Teke-Teke

Seorang gadis tengah berjalan santai dimalam hari sambil menelepon. Sesekali ia berbicara santai kepada lawan bicaranya. Suasana malam tampak mencengkam dari biasanya.

"Hahaha. . Sesekali kau harus melihat wajahnya yang menyedihkan itu." Ucapnya sambil terkekeh. Rupanya ia adalah ratu bullying di sebuah sekolah.

".. .."

"Haah. . Kau itu tak mengerti dengan kesenanganku. Melihat wajah memohonnya tampak menyenangkan kau tau. "

Lampu dijalanan berkedip-kedip hingga menimbulkan kesan horor, jalanan yang sepi menambah suasana yang membuat bulu kuduk merinding.

Tiba-tiba terdengar suara seperti besi diseret disertai dengan suara 'tek tek tek'. Dengan segera gadis itu menoleh dan apa yang dilihatnya membuat ingin menangis histeris.

Sesosok wanita berambut panjang merangkak dijalanan dengan membawa sebuah sabit ditangannya. Parasnya yang pucat dengan darah merembes di kepalanya serta tidak memiliki tubuh bagian bawah.

Gadis itu ketakutan dan segera berlari meninggalkan sosok itu. Sesekali ia menoleh ke belakang memastikan makhluk itu tidak mengikutinya.

Ia tiba didepan rumahnya dan alangkah terkejutnya ia mendapat sosok itu berdiri didepan pintu pagar rumahnya. Gadis itu menjerit sekeras yang ia bisa.

"Kyaaaaa!!!! Siapapun tolong akuu!!!"

Samar-samar ia mendengar sosok itu dengan suara yang serak dan lirih.

"Kembalikan setengah tubuhku."

Tubuh gadis itu bergetar hebat, dengan cepat sosok itu menyerang gadis itu.

"Kyaaaa"

'Craashh'

.

.

.

Sebuah berita membuat gempar warga dipagi hari. Terdapat mayat seorang gadis dengan tubuhnya terpisah. Tidak ada jejak pembunuh dilokasi kejadian membuat para aparat kesulitan mengungkap kasus itu.

"Nayra, Reiva kalian sudah menonton berita tadi?" Tanya Dirga kepada kedua sahabat perempuannya.

"Katanya tak ada jejak pelaku pembunuhnya." Jawab Reiva.

"Apa kalian pernah dengar tentang Teke-Teke?"

"Makhluk tanpa tubuh bagian bawah. Menurut rumor dia meninggal karena bunuh diri di rel kereta api dan setengah tubuhnya terpisah dan tak dapat ditemukan." Jawab Nayra.

"Itu dari negara Jepang. Kalian dengar kasus pembunuhan seorang siswi tiga hari lalu? Ku dengar mayatnya ditemukan bagian atasnya saja. "

"Kau tau dari mana?" Tanya Reihan mengagetkan ketiganya.

"Di forum pemburu makhluk ku ramai yang membicarakannya." Balas Dirga sambil menujukan ponsel nya.

"Kita diskusikan ini nanti." Balas Reiva diiringi anggukan dari ketiganya.

..

..

..

.

.

Sepulang sekolah mereka berpapasan dengan Ardani yang tengah sibuk menyelidiki kasus yang menghebohkan itu. Ardani yang melihat anaknya langsung menghampiri mereka.

"Selamat sore bu/bibi." Sapa mereka ramah.

"Kalian baru pulang?"

"Iya bu. Kami baru pulang." Jawab Reihan.

"Kalian berdua teman Riehan dan Reiva ya." Sapa Ardani ramah.

"Benar bi, kami temannya Reihan dan Reiva." Jawab Nayra sopan.

"Ibu sedang menyelidiki kasus apa?" Tanya Reiva penasaran dengan raut wajah ibunya yang tampak gelisah.

"Oh ini kasus yang kemarin. Saat ini ibu belum menemukan jejak pelakunya."

Ardani kemudian mendekati mereka dan berbisik "Aku menemukan jejak roh jahat dilokasi ini. Kalian harus waspada dan jangan berkeliaran malam-malam."

"Sudah yaa, kalian pulanglah. Lagian sebentar lagi matahari akan terbenam." Ucap Ardani menormalkan suaranya kepada empat remaja dihadapannya.

"Baik. Kalau begitu kami permisi." Mereka segera berlalu meninggalkan Ardani dan beberapa petugas disana.

.

.

.

.

Malam datang begitu cepat. Suasana terlihat sepi dan lenggang serta mencengkam. Terlihat seorang gadis tengah berlari ketakutan sembari sesekali menoleh kebelakang.

Tampak sesosok mahkluk yang merangkak dengan memegang sabit dilengannya dengan tubuh bagian bawah yang menghilang.

Sosok itu merangkak pelan-pelan, membiarkan targetnya lari ketakutan. Perlahan sosok itu menghilang dan tiba di tempat tujuan gadis itu.

