Tujuh Belas

Suasana di ruang rawat VVIP tempat Arsan di rawat itu tiba tiba menjadi sangat tegang, dokter dan beberapa perawat berlarian datang ke ruangan itu setelah Bagas memencet tombol darurat pemanggil tenaga kesehatan,

Raya, Toni dan Bagas segera di usir ke luar ruangan dan para tenaga medis sibuk memeriksa Arsan dan mengupayakan kesadaran pria paruh baya yang sepertinya dalam kondisi kritis itu.

Wajah tegang sangat tergambar di ketiga orang yang menunggu dokter yang bekerja di dalam ruangan, mata mereka bolak balik mengarah ke pintu ruangan yang tertutup, berharap dokter segera keluar dari kamar itu dan membawa berita baik untuk mereka.

Ribuan untaian doa terlantun dalam hati Raya untuk keselamatan dan kesehatan ayahnya,

'Tuhan, aku belum siap kehilangan satu satunya orang tua ku yang kini tersisa, jangan ambil ayah ku, tolong selamatkan dia, selamatkan ayahku, Tuhan. Aku sangat menyayanginya, ijinkan aku berbakti lebih lama untuknya, beri waktu untuk kami tetap bersama, aku tak akan membantah perintahnya lagi, aku tak akan membuatnya bersedih dan marah lagi, ijinkan dia untuk tetap bersama ku, Tuhan !' pinta Raya dalam diamnya mencoba merayu sang pencipta melalui doa nya.

Lama di nanti, pintu yang menjadi objek penting bagi Raya, Bagas dan juga Toni yang mau tidak mau ikut terlibat dalam atmosfer ketegangan di sana akhirnya terbuka juga, seorang dokter di susul sorang perawat keluar dari ruangan itu, sementara dua perawat lainnya masih sibuk di dalam ruangan, entah apa yang mereka lakukan.

"Dokter, bagaimana keadaan ayah saya?" dengan gugup dan sedikit terbata bata Raya memberanikan diri menanyakan kondisi terkini ayahnya pada dokter yang baru saja menangani Arsan itu.

Tanpa di sadari tangan Raya menggenggam erat lengan kekar Toni seolah mencari bantuan penguatan diri, dia sepertinya sangat ketakutan dan belum siap bila harus menerima kabar yang tidak di harapkan nya keluar dari mulut sang dokter.

"Ayah anda harus di pindahkan kembali ke ruangan ICU karena keadaannya kembali kritis, saya sudah mengingatkan sebelumnya untuk tidak membebani pikiran pasien, jadi untuk sementara waktu tuan Arsan tidak boleh menerima kunjungan dari siapa pun," terang dokter itu.

"Tapi dokter, apa saya sama sekali tak boleh menemuinya?" protes Raya yang merasa keberatan jika dirinya harus di larang bertemu dengan ayahnya sendiri.

"Maaf, tapi ini semata untuk kebaikan dan kesembuhan ayah anda, maaf saya harus mempersiapkan ruangan yang akan di pakai tuan Arsan, saya permisi dulu !" pamit dokter itu meninggalkan Raya yang tubuhnya tiba tiba melemah dan merosot begitu saja ke lantai.

Dengan sigap Toni langsung menahan tubuh mungil Raya yang tiba tiba melemah itu, sangat mudah bagi Toni mengangkat tubuh Raya dan membawanya ke dalam ruang rawat Arsan dan membaringkannya di sofa panjang yang berhadapan dengan ranjang Arsan yang masih terbaring di sana dan sedang di persiapkan perawat untuk segera di pindahkan ke ruang ICU.

"Raya,,, Raya,,, sadarlah!" Toni menepuk nepuk pipi gadis yang masih terpejam dengan mata yang terlihat agak membengkak karena terlalu banyak menangis, bahkan pipinya saja masih terasa lembab akibat lelehan airmata nya tadi.

Bagas datang bersama seorang perawat yang mengekor di belakangnya mendekat ke arah Raya yang masih tak sadarkan diri.

Toni tak beranjak sejengkal pun dari tubuh gadis itu, jemarinya terus bertaut di jari Raya yang kini terasa sangat dingin, garis kecemasan tak dapat di sembunyikan dari wajah dinginnya.

"Maaf tuan, boleh saya memeriksa istri anda dulu?!" seorang perawat yang merasa kesulitan memeriksa keadaan Raya akibat tubuh Toni yang menghalanginya, akhirnya membuat Toni melepaskan tautan tangannya dan sedikit bergeser meski hanya beberapa centi saja, karena dia tak ingin jauh jauh dari gadis manja yang telah berhasil membuatnya merasakan perasaan yang campur aduk dan nano nano ramai rasanya.

'Apa,,, istri ?! Apa aku terlihat seperti seorang suami yang mengkhawatirkan istrinya saat ini ?' batin Toni merasa geli sendiri dengan ucapan perawat tadi yang mengira kalau dirinya suami dari Raya.

"Ayah,,, !"

Suara lirih Raya membuat Toni tersadar dari lamunannya.

"Sudah sadar? Bagaimana, apanya yang sakit?" Toni si irit bicara itu tiba tiba menjadi sangat cerewet bertanya.

"Istri anda hanya syok, dan kelelahan, sebaiknya istri anda beristirahat yang cukup agar kembali pulih," terang perawat itu.

"I- istri?" beo Raya seakan linglung, mengapa saat baru saja tersadar dirinya sudah menjadi istri dari pria es batu itu.

"Emh,,, saya bukan suaminya!" Toni memberi penjelasan pada perawat itu agar tak lagi salah paham akan statusnya.

"Oh, maaf,,, saya pikir anda berdua sudah menikah, anggap saja ucapan saya sebagai doa agar kalian segera menikah, ya ,,,!" cengir perawat itu tanpa rasa berdosa sama sekali.

Pipi Raya pun seketika merona saat menyadari bahwa ini hanya sebuah kesalah pahaman saja.

"Ayo pulang, kau tak dengar apa yang di katakan perawat tadi, kau harus beristirahat," ajak Toni.

"Tapi---" tolak Raya.

"Biar saya saja yang tetap di sini untuk mengurus segala kebutuhan Tuan, nona silahkan pulang dulu dan beristirahat!" Bagas menengahi perdebatan Toni dan Raya.

"Tuan, saya titip nona Raya, tolong antar dia pulang," pinta Bagas.

"Panggil aku Toni atau Lion saja, cukup. Tidak usah terlalu formal, aku bukan tuan mu!" ucap Toni dengan pandangan tajamnya, dia masih harus waspada dan mencari tahu di pihak mana Bagas berdiri, saat ini akan sangat susah membedakan kawan dan lawan, apalagi dirinya yang baru mengenal Raya hanya beberapa hari saja.

***

Di rumah Arsan,

Karina terlihat sangat tidak tenang saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, namun dia masih belum bisa memejamkan matanya.

Bukan khawatir akan kesehatan suaminya, namun sebaliknya, dia justru sangat hawatir jika sampai suaminya itu kembali sehat.

"Tenanglah sayang, si tua itu pasti tak akan selamat, percayalah!" Martin yang ternyata ikut pulang ke rumah itu dengan santai tiduran di ranjang yang biasanya menjadi tempat Karina dan Arsan beristirahat.

Ini memang bukan yang pertama kalinya Martin masuk ke ruang pribadi Arsan, beberapa kali saat Arsan ke luar kota, Karina pasti membawa selingkuhannya itu masuk ke sana dengan cara menyelinap, tak jarang mereka pun melakukan hal hal di luar batas di sana.

"Tapi kenapa pacar mu yang bodoh itu belum juga memberi ku kabar tentang kematian ayahnya ?" kesal Karina sembari terus berjalan mondar mandir di kamar itu.

"Itu berarti belum ada kemajuan berarti pada kesehatan ayahnya," ujar Martin tenang.

"Terus, kalau ternyata si tua itu berhasil selamat dan sembuh bagai mana ?" tanya Karina lagi penuh ketakutan.

"Aku tak akan membuatnya mempunyai kesempatan untuk sembuh, aku pastikan akan segera mengirimnya ke neraka !" ucap Martin kemudian menarik tangan Karina yang masih mondar mandir di hadapannya.

Karina kehilangan keseimbangan akibat tarikan Martin dan lalu jatuh ke pelukan pria yang sedang berbaring di ranjang miliknya itu.

"Ah, kau sangat nakal sayang, aku tak sabar ingin cepat cepat bersama mu seperti ini tanpa perlu bersembunyi sembunyi dari semua orang, setelah si tua itu mati, mungkin hidup kita akan sedikit lebih tenang!" ucap Karina menggoda dengan menggambar pola acak di dada Martin menggunakan jari telunjuknya.

"Hmmmhh sayang, tentu saja, namun sebelumnya aku tetap harus menikahi anak tiri mu dulu, dengan begitu semua kekayaan Arsan Lubis akan jatuh ke tangan kita berdua," Martin menangkap jemari Karina yang menari nari di dadanya yang seakan memancing gairah nya. "Kamu terus menggoda ku sayang, jangan salahkan aku kalau aku memakan mu sekarang juga!" ucap Martin dengan suara serak akibat menahan sesuatu dalam tubuhnya yang ingin segera di keluarkan.

"Aku benci bila harus membayangkan kamu menikah dengan gadis sialan itu, awas saja kalau sampai kamu jatuh cinta sungguhan padanya, ingat,,, itu hanya demi warisannya !" Karina mengultimatum.

"Iya,,, tenang saja, cuma kamu yang bisa membuatku puas dan tergila gila!" ucap Martin yang lalu menindih tubuh Karina tanpa membuang buang waktu lagi.

Tok,,, tok,,, tok,,,!

Suara ketukan pintu kamar menghentikan aktivitas panas pasangan mesum itu,

"Bunda,,,, bunda,,,,!" terdengar jelas suara Raya manggil Karina dari balik pintu kamar, membuat Karina dan Martin saling berpandangan karena sama sama merasa terkejut bukan main, mereka tak menyangka kalau Raya akan pulang se pagi itu dari rumah sakit.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GOLBLOK, HRSNYA JGN LO KETUK TU PINTU, DNGRKN PMBICARAAN MRK..

2024-04-07

0

Rini Asih

Rini Asih

suka jg dg covernya... apa itu Salman Khan??

2022-04-23

4

Rini Asih

Rini Asih

suka dg karakter Toni..

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!