Di ruangan kantornya, barra duduk di kursi kebesarannya dan menatap langit-langit ruangan itu sembari pikirnya yang melayang entah kemana.
Setelah barra mengantarkan Talia dan. Kansa, dia bergegas menuju ke kantornya karna ada banyak pekerjaan yang masih menunggunya.
Barra setelah selsai dengan segala dokumen di atas mejanya, dia kembali memikirkan gadis yang sudah mengusik hatinya semenjak bertemu pertama kali. Barra melihat Ailin berbeda dari gadis yang pernah iya kencani, bahkan barra melihat keunikan dalam diri Ailin selama dia melihat Ailin.
Tak berapa lama pintu ruangannya di ketuk seseorang yang tak lain adalah asistennya sendiri.
"permisi tuan, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan, dan semuanya sudah lengkap dan Tak ada yang kurang" ucap Jason.
Jason memberikan sebuah map berwarna biru di atas meja barra.
"ternyata kemarin siang sebelum nona Ailin datang ke mansion tuan, nyonya Jihan sengaja menyuruh tiga orang preman untuk menyerang Ailin, entah apa yang di maksud nyonya Ailin melakukan itu, namun melihat keahlian nona Ailin membuat nyonya Jihan merasa lega" jelas Jason.
"apa maksud mama melakukan itu, tapi aku yakin jika mama melakukan situ, ada sesuatu yang sangat penting di rahasiakan oleh mama" ucap barra.
"baiklah, kamu boleh pergi, tapi sebelum itu kamu harus melakukan penyelidikan baru lagi" ucap barra membuat raut wajah Jason menjadi lesu dan terlihat tak bersemangat. Bagaimana tidak, entah sudah ke berapa kali dia harus mengikuti dan membuntuti Ailin untuk melihat dan menyelidiki keseharian Ailin dan merangkum semua kegiatan gadis itu demi sang bos.
Berharap Jason untuk terakhir kalinya melakukan itu, namun sayang, nasibnya memang sedang di permainkan oleh sang bos. Baru kemarin dia mati-matian menjadi mata-mata sekarang dia harus kembali melakukannya lagi.
Jason sekarang sudah bertambah profesi, selain menjadi asisten, dia juga akan menjadi penguntit untuk bosnya.
"apa itu tuan?" tanya jason lesu.
"kamu tenang saja Jason, setelah ini kamu boleh ambil cuti 3 hari, dan pergilah berlibur" ucap barra seolah tau jika asistennya ini sangat bosan harus memberikan tugas menjadi mata-mata lagi.
Mendengar ucapan bosnya, Jason tersenyum dan nampak sangat gembira karna akan di berikan cuti 3 hari oleh bosnya, dan berjanji akan membuat laporan mengenai Ailin dengan detil dan lengkap.
"dan kamu tenang saja, kita akan melakukan ini bersama saat semua pekerjaan selesai, kamu juga harus fokus pada pekerjaanmu" jelas barra.
"siap bos" Jason memberi hormat dan barra tersenyum tipis.
"baiklah, persiapkan sekarang dan panggil Nina ke ruangan ku" titah barra dan Jason segera melakukan apa yang bosanya minta.
"baik bos" Jason pun keluar dari ruangan bosnya dan memanggil sekertaris barra.
*****
Sementara itu, di tengah hutan yang terdapat gubuk kecil di sana Ailin melihat kondisi orang tua yang sangat memprihatinkan, siapa lagi kalau bukan tuan Zayan atau biasa di panggil kakek Fang oleh Ailin.
"apa yang membuat kakek menjadi seperti ini?" tanya Ailin dan di sampingnya ada Karin yang menemaninya sedangkan nyonya Moza sedang sibuk di dapur membuat sesuatu.
"kakek hanya kelelahan nak, kamu jangan terlalu menghawatirkan aku" jawab tuan Zayan.
"aku tidak percaya kek" jawab Ailin.
"benaran, kakek tidak bohong" ucap tuan Zayan.
