Di sebuah rumah mewah berlantai dua, terlihat seorang pria paruh baya duduk diruang makan dengan membaca surat kabar sembari menyesap kopinya.
Terdengar langkah kaki yang berasal dari lantai atas menuju ruang makan membuat pria itu buru-buru memakan sarapannya. Terlihat seorang pemuda tampan berusia sekitar 15 tahun muncul dari tangga disusul seorang gadis cantik dengan rambut cokelat kopi mendekat kearahnya.
"Pagi, Ayah." Sapa mereka dan duduk di kursi masing-masing.
"Hn." Hanya itu yang keluar dari mulut pria paruh baya itu, lalu pria itu bergegas meninggalkan ruang makan, mengabaikan 2 pasang mata yang menatap punggungnya dengan terluka.
.
.
.
.
"Selamat pagi Rei." Sapa Dirga begitu melihat sepasang remaja kembar berjalan santai di gerbang sekolah
"Hn/Pagi." Sapa mereka serentak.
Mereka segera beranjak memasuki sekolah dan segera melihat papan pengumuman, ternyata Reiva sekelas dengan Dirga dan Reihan.
"Waahh, ternyata kita sekelas."Seru Dirga kegirangan
"He'em. Ayo kita pergi ke kelas dan mencari tempat duduk." Ajak Reiva.
Mereka segera mencari kelas dan tempat duduk masing-masing.
Reihan sebangku dengan Dirga dan memilih duduk dekat jendela, sedangkan Reiva memilih duduk di bangku depan Reihan.
Suasana kelas sangat ramai hingga tiba-tiba menjadi hening karena seorang gadis cantik dengan rambut coklat kopi dengan mata hijau memasuki ruangan kelas.
Gadis itu segera duduk di bangku pojok belakang, seketika bisik-bisik terdengar di seluruh kelas.
"Bukankah dia gadis yang di kutuk itu?" Bisik siswa A.
"Ku dengar jika siapapun dekat dengannya akan mengalami kesialan." Balas siswa B dengan berbisik..
"Jangan dekati dia, nanti kau bisa celaka."
Gadis itu mengabaikan bisik-bisik di ruangan itu, ia hanya memandang kosong keluar jendela seolah-olah sudah terbiasa.
Reiva mendekati gadis itu dan menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri "Hai, namaku Reiva Kusuma. Kau bisa memanggilku Reiva."
Gadis itu melirik nya sekilas dan kembali menatap jendela dengan kosong. "Mereka benar, kau akan sial jika dekat denganku." Ucapnya ketus. Gadis itu mengabaikan ukuran tangan Reiva.
Reiva menarik tangannya dan tertawa canggung, ketika hendak membuka topik pembicaraan,
seorang pria tampan berusia 25 tahun, dengan rambut hitam,mata merah dibingkai alis yang tajam,dan hidung mancung memakai atribut seorang guru memasuki ruangan kelas tersebut,membuat siswa yang masih berkeliaran diruangan kelas duduk di mejanya masing-masing.
Beberapa siswi dikelas kecuali Reiva dan gadis itu berteriak histeris mengagumi ketampanannya, membuat kelas menjadi berisik.
"Selamat pagi anak-anak, selamat datang di kelas XB. Saya adalah guru matematika sekaligus wali kalian. Nama saya adalah Jonathan. Kita tidak belajar karena masih awal jadi bapak minta kalian memperkenalkan diri." Ucap guru Jonathan sambil menujuk seorang siswa yang duduk di bangku depan.
Siswa itu memperkenalkan dirinya dilanjutkan dengan siswa lain hingga tiba giliran Reiva untuk memperkenalkan diri.
"Hai semuanya. . Perkenalkan saya Reiva Kusuma, kalian bisa memanggilku Reiva." Ucap Reiva yang mendapat bisik-bisik dari para siswa laki-laki dan tatapan iri dari siswa perempuan.
"Cantiknya... Walaupun dia memakai kacamata. "
"Andaikan dia tidak punya pacar."
Salah satu siswa mengacungkan tangannya.
"Iya ada pertanyaan?" Tanya pak Jonathan saat melihat seorang siswa mengancungkan tangannya.
"Kau tinggal dimana?" Tanya siswa itu.
"Aku tinggal di Apartemen Hunter." jawab Reiva singkat.
Bisik-bisik kembali terdengar, namun
Reiva mengabaikannya dan langsung menuju tempat duduknya dan sekarang giliran Reihan memperkenalkan diri.
"Saya Reihan Kusuma, kalian bisa memanggilku Reihan." Ucapnya singkat.
"Kyaa!! Tampannya!!" Teriak siswi dikelas itu
"Aku mau jadi pacarmu!!"
"Kenapa nama kalian sama?" Tanya seorang siswa penasaran.
"Karena kami kembar. Ada yang salah? " Jawab Reihan acuh seraya berjalan menuju tempat duduk nya.
Semua siswa dikelas itu terdiam mendengar jawaban Reihan, terutama siswa perempuan yang awalnya menatap Reiva benci menjadi malu sendiri.
