua heran, mengapa seorang gadis yang memiliki badan kecil bisa menumbangkan teman mereka.
"apa yang sudah kamu lakukan pada temanku" geram pria yang sepertinya dia adalah bosnya.
"aku sudah bilang, aku adalah maut kalian" jawab Ailin dengan tersenyum semirk.
"cepat tangkap mereka" teriak pria tadi.
Terjadilah perkelahian antara Karin dan Ailin yang melawan para komplotan penjahat itu.
"kak Ailin, bagaimana kalau kita duel melakukan jurus kita selama ini, kita lawan mereka dengan gerakan yang sama seperti yang kakek ajarkan" ucap Karin di sela-sela dirinya tengah melawan para penjahat itu.
"Hem tidak buruk, ayo" Ailin dan karin memulai aksi mereka melakukan jurus yang sama untuk melawan para penjahat itu, dan dengan lihainya mereka berdua melakukan serangan bahkan tendangan serta tinjuan nya tak pernah melesat.
Setelah beberapa menit, para pria yang berjumlah sekitar tujuh orang itu sudah tak berdaya dan terkapar di lantai.
Sedangkan kedua wanita itu terlihat ketakutan dan tak berani melihat kedua gadis bak pencabut nyawa itu yang masih berdiri di antara para pria yang sudah tak sadarkan diri.
"huuhh merepotkan kalian semua, aku malas untuk membawa mereka biarkan saja mereka kita serahkan ke polisi" ucap Ailin.
"baik kak" Karin menyetujui.
Ailin dan Karin menyadari disana masih ada dua orang gadis yang masih ketakutan dan Ailin menghampiri mereka.
"ikut kami keluar dari sini" ucap Ailin datar.
"ba_baik " ucap salah satunya.
****
Ailin dan Karin sudah berada di luar dan sedikit jauh dari gedung itu dan duduk di sebuah kayu besar yang tumbang di tengah hutan.
"apa mereka sudah lama menculik kalian?" tanya Karin dan Ailin hanya diam.
"hiks, hiks,hiks, kami di culik sekitar satu Minggu yang lalu, dan mereka memaksa kami untuk memuaskan nafsu mereka, kami tidak bisa apa-apa" ucap salah satu wanita yang Ailin dan Karin selamatkan.
"ya sudah, setelah ini kalian bisa bebas dan pulang, apa kalian bisa tau jalan pulang?" tanya Karin.
"tidak, kami tidak tau jalan pulang" jawab wanita itu.
"baiklah, sebentar lagi polisi akan datang dan menangkap mereka semua dan kamu bisa meminta para polisi itu untuk mengantar kalian pulang dan jelaskan perihal apa yang terjadi nanti di kantor polisi, kami akan pergi dari sini" ucap Karin dan kedua wanita itu mengangguk paham.
Ailin dan Karin pergi kembali ke rumah setelah menghajar para pria jahat itu dan karna hari sudah sore.
Perjalanan dari hutan sampai di gubuk kakek Fang sangat jauh dan kedua gadis itu berjalan kaki sangat jauh. Namun karna memang mereka terlatih sangat keras, membuat mereka tak merasakan terlalu kelelahan saat melakukan perjalanan jauh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC😘
Happy reading 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments