Mereka tiba di sebuah rumah sederhana namun terkesan hangat. Tiba-tiba seorang gadis sebaya dengan mereka datang menghampiri.
"Siapa yang bernama pemburu D?" Tanya gadis itu malu-malu melihat tiga laki-laki tampan dihadapannya dan memandang tak suka dia perempuan cantik disebelah mereka.
Reiva dan Nayra menyadari tatapan tak suka itu, namun mereka memilih diam.
"Itu aku. Jadi kau yang bernama Nirmala?"
"Iya. Mari masuk semuanya. Tidak enak mengobrol diluar." Ucap Nirmala mempersilahkan Dirga dan temannya masuk.
Mereka segera memasuki rumah Nirmala dan terlihat sebuah ruang tamu sekaligus ruang keluarga dengan desain minimalis namun elegan.
"Kalian duduk lah dulu. Aku akan membuat minum dulu."
Nirmala segera melenggang menuju dapur. Beberapa saat kemudian Nirmala membawa enam gelas minuman dan setoples cemilan dalam sebuah nampan.
Nirmala membagikan minuman itu dan menaruh nampannya ke dapur. Lalu bergabung kembali bersama Dirga dkk.
"Maaf sebelumnya, kenalkan namaku Nirmala Andayani. Kalian bisa memanggilku Nirmala." Ucap Nirmala dengan nada genit membuat ketiga laki-laki itu merinding.
Andra memperkenalkan dirinya dengan singkat dan nada dingin. "Aku Andra."
"Aku Dirga Sanjaya. Kau bisa memanggilku Dirga si pemburu makhluk D."
"Aku Reihan." Reihan memperkenalkan dirinya dengan ketus. Ia menyadari tatapan tidak suka dan penuh penilaian yang ditujukan kepada saudari kembarnya.
"Aku Reiva, saudara kembar Reihan." Ucap Reiva tidak suka.
"Aku Nayra, salam kenal."
"Jadi ada apa kau menghubungi kami?" Tanya Dirga penasaran.
"Sebenarnya..."
.
.
.
.
Setelah selesai menceritakan semuanya, kelima remaja itu terdiam dan memikirkan rencananya.
"Bagaimana jika kita pergi ke lokasi kematiannya?" Ucap Dirga tiba-tiba yang membuat semuanya kaget.
"Maksudmu?"
Dirga segera membisikkan rencananya dan diangguki oleh semua orang.
.
.
.
Malam telah larut dan suasana tampak mencengkam dengan suasana sepi diiringi lampu jalanan yang berkedip-kedip menambah suasana makin seram.
Tampak Nirmala berjalan takut-takut dimalam sambil sesekali menoleh ke kiri dan kanan. Ia berjalan cukup jauh hingga akhirnya terdengar suara logam terseret diiringi bunyi 'tek tek tek' terdengar begitu mengerikan.
Nirmala menoleh dan melihat Teke-Teke merangkak kearahnya dengan membawa sabit di tangannya, hingga sebuah suara mengagetkan kedua makhluk berbeda itu.
"Akhirnya kau muncul juga." Ucap Reiva dengan jubah hitam menutupi tubuhnya.
Makhluk itu menyeringai dan berujuar lirih. "Kembalikan tubuhku."
Nirmala segera bersembunyi menghindari pertarungan mereka.
Makhluk itu merangkak cepat ke arah Reiva, namun dengan cepat ia mengeluarkan kartu mantra dan melemparkannya ke arah makhluk itu.
"Makhluk jahat yang mengganggu manusia, dengan kekuatanku dan atas ijin Tuhan aku memerintahkanmu untuk meninggalkan dunia ini!"
Makhluk itu berteriak dengan suaranya yang serak dan menyeramkan, membuat siapapun merinding. "Gyaaaa!!" Kembalikan tubuhku.!!"
Namun sayangnya jurus Reiva dipatahkan dengan mudah dan makhluk itu hendak menebasnya namun. . .
'Trank'
Andra muncul tiba-tiba dan menahan serangan makhluk itu dengan sebilah pedang suci, membuat Reiva nyaris terjungkal kebelakang.
Terjadi pertarungan sengit hingga akhirnya Reiva menekan bandul anting dan muncul Miana dengan mengenakan piyama disampingnya.
'Poft'
"Hoaammm. .. Ada apa memanggilku malam-malam begini?"
"Aku minta bantuanmu."
Miana melihat pertarungan Andra dengan makhluk setengah tubuh itu. Setelah menganalisa nya, dia segera membantu Andra yang tengah terpojok.
Miana dan Makhluk setengah badan itu bertarung habis-habisan hingga akhirnya makhluk itu kalah.
"Kembalikan tubuhku. ." Lirih makhluk itu, Reiva segera mendekati dan menatap matanya.
.
.
.