Dilanjutkan oleh Dirga untuk memperkenalkan diri. "Salam kenal semua, aku Dirga Sanjaya. Kalian bisa memanggilku Dirga. Aku tinggal di apartemen Hunter dan pemilik forum pemburu makhluk. Jika kalian membutuhkan bantuan ku kalian bisa memanggilku." Ucap Dirga percaya diri.
"Kyaaa!!! Dia tampan!!"
"Kyaa!!"
Dilanjutkan oleh siswa lainnya hingga berakhir pada seorang gadis bersurai coklat kopi dengan mata hijau.
"Aku Nayra Nandini. Kalian bisa memanggilku Nayra. Salam kenal." Ucapnya datar.
Bisik-bisik kembali terdengar di penjuru kelas.
"Dia cantik sekali." Bisik siswa laki-laki A.
"Kelas kita terdapat gadis cantik." siswa laki-laki B.
"Ku dengar dia dikutuk, siapapun yang dekat dengannya akan celaka." Bisik siswa lainnya.
"Sayang sekali ya."
Nayra menghiraukan bisikan para siswa itu dan segera menuju tempat duduknya.
.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi dan para siswa segera berhamburan keluar kelas. Termasuk Sepasang anak kembar dan Dirga pergi menuju kantin.
Mereka memesan semangkok mie ayam dan lemon tea lalu segera membayarnya, mereka pergi mencari tempat duduk.
Saat sedang asyik menikmati makanan mereka, tiba-tiba datang segerombolan siswa menghampiri mereka.
Dirga sedikit ketakutan, namun Reiva dan Reihan tidak menghiraukan sedikitpun.
"Halo cantik, sedang makan yaa?" Sapa seorang siswa laki-laki.
"Hmm?" Guman Reiva mendongakkan kepalanya sambil menatap laki-laki itu. Mulutnya masih sibuk mengunyah makanan.
'Uuhh, cantik sekali... Dia harus menjadi pacarku.' Batin pemuda itu.
Melihat tampang polos Reiva seketika Reihan teringat dengan nasehat ayah dan kakaknya a.k.a Kelvin dan Andra.
"Dengar Reihan, adik kembarmu itu begitu imut dan polos. Jadi jika ada orang aneh, mencurigakan atau orang yang tak kalian kenal mengajaknya berbicara, segera amankan Reiva. Kau mengerti?"
"Siapa namamu?" Tanya siswa laki-laki itu.
"Dia tak punya nama." Ketus Reihan seraya bangkit dari tempat duduknya. Dirga yang kebingungan segera mengikuti Reihan.
"Aku tak bicara denganmu, sialan!" Bentak pemuda itu tak terima.
"Maaf, tapi kami harus pergi." Ucap Reihan lalu dengan tak berperasaan ia segera menarik kerah belakang seragam Reiva membuat sang empunya terkejut.
"Kyaa!! Kakaaaakkk!!" Reiva hanya bisa berteriak saat Reihan menarik kerah belakang bajunya disusul Dirga yang pergi entah kemana meninggalkan segerombolan siswa yang menatap mereka dengan cengo. Terutama laki-laki yang menyapa Reiva tadi tak tau harus melakukan apa.
'Sial aku tak tau kalau laki-laki itu kakak kembarnya.' Batinnya.
.
.
.
.
"Kak Rei, kau mau membunuhku?" Kesal Reiva saat kerah belakangnya dilepas oleh Reihan.
"Tidak untuk sekarang." Jawab Reihan enteng.
"Apa maksudmu?"
"Sudahlah kalian jangan bertengkar." Dirga berusaha melerai sepasang anak kembar yang akan kembali beradu mulut.
.
.
.
.
Pulang sekolah
Para siswa berhamburan keluar sekolah, begitu pula Dirga dan sepasang anak kembar berbeda gender. Mereka hanya ingin tiba di apartemen dengan damai.
Saat ini telinga mereka sangat panas akibat dikelilingi oleh perempuan yang memberi mereka pertanyaan yang tak penting menurut mereka.
"Wanita itu mengerikan." Bisik Dirga yang langsung mendapatkan anggukan setuju oleh Reihan.
"Apalagi saat marah. Sudah cukup ibu dan saudari kembarku yang cukup membuat ku kerepotan." Ucap Reihan.
"Maksudmu aku ini merepotkan?" Tanya Reiva dengan aura hitam dan petir menyambar mengelilinginya.
"Ti– tidak... Kami tak bilang begitu, benarkan Rei." Jawab Dirga dengan gugup, terdapat keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya.
"Ahaha... Benar..." Jawab Reihan sambil mengangguk cepat.
"Benarkah?" Tanya Reiva dengan aura yang semakin mencekam diiringi suara gemeretak jari yang dilenturkan.
"Gyaaa!!" Terdengar teriakan memilukan dari kedua pemuda tampan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Author Kucing
makasi kak. .
2022-06-17
0
diksiblowing
mengacungkan kak bukan mengancungkan. (sedikit koreksi gpp kan kak)
2022-06-17
1