Hari ini sesuai yang di janjikan nyonya Jihan, Ailin dan kedua sahabatnya akan di ajak ke rumah nyonya Jihan.
Ailin dan kedua sahabatnya tengah menunggu di kosan Ailin.
"sarapan dulu gih, biar nanti setelah nyonya Jihan datang kita bisa langsung pergi" ucap Talia pada Ailin.
"apa dia akan datang, katanya kan hari ini akan menjemput kita" tanya Kansa.
"terserah," ucap Ailin dan kedua sahabatnya mengangkat bahu acuh.
Tring tring tring
Ponsel Ailin berbunyi menandakan panggilan masuk. Ailin melihat siapa yang memanggilnya dan tersenyum melihat siapa pemilik nama yang menelponnya.
"siapa?" tanya Kansa.
"adikku" ucap Ailin.
"ooww" kedua sahabat ailin belum mengetahui siapa yang di maksud adik oleh Ailin.
"hallo"
"hallo kak, kapan kakak datang kesini lagi, aku kesepian nih. Aku ingin berlatih sama kakak" ucap Karin, dan yang menelponnya adalah Karin adik angkatnya.
"nanti ya ,kalau ada waktu senggang, Kaka juga harus kuliah sambil kerja" ucap Ailin.
"kakak sibuk ya, yaahh aku kan ingin bermain sama kakak" suara manja yang membuat Ailin tenang, dan merasakan kekeluargaan..
"nak Ailin, kalau kamu masih sibuk selesaikan saja tugasmu ya, karna ada setelah kamu kesini, ada sesuatu yang ingin kakek bicarakan" terdengar suara kakek Fang yang berbicara.
"iya kek, Ailin akan berusaha untuk bisa menyelesaikan tugas secepatnya, dan untuk sekarang Ailin masih sibuk dengan tugas skripsi Ailin kek. Dan di lain waktu, Ailin juga harus bisa memilih waktu untuk bekerja. Ailin janji, akan segera menemui kalian, baik-baik ya kalian di sana" ucap Ailin sopan.
Baru kali ini Kansa dan Talia melihat Ailin yang banyak bicara, sebelumnya mereka tak pernah melihat Ailin berbicara panjang, karna terlalu banyak diam dan jika bicara hanya seperlunya saja.
"baiklah nak, kakek tunggu kedatangan mu"
Ailin mematikan ponselnya.
"hey apa kau sakit,?" Kansa memegang kening Ailin membuat Ailin mengernyit heran.
"tidak, aku tidak sakit" jawab Ailin.
"baru kali ini aku melihatmu bicara panjang kali lebar kaki tinggi" jawab Talia.
"Hem" Ailin hanya mengangkat bahu acuh mendengar ucapan keduanya.
Setalah waktu menunjukkan jam 9 pagi, menunggu ketiga gadis itu merasa bosan karna tak ada pembahasan yang lain, mereka hanya bisa diam dan hanya menonton tv, dan sesekali Ailin berolah raga di tempat gym di sebuah kamar sebelah kamar tidurnya.
Kansa dan Talia sungguh tertarik dengan keahlian Ailin dalam bela dirinya, mereka berdua sangat menyukai sikap Ailin, meski terlihat cuek dan tidak pernah banyak bicara, namun perhatian serta rasa kepeduliannya sangat besar pada siapapun.
"Kansa aku bosen nih disini, kita ajak ailin jalan-jalan yuk,," ajak Talia.
"tunggu dulu, kan nyonya Jihan mau datang sekarang, kalau kita pergi, siapa yang akan nyonya Jihan temukan disini" jawab Kansa.
"aku tidak yakin dia akan datang, tapi yaah mungkin itu cuman sekedar ucapannya saja, hemm kita habiskan waktu di luar saja yuk ,aku bosan di sini" ucap Talia.
"baiklah, ayo Ailin kita pergi, kita keluar sebentar" ajak Kansa.
"Hem"
Mereka bertiga pun keluar dari kosan Ailin. Ketiga gadis itu berjalan sembari melihat pemandangan yang indah di tepi jalan, sehari tak bekerja membuat Ailin sedikit santai meski banyak tugas kuliah yang menantinya. Namun dia akan menyelesaikan setelah iya pulang nanti.
Ketika Talia akan mengambil foto mereka berdua dengan Kansa, dua orang pria yang merebut ponsel milik Talia dan Talia di dorong ke aspal membuat tangannya terluka.
"aaww" teriaknya membuat Ailin menoleh.
"hahaha makanya jangan asal foto kan hpnya di ambil sama babang" ucap salah satu pria gondrong itu yang merebut paksa ponsel milik Talia.
"kembalikan hp teman saya" ucap Ailin datar.
"hey siapa kamu, Berani menyuruhku kembalikan ponsel ini, enak saja saya sudah berusaha mengambilnya dan sekarang seenaknya saja kamu suruh untuk di kembalikan" seru penjahat itu.
"Ailin ponselku,," ucap Talia.
"cepat berikan atau kalian akan menyesal" ucap Ailin.
"sini kalau kamu bisa ambil" ucap penjahat itu meninggikan ponsel milik Talia.
Dengan tinggi badan yang semampai, Ailin tanpa kesulitan bisa mengambil ponsel itu, namun Ailin menatap tajam kedua pria itu dan....
bruk
brak
krakk
Suara pukulan tangan Ailin dan dengan mudahnya mematahkan tangan salah satu di antara penjahat itu, membuatnya meringis kesakitan.
"brengsek, kamu akan tau akibatnya "
Baru saja salah satu pria itu akan berdiri, Ailin segera memberikan tendangan dan ponsel Talia yang di pegang penjahat itu, melayang. Dengan gerakan cepat, Ailin melompat dan menangkap ponsel itu dengan tepat dan akurat.
Kedua penjahat dan sahabat ailin melongo melihat keahlian Ailin dan gerakannya.
"cepat pergi" kedua penjahat itu terkejut karna teriakan Ailin dan pergi berlari ketakutan.
"huhhh kau tidak apa-apa?" tanya Kansa.
"tidak apa-apa," jawab Ailin lalu tak berapa lama kemudian nyonya Jihan datang berlarian menghampiri Ailin dan kedua sahabatnya.
"ailin nak, apa kamu tidak apa-apa, dimana yang terluka?" tanya nyonya Jihan khawatir.
"ibuk" ucap Ailin.
"iya ibu melihat kalian disini di serang oleh dua pria jahat tadi, maaf ibuk telat datang" ucap nyonya Jihan. Namun ekspresi dari Ailin menjadi sedikit aneh melihat ke khawatiran nyonya Jihan.
"ayo sekarang kita pergi dari sini, kalian naik mobil sekarang" ucap nyonya Jihan menarik tangan Kansa dan Talia. Kedua gadis itu ingin segera menaiki mobil tapi tidak untuk Ailin.
"tunggu" Ailin menghentikan langkah nyonya Jihan.
"ada apa nak?" nyonya Jihan berbalik melihat Ailin yang tak mau bergerak sedikitpun.
"apa maksudmu melakukan ini?" tanya ailin dengan wajah datarnya.
"maksud kamu apa sayang?" nyonya Jihan bertanya.
"apa maksud ibu menyuruh para preman itu tadi untuk menyerang kami?" Ailin kembali bertanya.
"ibu tidak_"
"jelaskan" potong Ailin. Iya tidak mengerti apa maksud dari nyonya Jihan menyuruh para penjahat itu untuk menyerang mereka.
"kamu salah nak_"
"aku minta jawaban nyonya" Ailin tak memanggil dengan sebutan ibu.
"baiklah, tapi biasakah kamu ikut kami ke dalam mobil dan nanti ibu jelaskan" ujarnya.
"tanpa banyak bertanya, Ailin langsung masuk karna memang magnet dalam dir nyonya Jihan tak ada perasaan yang mencurigakan namun karna penasaran, Ailin ikut masuk ke dalam mobil milik nyonya Jihan.
Selama dalam perjalanan, Ailin tampak selalu diam dan sesekali mendengarkan gumaman nyonya Jihan yang memujinya di dalam hati. (ingat ya, Ailin bisa mendengar orang yang berbicara dalam hati)
Di dalam mobil, hanya di selimuti kecanggungan dan tanpa ada yang berbicara.
"apa kalian sudah lama menunggu?" tanya nyonya Jihan menghilangkan rasa canggung
Namun hanya Ailin yang sulit untuk bicara.
"tidak nyonya, kami baru keluar untuk jalan-jalan saja, kami juga mengerti kalau nyonya itu sibuk," jelas Kansa yang masih merasa sungkan pada wanita setengah baya itu.
"ooh begitu, baiklah kita langsung pergi saja ya ke rumah ibuk" nyonya Jihan menatap Ailin yang hanya memandang ke luar jendela.
Kansa dan Talia kembali bersemangat tapi untuk Ailin, dia masih sangat sulit di tebak isi hatinya.
Bersambung.....
Tetap tinggalkan jejak, biar novel author ini bersinar terang😁
jangan bosan di baca ya meski ceritanya banyak typo dan kesalahan, karna author masih sangat banyak untuk belajar.
muach I love you😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments