Malam ini waktunya Toni bertarung, sudah dua lawan tandingnya dia lumpuhkan dengan hanya beberapa pukulan saja, saatnya Toni naik ring lagi untuk pertandingan ke tiga setelah barusan di selingi pertandingan lain.
Saat bersiap di sudut ring, Cila yang berada tepat di bawahnya berteriak di antara riuhnya tepuk tangan penonton, "Abang, semangat,,, !" teriaknya.
Bukan suara Cila yang membuat Toni menoleh dan membuatnya tak mengalihkan pandangan dari arah suara itu, namun sosok Raya yang berdiri di samping Cila,
'Mau apa gadis manja itu ikut datang kesini?' batinnya, apalagi penonton di sana mayoritas kaum pria yang hampir semuanya menatap dengan tatapan lapar pada gadis cantik itu, tentu saja mereka bak cerita gadis di sarang penyamun saat ini.
Sorot mata Toni memandang tajam ke arah Raya yang juga menatapnya nyalang seolah menantang tatapannya tanpa ada rasa takut sedikit pun padanya.
Baru saja Toni ingin memperingatkan Cila dan Raya untuk segera pergi dari tempat itu, namun lonceng berbunyi tanda pertandingan akan segera di mulai.
Toni berjalan menuju tengah arena, konsentrasinya kini tiba tiba buyar hanya karena mengetahui Raya ada di sana, kalau untuk Cila dia tak hawatir, gadis itu sudah terbiasa menonton pertandingannya, dan tak pernah ada yang berani menggoda putri Roland, karena nyawa mereka akan menjadi taruhannya jika sampai berani kurang ajar pada putri satu satunya ketua mafia mengerikan itu.
Beberapa kali sudut mata Toni mencuri pandang ke arah Raya yang kini duduk di kursi penonton barisan paling depan, sampai tanpa dia sadari sebuah pukulan dan tendangan mendarat di wajahnya dengan telak.
Toni terhuyung, sorak sorai penonton langsung terhenti, mereka serempak terdiam. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Toni kecolongan pukulan plus tendangan lawan tanpa dia bisa mengelak atau menangkisnya, beruntung lonceng segera berbunyi tanda ronde pertama berakhir.
Toni kembali ke pojok ring sebelah kanan.
"Ada apa? Apa kau sedang tak sehat?" tanya seseorang yang merupakan salah satu tim nya.
Tapi Toni hanya menggeleng,
"Jangan membuat masalah, hampir semua penonton bertaruh banyak uang untuk mu, mereka akan mengamuk jika sampai kau kalah di pertandingan ini, fokus!" ucap Burhan yang merupakan promotornya dalam pertandingan.
"Jangan memerintah ku, aku tau apa yang harus aku lakukan, kau tak berhak mengatur ku, atau kau sudah bosan berada di tim ini?" hardik Toni melepas kekesalan nya pada Burhan yang langsung menciut nyalinya hanya karena di bentak Toni.
Di ronde ke dua Toni menyelesaikan pertandingannya, karena lawannya sudah ambruk tak berdaya di atas ring.
Toni buru buru turun dari ring, kursi tempat tadi Raya dan Cila duduk sudah kosong, entah kemana dua gadis manja itu.
Toni menuju ke ruang ganti, namun betapa terkejutnya dia saat mendapati Raya justru sedang duduk santai di ruang ganti nya sendirian.
"Apa kau terbiasa memandangi pria telan jang ?" sinis Toni yang dengan cueknya membuka kaos singlet yang basah karena keringatnya sendiri.
"Ish, kau pria mesum ! Bisa bisanya membuka baju mu di depan ku !" sewot Raya.
"Hey, ini ruang ganti ku, bukan kah berarti kau yang pantas mendapat julukan gadis mesum?" kata Toni setengah mengejek.
Wajah Raya berubah menjadi merah padam, betapa dia merasa sudah di kerjai Cila, dirinya di suruh menunggu Cila yang harus pulang dulu ke rumahnya karena ibunya mendadak memanggilnya.
Cila bilang, katanya ini tempat yang paling aman untuk Raya menunggu sampai dirinya kembali lagi ke sasana.
Tak ada yang salah sih, sebenarnya dari ucapan Cila, karena memang hanya tempat itu yang merupakan satu satunya tempat aman bagi Raya, karena tak akan ada yang berani masuk ke kandang macan hanya untuk mengganggu seorang wanita.
"Aku,,,aku di suruh Cila untuk menunggu di sini dulu, karena dia di panggil ibunya pulang," ucap Raya tergagap.
"Oh !" jawab Toni singkat,, lalu dia melengos meninggalkan Raya, karena Toni harus bergegas mandi dan menyegarkan badannya yang terasa lengket.
"Kamu mau kemana?" tanya Raya.
"Mandi, mau ikut?" ucap Toni masih dengan wajah yang datar.
"Ishhhh,,, dasar mesum!" kesal Raya membuang muka.
Jujur saja ini pertama kalinya dia menonton pertandingan tinju bebas secara live, itu pun karena Cila memaksanya terus menerus, gadis itu ingin pamer kekuatan Toni yang di akui sebagai pacarnya bila sedang di atas ring.
Lima belas menit berlalu, Toni sudah menyelesaikan mandinya, kini dia sudah tampak segar dengan celana jins robek dan kaos oblong, rambutnya yang masih basah dia gosok dengan handuk di tangannya.
Raya sedikit terpaku melihat Toni yang tampak gagah dan keren malam itu, belum lagi aroma sabun mandi yang bercampur dengan wangi tubuhnya membuat pikiran gadis itu mabuk dan berkelana, membayangkan jika dirinya kini berada di dalam pelukan dada bidang pria tampan itu.
"Heh, bengong aja, lagi ngelamun jorok, ya?!" Toni mengagetkan Raya yang memang sedang melamunkan dirinya itu.
"Eh, siapa yang ngelamun, aku cuma lagi bete karena Cila tak bisa di hubungi, padahal aku sudah pengen pulang!" elak Raya.
Toni tampak menautkan kedua alisnya,
"Ya pulang saja lah, kenapa mesti bete segala?" ucapnya acuh.
"Tapi aku tak berani mengemudi tengah malam begini, Cila janji mau mengantarkan ku pulang, tapi dia malah tidak bisa di hubungi, aaah,,, menyebalkan!" rajuknya seraya menghentak hentakan kakinya kesal, dengan mulut manyun cemberut.
"Panggil tunangan mu untuk menjemput lah, apa susahnya, sih!" nada bicara Toni kini berubah menjadi sedikit sinis.
"Gak bisa! Dia lagi dinas di luar kota. Kalau dia tidak dinas luar, sudah pasti dia akan menjemput ku!" ocehnya.
"Berhenti mengeluh, kepala ku pusing mendengar suara bising mu!" ketus Toni yang lalu menengadahkan sebelah tangannya di hadapan gadis itu.
"Apa? Kamu meminta uang?" polos Raya memundurkan badannya menjauh dari tangan kekar Toni yang masih menengadah di hadapannya.
"Aku memang kere,, tapi aku bukan pemalak, apa lagi malakin cewek," kata Toni.
"Lalu, kau meminta apa dari ku?" Raya kini menutupi tubuh bagian atasnya dengan kedua tangannya, seolah ketakutan kalau kalau Toni akan melakukan hal hal yang tidak di inginkan padanya, apalagi mereka hanya berdua saja di ruangan itu
"Ish,, apa aku se bajingan itu di mata mu? Berikan kunci mobil mu, aku akan mengantar mu pulang!" kesal Toni.
"Tapi kalau kau ingin pulang sendiri, ya terserah, aku juga mau pulang dan tidur!" Toni membalikan badan dan mengambil ranselnya yang tergeletak di meja di pojokan ruangan itu.
"Tunggu,,,! Antarkan aku pulang, aku akan membayar mu!" Raya berdiri dan merogoh saku celananya lalu memberikan kunci mobilnya.
Toni tersenyum dalam hatinya, seolah berkata 'Yes, akhirnya !'
"Kenapa gadis seperti mu hobi sekali keluyuran sampai tengah malam begini?" tanya Toni yang lebih terdengar seperti menghakimi di telinga Raya.
"Apa urusan mu? Ayah ibu ku saja tak pernah melarang ku!" ketus Raya sambil membuka pintu belakang mobilnya, lalu masuk dan duduk dengan tenang di sana.
Toni yang melihat semua itu hanya diam berdiri di samping mobil mewah Raya sambil menatap tajam gadis arogan dan manja itu.
"Ayo cepat masuk, nunggu apa lagi, sih ?" teriak Raya dari dalam Mobil.
"Aku bukan sopir mu, kalau kau ingin ku antar pulang duduk di depan!" titah Toni tegas.
"Ish, menyebalkan!" gerutu Raya seraya turun dari kursi penumpang belakang dan kini duduk bersebelahan dengan Toni di depan.
Mobil melaju dalam keheningan, karena tak satu pun di antara mereka yang mengeluarkan suara sampai di sebuah lampu merah, Raya mendadak histeris.
"Itu,,, itu,,,!" tunjuk Raya pada sebuah mobil sedan berwarna hitam yang berhenti di depannya.
Toni melirik kebingungan, "Apa?" tanya nya.
"Itu mobil kak Martin, katanya dia di luar kota sampai minggu depan !" cicit Raya.
"Lho,,,lho,,, kenapa kesini, jalan pulang ke rumah ku tidak ke sini!?" protes Raya.
"Kita ikuti mobil tunangan kesayangan mu itu." kata Toni tersenyum iblis.
'Habis kau, pria bajjingan,!' umpatnya di dalam hati, karena tadi Toni sempat melihat Martin tidak sendirian di dalam mobil itu, dan sepertinya itu seorang perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Tek deli
kalau beneran toni sama raya,kasian dong cilanya thor😭😭
2024-12-30
1
Sulaiman Efendy
SEMOGA KETAUAN TUH KBUSUKN MARTIN & KARINA.
2024-04-07
1
Chauli Maulidiah
aku bayangin si toni ini gondrong.. kyk singa gitu. beneran gak sih thor?
2022-04-13
6