.
Mereka semua melihat masa lalu makhluk itu, Ia adalah Ria, seorang gadis yatim piatu yang sering dibully disekolahnya karena kecantikannya.
Tak jarang banyak surat cinta dan surat ancaman yang memenuhi lokernya membuatnya merasa frustasi. Ia membuang semua surat itu ke tong sampah.
Hingga suatu hari sang pangeran sekolah memberinya sepucuk surat cinta, menyebabkan ia menjadi sasaran empuk pembullyan sekolah.
Tidak ada yang menolong Ria ketika ia dibully, termasuk sang pangeran sekolah hingga suatu hari. .
Ria pulang sendirian dimalam hari, ia bekerja sebagai pegawai paruh waktu di sebuah rumah makan. Tiba-tiba ia dicegat oleh segerombolan siswa yang membully nya disekolah.
"Hei lihat, ada anak yatim piatu lewat."
"Ahh, kasihan sekali ya, bau. . hahaha. . ."
"Dia sangat cantik, tapi sayangnya dia miskin."
"Mungkin dia menjual diri untuk bertahan hidup, dasar ******." Dan banyak ucapan yang menghina dan merendahkan lainnya.
Seorang siswi segera mendorong Ria hingga tersungkur, lalu menjambak rambutnya denga keras.
"Akkhh"
'Plak'
"Sudah ku bilang jauhi sang pangeran sekolah. Dia itu milikku."
Dengan kalap gadis itu menyiksa Ria, teman-temannya hanya diam menonton dan tak ada melerai nya.
Setelah puas siswi itu menyeret Ria yang telah babak belur ke rel kereta api yang berada tak jauh dari sana.
Terdengar suara klakson kereta api yang berbunyi nyaring menandakan kereta api telah dekat, dengan kejam siswi itu meletakkan tubuh Ria di atas rel kereta api dan menjauh dari sana.
Ria berusaha bangun dan merangkak tertatih-tatih, namun sayang kereta api melaju semakin cepat sehingga menabrak separuh tubuh Ria hingga terputus dan tewas di tempat.
Darahnya terciprat ke mana-mana dan sebagian lainnya membasahi siswi yang menaruhnya di rel kereta api.
Sedangkan segerombolan siswa yang menyaksikan kejadian itu merasa bersalah dan takut akan teror dari gadis itu.
.
.
.
Keesokan harinya ditemukan sepotong tubuh di dekat rel kereta api. Tubuh itu telah membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap.
Setelah hasil autopsi keluar, ternyata itu adalah setengah dari tubuh Ria yang menghilang.
"Terimakasih sudah mau menolongku. Akhirnya tubuhku lengkap kembali dan aku bisa tenang."
Ucap Ria dengan setengah tubuh dipenuhi dengan lumuran darah
"Sama-sama. Semoga kau tenang disana ya."
"Maafkan aku yang tidak bisa membantunu." Ucap Nirmala dengan nada menyesal.
Ria hanya melihat Nirmala sekilas tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Aku tau rasanya tak memiliki teman, apalagi memiliki teman karena hanya ingin ikut populer dan tidak tulus berteman itu terasa menyakitkan." Ucap Nayra saat mengingat dirinya dimasa lalu.
Ria berubah menjadi sosok transparan, ia terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun putih dengan tubuh yang lengkap.
"Maafkan aku yang telah merepotkan kalian. Selamat tinggal."
Perlahan tubuh Ria memudar sebelum hilang menjadi serpihan cahaya.
Dirga dkk memutuskan untuk pulang meninggalkan Nirmala yang sedang dilanda penyesalan.
"Akhirnya teror makhluk itu sudah hilang." Ucap Dirga sambil menghela nafas lega.
"Aku bisa tidur dengan tenang."
Tiba-tiba ponsel ketiga Kusuma bersaudara bergetar menandakan ada pesan masuk.
[Dari: Ayah/Daddy/Ayah Lucknut]
[Anak-anak, tolong pulang hari ini. Bawa juga teman-teman kalian. Ada yang ingin ayah sampaikan. ]
Mereka bertiga saling pandang sejenak setelah melihat isi pesan di ponsel masing-masing.
"Ada apa?" Tanya Nayra penasaran.
Reiva hanya menyodorkan ponselnya. Nayra dan Dirga melihat isi pesan itu.
"Ayah Lucknut?" Beo Dirga, sontak Reiha dan Andra menoleh ke arah Reiva yang cengengesan.
"Sebaiknya kita temui dia sekarang. Mungkin ada hal penting yang ingin beliau sampaikan." Ucap Nayra menyadarkan keempat remaja itu.
"Ahh, kau benar Nay. . Ayo kita pulang." Reiva segera menyeret Nayra dan kabur sebelum kedua saudaranya menceramahinya panjang lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments