Hantu Bayangan

Sebulan sudah berlalu sejak kejadian menggemparkan itu, dan saat ini Andra dan kedua adiknya tengah bersantai di ruang keluarga unit 448 di apartemen mereka.

"Aku bosan.. Hoaamm..." Ucap Reiva sambil menguap bosan.

"Aku juga. Bagaimana kalo kita latihan sebentar." Ajak Reihan kepada kedua saudaranya.

"Sepertinya itu ide yang bagus." Sahut Andra sambil meregangkan ototnya yang kaku.

Ketiga bersaudara itu segera menuju lapangan yang terletak di belakang apartemen Hunter.

.

.

.

Tiga orang remaja tengah berlari keliling lapangan yang seluas lapangan sepak bola, setelah itu mereka melakukan pemanasan ringan.

Mereka tengah beristirahat sejenak, namun tiba-tiba Dirga datang menghampiri mereka dengan nafas ngos-ngosan.

"Hai. . hosh. . hosh. . temanh. . temanh. . hosh. . hosh." Ucap Dirga dengan nafas yang tak beraturan.

"Tenangkan dulu dirimu. Tarik nafas perlahan lalu hembuskan." Ucap Reiva memberi instruksi dan diikuti oleh Dirga. Setelah merasa tenang Dirga melanjutkan obrolannya.

"Kalian pernah dengar tentang hantu bayangan?" Ucap Dirga membuat mereka menoleh serempak.

"Hantu bayangan? Maksudmu?" Tanya Andra penasaran.

"Kau siapa?" Tanya Dirga kepada Andra.

"Aku Andra Kusuma, kakak dari Rei bersaudara. Salam kenal." Ucap Andra memperkenalkan diri dengan nada sedikit ramah.

"Aku Dirga, teman dari Rei bersaudara dari Apartemen Hunter unit 566 dilantai 8." Jawab Dirga dengan sedikit gugup akibat tatapan tajam Andra.

"Jadi ceritakan." Perintah Reiva.

"Kau tau Nayra kan? Menurut rumor yang beredar dia diganggu oleh hantu bayangan. Siapapun yang dekat dengannya akan mengalami kesialan entah apa." Ucap Dirga panjang lebar.

"Kau tau darimana?" Tanya Reihan penasaran.

"Di forum pemburu makhluk ku banyak yang membicarakannya." Jawab Dirga sambil menunjukkan layar ponselnya.

Andra mengambil ponsel milik Dirga dan memeriksanya. Rei bersaudara yang penasaran mengintip ponsel milik Dirga.

"Kita selidiki ini besok." Putus Reihan yang dijawab dengan anggukan dari mereka bertiga.

.

.

.

Suasana kelas saat ini ramai, ada yang berbincang-bincang dengan teman, membaca buku dan kegiatan lainnya. Namun suasana tampak sepi saat Nayra memasuki ruang kelas.

Semua mata tertuju pada Nayra, namun diabaikan oleh gadis itu. Pandangannya menatap kosong kearah jendela.

"Kudengar dia diganggu oleh makhluk."

"Kasihan yaa. "

"Sayang sekali aku tak bisa akrab dengannya."

Bisik-bisik mulai terdengar di ruang kelas tersebut hingga tiba-tiba datang segerombolan siswi dari kelas sebelah yang berlagak angkuh menerobos ke kelas mereka.

"Hey semuanya, aku beritau ya! Dia itu dikutuk oleh makhluk. Jadi siapapun yang dekat dengannya akan sial seumur hidupnya. Aku sarankan kalian jangan pernah dekat denganya. " Ucap siswi dengan name tag Vidya dengan angkuh.

"Darimana kau tau kalau jika dia dikutuk? Selama sebulan dia sekelas dengan kami, kami baik-baik saja." Ucap seorang siswi dikelas itu dengan name tag Anita.

"Mungkin dia hanya tukang gertak. Buat apa siswi kelas sebelah datang ke kelas kami."

"Hust jangan sembarang bicara. Dia itu anak wakil kepala sekolah." Bisik siswa lainnya sambil menyikut perut siswa itu.

"Ada yang aneh." Ucap Reiva yang memperhatikan siswi angkuh itu.

"Aku juga merasakannya. Kemungkinan besar dia di ganggu karena makhluk itu melindunginya. Kita selidiki nanti." Ucap Dirga sambil berbisik.

Sejak sebulan lalu Reiva berusaha mendekati Nayra, namun hanya dibalas dengan sikap dinginnya yang terkadang membuat mereka kesal sendiri. Tak jarang jawaban dari Nayra membuat mereka ingin menggeplaknya.

"Kalian menjauhlah dariku. Aku tak ingin kalian sial jika bersamaku."

"Mereka benar, aku ini pembawa sial."

"Aku sudah biasa sendirian"

Begitulah jawaban datar dari Nayra , namun mereka tetap tidak menyerah mendekatinya. Hingga suatu hari mereka melihat Vidya dan antek-antek nya mulai membuly Nayra.

