Setelah satu jam perjalanan, mobil berhenti di pekarangan rumah mewah nan megah bak istana kerajaan.
Ailin yang melihat hanya biasa saja, karna memang stiyle yang di gunakan nyonya Jihan Memnag bukanlah dari butik sembarangan. Jadi Ailin yakin jika nyonya Jihan adalah orang yang kaya raya.
Berbeda dari Ailin, kedua sahabatnya kini menganga lebar melihat bangunan megah di depannya itu dengan mata yang melebar.
"wah ini bukan rumah, ini istana, rumah nyonya bagus banget, megah dan mewah" seru Kansa dan Talia juga gak kalah hebohnya.
"iya, nya, ternyata nyonya sangat kaya raya" seru Talia.
Sedangkan Ailin masih dengan wajah datarnya, melihat di sekeliling mansion megah itu dengan teliti.
Semua sangat tertata rapi dan apik, taman yang hijau dengan air mancur di depan membuatnya terlihat sejuk dan menenangkan
Ailin mengikuti langkah nyonya Jihan yang ada di depan. Ailin memang sedari kecil tinggal di rumah mewah, namun tak semewah yang di miliki nyonya Jihan.
Saat pintu masuk di buka, para pelayan berjejeran rapi menyambut kedatangan nyonya Jihan selaku pemilik rumah.
"kalian duduk di sofa ya, ayo Ailin kamu tunggu ibu di sini ya" ucap nyonya Jihan dan Ailin hanya mengangguk.
"aku tidak menyangka nyonya Jihan sekaya ini ya" seru Talia.
"iya, tapi wajarlah, kan tiap kali kita bertemu dengan nyonya, dia selalu menggunakan mobil mewah dan pakaian Branded" ucap Kansa.
Sedangkan Ailin, tak mau menanggapi ucapan sahabatnya, dia tak ingin banyak bicara.
"rumah sebesar ini untuk apa, kalau yang tinggal hanyalah dirinya dan suaminya" batin Ailin yang belum mengetahui anggota penghuni mansion itu.
"hey Ailin, dari tadi kamu itu hanya diam saja, apa kamu tidak lihat rumah mewah ini bagai istana, aku juga akan betah tinggal disini " seru Kansa.
"terus aku harus apa, apa aku harus melompat untuk memperlihatkan ekspresi bahagiaku" ucap Ailin enteng.
"yaelah, kamu itu selalu saja mematahkan hatiku yang sedang bahagia" ucap Kansa.
Di lantai dua, seorang pria gagah tengah memandang kepada ketiga gadis itu, lebih tepatnya seorang gadis yang menjadi perhatiannya.
Mata elangnya menatap intens gadis berambut panjang kuncir kuda, yang stelan sederhana namun menambah kesan manisnya. Terlebih dengan wajah cantik alami dan jangan lupa body goals nya. Pria mana yang tidak tertarik dengan gadis cantik seperti Ailin.
Davindra barra Cristian tengah menatap gadis yang beberapa hari yang lalu dia lihat di restoran milik ayahnya yang iya kelola sendiri.
"bagaimana, apa kau tertarik dengan gadis itu, dia sangat pandai bela diri dan melindungi dirinya. Selain itu, dia juga gadis yang sangat unik" terang nyonya Jihan pada barra.
Keduanya berada di lantai atas untuk melihat ketiga gadis itu yang ada di ruang tamu itu.
Mata Ailin menatap ke seluruh ruangan hingga iya melihat dua sosok manusia yang ada di lantai atas itu Yeng tengah menatapnya juga.
Deg
Jantung barra berpacu ketika iya bertemu tatap dengan ailin. Jantungnya benar-benar berirama saat pandangan mata mereka bertemu, entah kenapa barra menjadi salah tingkah melihat gadis yang sejak tadi menjadi perhatiannya.
Ailin melihat ke arah nyonya jihan dan barra yang menuruni anak tangga.
"maafkan ibu ya, ibu ngobrol sebentar sama anak ibu di atas" ucap nyonya Jihan ketika sudah di dekat ketiga gadis itu.
"oh tidak apa nyonya, maaf kami memang terlalu bersemangat hingga mungkin semuanya sedikit terganggu dengan suara-suara kami" ucap Kansa sopan.
"oh tidak sayang, kalian bebas mau lakukan apapun, disini tidak ada yang melarang" ucap nyonya Jihan.
"kalian tunggu di sini ya, ibu panggilkan pelayan untuk menghantarkan minuman dan cemilan untuk kalian" ujarnya lagi.
"iya nya" jawab Talia. dan Kansa.
Sedangkan barra tak berhenti memandang ke arah Ailin, pria itu menatap Ailin dengan intens dan begitu juga sebaliknya, Ailin menatap balik pria di depannya.
Senyuman tipis tergambar di bibir pria itu, saat matanya tak bisa mengalahkan tatapan tajam Ailin
Rasanya Ailin seperti di tusuk saat matanya bertemu tatap pria tampan dan gagah di depannya.
"maaf tuan, bukankah tuan adalah yang beberapa hari lalu mengunjungi restoran tempat kami bekerja?" tanya kansa.
"iya, saya akan datang ke sana setiap sekali satu bulan, itupun jika tidak terlalu sibuk di perusahaan" jawab barra namun matanya tak berhenti menatap Ailin. Membuat Ailin sedikit risih oleh tatapan pria itu.
"mata sialan, apa bola matanya tidak bisa melihat ke arah lain, pria sialan" batin Ailin.
"gadis ini sangat menarik, dan telah menyiksa jantungku. Tapi aku tidak boleh berpaling dari kekasihku sandrina" barra membatin.
"ternyata tingkat kepercayaan diri pria ini begitu tinggi" Ailin kembali membatin setelah mendengar ucapan barra dalam hati.
"silahkan di minum sayang, jusnya" nyonya Jihan membawakan minuman untuk mereka dan beberapa pelayan yang membawakan cemilan.
Ponsel Ailin berbunyi, panggilan masuk dari seseorang membuatnya mengernyit bingung. awalnya dia menolak, namun saat panggilan ketiga, Ailin mengangkatnya.
"hallo"
"kamu dimana?" tanya orang di sebrang sana.
Melihat di sekeliling, Ailin izin untuk keluar berbicara lewat telpon.
"saya permisi mau bicara di luar" ucapnya sopan.
"silahkan" nyonya Jihan mempersilahkan Ailin keluar.
Barra Yeng melihat Ailin berjalan keluar dan menuju taman, barra diam-diam mengikutinya.
"mau kemana gadis itu ya?" tanya barra pada dirinya sendiri.
****
"hallo, ada apa?" tanya Ailin lewat telpon.
"................"
"apa"
"................"
"jam berapa akan di mulai?" tanya Ailin.
"................"
"baiklah, kalian harus berhati-hati, karna mungkin dia bukanlah orang sembarangan" ucap Ailin.
"..........."
"baiklah, aku tutup telponnya"
Ailin menutup telponnya, dan memejamkan matanya sejenak, entah apa yang di pikirkan gadis itu.
******
Di balkon kamar barra mendengar ucapan Ailin yang menelpon dengan seseorang. Barra juga melihat sesekali Ailin menghembus nafas kasar entah apa yang terjadi dengan gadis itu barra menjadi penasaran.
"apa yang dia bicarakan, dia menyuruh orang yang menelponnya hati-hati, apa mungkin ada sesuatu tentang gadis ini"
"haiss kenapa aku jadi memikirkan gadis ini, kenapa juga aku mau mengikutinya dan menguping pembicaraan mereka" ucapnya pada diri sendiri.
"aku akan menyuruh Jason untuk menyelidiki ,siapa gadis ini" ucapnya dan segera melangkah pergi.
***
Di ruang tamu
Barra turun dari tangga dan melihat mamanya tengah berbicara dan bercanda pada dua sahabat ailin.
"mam, aku berangkat kerja dulu ya" bara menyalami mamanya dan mencium kedua pipinya.
"waah so sweet Skali tuan barra" seru Talia.
"kamu hati-hati di jalan ya"
"Hem"
Barra berangkat meninggalkan mereka, namun saat beberapa langkah barra terhenti melihat Ailin hang semakin mendekat ke arah mereka.
"hem, cantik" batin bara.
Mata keduanya bertemu, namun Ailin lebih dulu memalingkan wajahnya. Entah terasa panas ketika tatapan mereka bertemu.
"tuan barra memang tampan ya,"
"iya, pahatan yang sempurna" ucap Kansa.
Sedangkan Ailin kembali duduk di sofa setelah barra pergi.
Nyonya Jihan tersenyum melihat barra yang tak pernah berhenti memandang Ailin, sejak Ailin datang kemari. Dia berharap jika suatu hari nanti Ailin adalah gadis yang akan menjadi istri dari anaknya dan menantu nya.
"ya Tuhan, mereka serasi sekali, semoga mereka berjodoh" batin nyonya Jihan.
Bersambung......
Bonus barra
Bonus Ailin.
Bagaimana, apa kalian syuka😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
merry jen
ailinn in kyk pyn klan mafia gt dechhh.... misterius sexx
2022-07-18
0