Bertemu Lagi

Ardani tengah sibuk menyelidiki jasad seorang wanita yang di temukannya beberapa saat lalu. Saat ini dia tengah memandang sosok wanita bergaun merah yang mulai terlihat transparan. Wajahnya tidak lagi menyeramkan seperti beberapa saat lalu.

"Kau tenang saja. Aku akan segera menyelidiki kasus ini." Ucap Ardani kepada sosok wanita bergaun merah itu.

"Terimakasih. Tapi aku ingin melihat dia di hukum."

"Baiklah."

........ ....... .......

Ketika Reiva dan Andra keluar dari kamar Reihan, mereka mendapati Miana duduk santai dimeja makan.

"Oh, kalian belum buat sarapan? Aku lapar." Ucap Miana sambil nyengir tak berdosa.

"Aku malas. Oh ya, waktu ini kau bilang jika kami membebaskan satu makhluk, kau akan mengabulkan permintaan kami, kan?" Tanya Reiva.

"Benar. Jadi?" Miana menduga jika Reiva ingin meminta sesuatu.

"Aku ingin lima porsi sarapan pagi ini." Ucap Reiva santai sambil duduk di meja makan disusul oleh Andra.

"Hah? Lima porsi sarapan?" Beo Miana kaget.

"Iya. Tiga porsi sarapan untuk kedua kakakku dan untuk kau juga, dua porsi untukku. Jadi totalnya lima porsi." Dugaan Miana tepat sasaran.

"Kenapa banyak sekali? Dan apa perutmu terbuat dari karet, kau rakus sekali." Sindir Andra.

"Aku ini dalam masa pertumbuhan kak, jadi wajar saja aku makan banyak." Sinis Reiva.

"Dasar."

........... ....... ........

"Nayra! Tunggu!!" Teriak Reiva menggelegar saat melihat Nayra berjalan tak jauh di depannya. Membuat Nayra dan Evan menghentikan langkah mereka.

Nayra dan Evan menoleh dan mendapati Reiva berlari mendekatinya, sedangkan Dirga dan Reihan berjalan santai dibelakangnya.

"Pagi Reiva." Sapa Nayra dengan nada datar seperti biasanya membuat Reiva menghembuskan nafas kesal.

"Apa dia pacarmu? Dia terlihat tampan walaupun masih SMP. Seleramu bagus juga." Bisik Reiva.

"Dia adikku, namanya Evan." Jawab Nayra yang berhasil membuat Reiva tertawa canggung.

"Kenalkan, namaku Reiva. Aku sahabat kakakmu. Dan dia..." Reiva memperkenalkan diri sambil menunjuk Reihan yang berdiri dibelakangnya,"Kembaranku, Reihan."

"Aku Evan dan aku ini ADIK kak Nayra." Ucap Evan sambil menekan kata 'adik.'

"Salam kenal, ya. Aku Dirga Sanjaya, kau bisa memanggilku Dirga. Aku pemilik forum pemburu makhluk." Dirga memperkenalkan dirinya dengan semangat. Pemuda itu mendekati Evan dan berbisik, "Jika kau mempunyai sesuatu berbau makhluk atau menyukai makhluk, kau bisa bergabung di forumku."

........ ...... ........

Hujan deras mengguyur kota G di sore hari. Nayra berjalan pelan menyusuri jalanan menuju rumahnya.

Namun secara tak sengaja, dia melihat seorang pemuda tampan berambut hitam dengan beberapa helai putih tengah bersandar dipinggir sebuah gang. Matanya terpejam menyembunyikan mata dua warna miliknya dengan wajah sedikit pucat. Pakaian hitam putihnya basah kuyup akibat siraman hujan.

Nayra ingin mengabaikan pemuda itu, namun melihatnya kesakitan, gadis itu memutuskan menghampirinya.

Rean merasa rintik hujan berhenti menghujani nya, pemuda itu mendongakkan kepalanya dan melihat sebuah payung melindunginya. Dihadapannya Nayra berjongkok sambil menatapnya dengan pandangan cemas.

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, ukh..." Ucap Rean dengan lirih.

Nayra menempelkan punggung telapak tangannya di kening pemuda itu, "Badanmu panas sekali. Aku akan menghubungi dokter." Nayra segera mengambil teleponnya dan mengutak atiknya.

Namun sebuah tangan kekar menahannya, membuat gadis itu tersentak kaget hingga payungnya terlepas.

"Jangan panggil dokter... Aku mohon.." Lirih Rean sambil menatap Nayra dengan tatapan memohon.

...... ....... .......

Nayra memapah Rean menuju rumahnya dibawah hujan gerimis. Sebelah tangannya memegang payung agar melindungi mereka dari rintikan hujan.

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Rean yang merasa tidak enak.

"Tidak apa. Aku tinggal bersama adikku. Ayahku sedang keluar kota selama sebulan." Jawab Naura datar.

"Apa masih jauh?" Rean merasa pusing, ia merasa tak kuat berjalan.

"Rumahku sudah dekat. Tinggal sedikit lagi."

"Aku perlu ijin darimu. Aku tak bisa tinggal lebih lama di rumah seseorang jika tidak mendapat ijin."

Nayra merasa heran dengan ucapan Rean, namun ia menepis pemikirannya. "Baiklah, aku... mengijinkanmu masuk ke rumahku."

........... ......... .........

Nayra meletakkan sebuah kain basah di dahi Rean yang terbaring tak sadarkan diri, sebelah tangannya mengambil termometer yang berada di mulut pemuda itu.

"Panasnya tinggi sekali." Guman Nayra saat melihat suhu pemuda itu.

"Dan dia payah sekali." Ucap Evan yang berdiri sambil bersedekap di sebelah Nayra. "Oh, ya kak. Apa kau melihat Rean? Sedari tadi aku tak melihat kucing itu." Lanjut Evan lagi.

"Mungkin ia berburu."

Tanpa mereka sadari, ucapan mereka didengar jelas oleh Rean yang mulai sadar.

"Kak, sepertinya dia mulai sadar." Ucap Evan saat melihat Rean yang mulai sadar. Dengan cepat Nayra mengambil kain basah di kepala pemuda itu.

"Enghhh... Dimana aku?" Tanya Rean dengan lemah.

"Kau berada dirumah kami. Jangan salah paham, aku yang mengganti pakaianmu yang basah tadi." Jawab Evan saat pemuda itu menatapnya. Rean melihat pakaiannya sudah diganti.

"Terimakasih."

"Hn. Istirahatlah dulu, diluar masih hujan." Ujar Evan. Remaja itu segera menuju kamarnya untuk beristirahat.

"Aku ambilkan bubur dan obat ya." Nayra segera menuju dapur dan tak lama kemudian gadis itu membawa sebuah nampan berisi semangkok bubur dan sebuah obat.

Nayra membantu pemuda itu bersandar dan menyodorkan semangkok bubur kepada Rean. Pemuda itu menerimanya dan memakan bubur itu dengan lahap karena ia kelaparan.

Setelah menghabiskan bubur itu, Nayra menyodorkan sebuah obat. Rean menatap obat itu dengan ragu. "Ini obat penurun demam. Minumlah agar kau lekas sembuh." Ujarnya.

Rean menerima obat itu dan meminumnya.

"Kau istirahat dulu disini." Nayra segera menuju dapur sambil membawa nampan yang berisi mangkok kosong.

Rean kembali merebahkan diri dan jatuh tertidur karena efek obat yang dikonsumsi olehnya.

Beberapa saat kemudian Rean terbangun karena merasakan aura jahat di sekitar rumah Nayra. Dengan segera Rean beranjak dan pergi dari sana melalui jendela.

"Maaf, aku lama..." Ucapan Nayra terhenti saat gadis itu tidak melihat Rean di sekitar sana. Nayra melihat jendela kamar yang terbuka lebar. Gadis itu berlari menghampiri jendela dan melongok kan kepalanya, berharap pemuda itu berada di sekitar sana namun nihil.

"Dia pergi kemana?"

................ ...............

"Kau mulai menyukainya?" Tanya Agra saat melihat Rean yang sedikit pucat berjalan kearahnya.

"Entahlah. Dia sangat baik." Jawab Rean.

"Ingat status kita. Ku harap saat dia mengetahui kebenarannya, kalian tidak akan terluka." Ucap Agra pengertian.

"Manusia kucing seperti kita sangat sulit mendapatkan orang yang tulus. Kebanyakan mereka mati sia-sia sebelum menemukan cinta sejatinya." Lanjut Agra.

Manusia kucing berbeda dengan manusia biasa. Saat mereka berusia 18 sampai 25 tahun, mereka akan berubah menjadi seekor kucing dan mencari cinta sejatinya.

Jika manusia itu menerima mereka dengan tulus, maka manusia kucing akan setia dengannya hingga akhir hidupnya dan membahagiakan hidup orang yang mencintainya.

"Kau jangan terlalu berharap. Takutnya kau akan patah hati." Ucap Agra sambil menepuk pundak Rean dengan pelan.

Mereka berdua segera menghilang dalam gelapnya malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!