Gadis itu hendak membuka pintu gerbang rumahnya namun ia sangat terkejut melihat sosok setengah badan yang menyeringai kearahnya memperlihatkan wajah yang penuh dengan darah.

Gadis itu berteriak histeris sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Ketika hendak menebas tubuh gadis malang tersebut, terdengar beberapa langkah kaki yang mendekat kearahnya. Perlahan sosok itu menyeringai sebelum menghilang di tengah gelapnya malam.

.

.

.

.

Pagi hari datang begitu cepat, tampak seorang gadis masih bergelung manja dibawah kungkungan selimut tebal kesayangannya. Ia masih berkelana dialam mimpinya dengan memeluk bantal guling dengan erat.

'Ngg? Bantal guling? Sejak kapan? ' Batinnya bertubi-tubi.

Reiva segera membuka matanya dan terlihat seorang pemuda tampan dengan telinga kucing yang tak lain Miana tengah tertidur pulas. Dan Reiva memeluknya dengan erat.

Karena kaget secara reflek Reiva menendang Miana hingga terjatuh dari tempat tidur, membuyarkan mimpi indah Miana.

"Apa yang kau lakukan di kamarku, dasar kucing mesum!!" Teriak Reiva membahana yang sukses membangunkan paksa kedua saudara nya yang mengidap sister complex.

.

.

.

.

"Jadi bisa jelaskan kenapa kau tidur di kamar adik kami, siluman kucing mesum?" Tanya Andra dengan aura hitam yang menguar ditubuhnya.

"Apa yang telah kau lakukan pada adik kami Miana?" Kali ini Reihan bertanya sambil melemaskan jari-jarinya hingga terdengar bunyi 'kretek' yang nyaring.

Miana sendiri mengeluarkan keringat dingin menghadapi dua pemuda pengidap sister complex di hadapannya.

"Aku tak melakukan apa-apa. Sungguh." Ucap Miana tenang berusaha menenangkan Andra dan Reihan yang mengeluarkan aura hitam.

"Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu, tapi rupanya aku salah kamar dan tertidur di kamar Reiva." Lanjut Miana membela diri.

"Jangan banyak alasan ya!" Ucap Reiva emosi dengan sambaran petir menggelegar sebagai backgroundnya.

"Untuk apa aku memasuki kamar gadis bar-bar sepertimu. Aku penasaran apakah ada laki-laki yang tertarik dengan gadis bar-bar sepertimu. Kurasa tidak." Ejek Miana yang membuat Reiva mendidih seketika.

"Sudahlah, kalian jangan bertengkar." Lerai Reihan. "Apa yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Reihan penasaran.

"Semalam aku merasakan ada aura jahat di dekat sini. Setelah menyusuri nya aku melihat makhluk dengan setengah tubuh merangkak membawa sabit di lengannya. Makhluk itu di penuhi dengan dendam yang pekat. Aku tak tau pasti, tapi sepertinya malam ini kita akan menghadapinya." Jelas Miana panjang lebar.

'Ting tong. . ting tong'

Andra segera beranjak menuju pintu dan membukanya.

'Cklekk'

"Pagi kak Andra, Reiva dan Reihan ada?"Sapa Dirga. Dibelakangnya berdiri Nayra dengan wajah datarnya.

"Dia di dalam. Sebaiknya kalian masuk."

Mereka segera menuju ruang tamu tempat persidangan Miana. Disana tampak Rei bersaudara dan Miana tengah duduk santai.

"Ada apa?' Tanya Reiva memulai pembicaraan.

" Dirga menelpon ku pagi-pagi dan bilang ada hal yang ingin disampaikan olehnya." Jawab Nayra sambil menunjuk Dirga yang nyengir.

"Benarkah? Jadi apa yang ingin kau sampaikan?"

"Kalian dengar semalam di temukan seorang gadis yang tergelak pingsan di depan rumahnya."

"Lalu?"

"Tadi pagi gadis itu menghubungiku, dia menceritakan kejadiannya tadi malam. Dia bilang ada makhluk tanpa kaki yang mengejarnya tadi malam dan dia menyuruh kita untuk menyelidiki nya." Jelas Dirga panjang lebar.

"Jadi kau ingin kami mengikuti mu untuk menyelidiki kasus ini? Tanya Andra to the point.

" Tentu saja jika kalian tak keberatan."

"Baiklah, mari kita selidiki sebelum korbannya bertambah banyak." Ucap Reiva antusias.

"Aku ikut."

"Kami juga."

"Kau juga harus ikut Miana." Ucap Reihan sambil menahan Miana yang hendak kabur.

"Baiklah. . Sepertinya aku tidak ada pilihan."

Terpopuler

Comments

🌸 Maya Debar 🌸

🌸 Maya Debar 🌸

lanjut Thor

2022-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!