Pagi ini siswa kelas XB mengerumuni meja milik Nayra, bisik-bisik mulai terdengar dikelas itu.

"Siapa yang melakukan ini."

"Entahlah, aku tidak tau."

"Kemarin tak ada sampah sebanyak ini dan kelas ini sudah ku bersihkan. "

Nayra mendekati meja tempat duduknya yang dikerumuni oleh siswa kelasnya, seketika kelas menjadi hening dan para siswa yang mengerumuni mejanya segera menyingkir memberi jalan.

Nayra melihat mejanya dipenuhi oleh sampah. Ia lalu mengambil tong sampah dan membersihkan mejanya.

"Kau suka dengan hadiahku?" Tiba-tiba Vidya dan antek-antek nya memasuki ruangan kelas.

"Kenapa kau mengotori kelas kami?" Tanya Reihan dengan tajam.

"Aku tidak mengotori kelas kalian. Aku hanya memberinya sedikit hadiah." Jawab Vidya angkuh lalu bergegas pergi disusul dengan antek-antek nya.

"Tetap saja kalian mengotori kelas kami." Sengit salah satu siswa tak terima.

"Apa peduli ku." Sahutnya dengan angkuh membiat mereka geram.

Sepulang sekolah Nayra disiram dengan air dari toilet hingga menyebabkan dirinya basah kuyup. Nayra tidak menghiraukan itu dan terus melangkah keluar.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Reiva cemas.

"Aku baik-baik saja." Jawab Nayra dengan datar.

"Tapi kau basah."

Tanpa disadari oleh siapapun, sosok bayangan hitam perlahan muncul dari tubuh Nayra, namun Nayra segera menariknya kembali.

"Aku tidak apa-apa. Sungguh." Ucap Nayra berusaha meyakinkan. Reiva melirik pelaku pembullyan tersebut dan memberinya tatapan tajam mebuat mereka bergidik ngeri.

.

.

.

.

Vidya berjalan santai dimalam hari sambil sesekali berbicara dengan seseorang di telponnya.

Saat tengah asyik berbincang-bincang di teleponnya tiba-tiba sesosok bayangan hitam melintas di belakangnya. Vida menoleh kebelakang dan tak melihat apapun.

"Kau kenapa?" Tanya lawan bicaranya.

"Ah, aku tidak apa-apa. Mungkin hanya perasaanku saja." Jawab Vidya seraya melanjutkan perjalanannya.

Baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba sosok makhluk menyeramkan muncul dihadapannya.

"Grooaaarrr"

"Kyaaaaa. .."

Vida menjerit ketakutan hingga ponselnya terjatuh.

"Halo. . Vidya. Vidya"

.

.

.

Keesokan harinya beberapa antek-antek Vidya melabrak Nayra di kelasnya sehingga menciptakan kerumunan.

'BRAK'

"Apa yang kau lakukan kepada Vidya? Sudah kubilang kau jangan dekati dia." Bentaknya kepada Nayra.

"Aku tidak mendekatinya, sungguh. Aku bisa membuktikan itu." Jawab Nayra tenang.

"Kau itu pembawa sial, harusnya kau mati saja." Bentaknya lagi.

"Benar, kau itu pembawa sial."

"Harusnya Vidya menyuruh ayahnya mengeluarkan mu dari sekolah ini."

"Dasar pembawa sial"

Bisik-bisik suara yang menyakitkan membuat Nayra menutup telinganya, namun tiba-tiba Nayra berteriak histeris membuat para siswa terdiam.

"Kyaaaaa!!"

Nayra terkulai lemah, namun tubuhnya mengeluarkan asap hitam. Tiba-tiba bangku yang berasa dikelas beterbangan dan terlempar kesamping. Sontak semua siswa yang mengerubunginya merinding ketakutan.

Mereka mencoba keluar kelas, namun usaha mereka sia-sia. Pintu dan jendela terkunci rapat dan semua tampak gelap.

Setelah asap itu keluar Nayra tiba-tiba jatuh pingsan. Asap itu berubah menjadi sosok hitam yang menakutkan dengan sorot mata merah yang tajam dan menyeramkan.

Makhluk itu menyerang dan mengikat para siswa tanpa ampun. Mereka menjerit ketakutan memohon untuk dilepaskan.

Reiva segera menghampiri Nayra yang pingsan dan berusaha menyadarkan nya. Namun suara Reihan mengagetkan nya.

"Reiva, awas!"

Reiva segera melompat menghindari serangan makhluk bayangan itu dengan terkaget-kaget. Makhluk itu terlihat marah dan menyerang mereka membabi buta.

"Kak Rei, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Reiva dengan panik.

"Tenangkan dirimu, kita harus menghindari serangannya." Jawab Reihan sambil berusaha menghindari serangan makhluk itu.

"Tolong aku.!!" Teriak Dirga yang kesusahan melepaskan diri dari jeratan makhluk itu. Reiva segera menarik Dirga dan berhasil membebaskannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!