Meskipun tuan Zayan menjelaskan, tapi Ailin tak percaya begitu saja, karna baru saja kemarin mereka saling telpon dan terlihat baik-baik saja, tapi sekarang tuan Zayan seperti terluka karna sudah di serang dan tak mengijinkan Ailin melihat beberapa luka di bagian lengan dan kakinya sehingga tuan Zayan tak bisa bergerak terlalu cepat.
Itu yang membuat Ailin tak percaya dan curiga dengan apa yang sudah terjadi, namun Ailin akan mencari tahu sendiri apa yang terjadi dan mengapa kakek Fang menyembunyikan semuanya.
"Karin ayo ikut kakak" Ailin menarik tangan Karin dan mengajaknya di belakang rumah.
"ceritakan" ucapnya datar setelah sampai di belakang rumah.
"a-aku tidak tau kak" ucap Karin gugup.
"semakin kamu seperti ini, terlihat jelas kalian menyimpan sesuatu dariku," ucapnya.
"beneran kak"
"oke, kalau kalian tidak mau menceritakan apa yang terjadi tidak apa-apa" Ailin menyeringai dan menatap Karin dengan tajam.
Sedangkan Karin, gadis itu ketakutan menatap wajah kakaknya itu yang tengah menatapnya tajam.
"aduuuh bagaiman ini, sepertinya kak Ailin Tak akan menyerah sampai aku akan menceritakan yang sebenarnya terjadi. Ini semua gara-gara mereka yang sudah menyerang kakek sampai kakek seperti itu, dan sekarang kak Ailin juga sudah curiga" batin karing dan tentu saja di dengar oleh Ailin.
Ailin terkejut saat mendengar isi hati Karin dan emosi ingin segera mencari siapa yang sudah berani menyerang kakek Fang.
"sebutkan namanya" ucap Ailin kembali membuat Karin tercengang.
"mak_maksud kakak?" tanya Karin tak mengerti.
"sebutkan siapa mereka yang sudah menyerang kakek" tanpa basa-basi Ailin bertanya dan tentu membuat Karin terkejut dan lupa bahwa kakaknya bisa mendengarkan dirinya bicara dalam hati.
"huufft, iya baiklah, kemarin saat kakek pulang dari danau, kakek di serang oleh sekitar lima orang bertopeng, dan menghajar kakek. Kakek sempat melawan, tapi karna memang tenaga kakek tak seperti dulu lagi, membuatnya kwalahan dan akhirnya kakek kalah. Namun beruntung aku datang tepat waktu, aku langsung saja menghajar mereka semua dan mereka secepatnya pergi" ucap Karin menceritakan perihal kemarin saat kakek Fang di serang orang-orang bertopeng.
"brengsek, cepat kita harus melakukan sesuatu, bisa saja nanti mereka datang dan menyerang kakek saat mereka memiliki kesempatan" ucap Ailin dengan sorot mata membunuhnya.
"aku juga berpikir seperti itu kak, tapi aku akan menunggu kakak datang baru kita pergi bersama mencari mereka" ucap Karin.
"ayo kita pergi, dan meminta izin kakek untuk mencari mereka" ucap Ailin.
****
"apa?,,,,kalian akan mencari mereka,? "
"iya kek, jangan tutupi apapun dariku lagi kek, karna Ailin akan merasa tidak penting dalam hidup kalian, ailin siap menjadi perisai kakek sampai kapanpun" ucap Ailin. membuat tuan Zayan tersenyum haru mendengar ucapan Ailin.
"baiklah, bagaimana kek, apa kakek mau mengizinkan aku dan Karin pergi, aku akan memberikan pelajaran pada orang-orang itu" ucap Ailin.
"tapi kalian harus berhati-hati, kakek dan nenek tidak ingin kalian celaka" ucap nyonya Moza yang sedari tadi diam saja.
"nenek tenang saja, kami berdua kan hebat" ucap Karin.
"baiklah, kami pergi dulu kek, nek" ucap Ailin dan Karin.
Mereka berdua sudah siap dengan penampilannya dan beberapa senjata yang akan mereka bawa seperti panah, katana dan pistol adalah senjata kesayangan keduanya.
Ailin dan Karin pun berangkat segera sebelum hari gelap Agar mereka secepatnya kembali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC😘
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
merry jen
itu bara ngpn SM Nina tuu
2022-08-08
1