Setelah memberikan uang kost pada ibu pemilik kostnya yang cerewet itu untuk setahun ke depan, kini uang yang tersisa di tangannya hanya tinggal dua ratus ribu saja, uang kost yang perbulannya seharga empat ratus ribu rupiah itu telah Toni bayarkan untuk satu tahun ke depan, setidaknya dia tak akan di ganggu ibu cerewet itu satu tahun lamanya.
Kamar kost sederhana yang hanya terdiri dari kamar berukuran 4x4 meter dengan fasilitas kamar mandi di dalam itu sudah sekitar tiga tahun ini dia tempati, sebelumnya dia selalu berpindah pindah tempat karena alasan lingkungan yang kurang nyaman menurutnya.
Hanya ada kasur busa tanpa ranjang, dan lemari plastik setinggi dadanya di kamar itu, tak ada barang lain, lagi pula tempat itu hanya tempat untuk dirinya tidur sesekali saja, biasanya dia sering menghabiskan waktu di sasana sampai menjelang pagi, apalagi bila sedang banyak pertandingan, dia akan berhari hari berada di sasana untuk berlatih dan mempersiapkan pertandingan.
Tak jarang dirinya juga menghabiskan waktu di sebuah klub malam milik Rolan untuk sekedar membuang penat dan meminum minuman beralkohol yang selalu di berikan secara gratis khusus untuk dirinya dari Rolan.
Seperti malam itu, meski waktu sudah menunjukkan pukul satu di i hari, karena Toni tak bisa memejamkan matanya, dia memutuskan untuk pergi ke klub malam tempat biasa dia menyendiri di temani minuman memabukkan.
"Abang...sini duduk gabung sama Cila!" seru Cila yang merupakan putri satu satunya Rolan yang sejak lama menyukai pria dingin itu.
Entah berapa ribu kali Cila menyatakan cintanya pada Toni, dan ribuan kali juga Toni menolak cintanya mulai dari alasan halus sampai menolaknya dengan tegas.
Toni sudah menganggap Cila seperti adiknya sendiri, jadi sangat tak mungkin baginya mempunyai perasaan lebih pada gadis berumur 23 tahun itu.
Toni menghampiri Cila yang sedang duduk bersama dua orang temannya, seperti biasanya, Cila dan teman teman kalangan atasnya sedang bersenang senang malam itu.
"Mabok terus, nih bocah. Mau jadi apa cewek kok jam segini masih keluyuran!" omel Toni yang memang sudah sangat akrab dan terbiasa mengomeli Cila bak adiknya sendiri.
"Apa sih bang, Cila udah gede kali, udah 23 tahun, bukan anak SMP!" cebik gadis itu memutar bola matanya.
Salah satu teman Cila yang sepertinya mabuk berat di jemput pulang oleh pria yang sepertinya supirnya atau sejenisnya, karena terlihat dari sikapnya yang terkesan sangat sungkan saat memapah gadis penghambur kekayaan orang tuanya itu, kini hanya menyisakan Cila dan satu temannya saja.
"Kenalin bang, ini Raya, temen sekolah Cila dulu waktu SMU," Cila mengenalkan satu satunya teman yang kini tersisa di mejanya.
Gadis yang di sebut Cila bernama Raya itu menyodorkan tangan untuk bersalaman, namun Toni tak menyambut uluran tangan gadis itu, Toni malah memberinya senyuman sinis yang membuat gadis bernama Raya itu kesal.
"Dia siapanya lo, sih? Belagu banget!" ucapnya marah, dalam sejarahnya tak ada satu pun pria yang berani mengabaikan dirinya dengan kecantikan yang dia punya, apalagi mengingat latar belakang dia yang merupakan seorang nona muda kaya raya, bisa di pastikan semua pria bertekuk lutut di hadapannya.
"Sorry, pacar gue emang agak dingin gitu sama cewek lain, soalnya dia cuma bisa manis sama gue doang!" ucap Cila seraya menggelayut manja di lengan kekar Toni.
Raya hanya memutar bola matanya jengah.
"Iya, lo doang yang punya pacar di dunia ini, orang lain jomblo semua!" sarkas Raya dengan nada kesal.
Sementara Toni terus saja menikmati minuman yang tersaji di meja, tanpa memperdulikan perbincangan dua gadis yang menurutnya hanya gadis gadis manja, yang hanya tau berfoya foya dan menghambur hamburkan uang orang tuanya untuk hal hal yang tak berguna.
"Sayang, apa sudah lama menunggu?" sapa seorang pria yang lalu mencium sekilas pipi Raya dari balik punggungnya.
"Hai sayang, lama banget kamu, aku bete, liat tuh Cila pacaran, aku sendirian dari tadi!" rengek Raya manja sambil menunjuk Cila yang masih bergelayut manja di lengan Toni.
"Nih, gue kenalin tunangan gue, gak kalah ganteng dari pacar lo kan?" Raya meniru gaya Cila yang bergelayut di lengan Toni, tanpa dia sadari kalau dia saat ini sedang mengakui kalau wajah Toni memang ganteng.
"Cih, gantengan pacar gue lah, pacar lo kayak om om, udah tua!" ejek Cila tak terima.
Toni mengangkat pandangannya dan tergelitik untuk melirik pria yang sedang di ejek Cila yang katanya merupakan tunangan dari temannya itu.
Toni sedikit mengerutkan kedua alisnya, pria di hadapannya itu ternyata pria yang tadi baru saja melakukan pertemuan dengan Rolan ayah Cila.
Pria yang di ketahuinya bernama Martin yang menurut Rolan adalah selingkuhan seorang istri pengusaha ternama itu tenyata tunangan gadis itu, Toni yang biasanya cuek dan tak pernah mau peduli dengan urusan orang lain itu tiba tiba merasa iba pada gadis bernama Raya yang sepertinya sedang di permainkan Martin itu.
Entah apa tujuan Martin memacari nona muda seperti Raya, sementara dirinya merupakan simpanan nyonya kaya raya.
"Tunangan mu? Sebaiknya pikir pikir lagi, jangan sampai kecewa suatu hari nanti,!" ucap Toni datar sambil menatap tajam mata Raya yang terlihat tidak suka dengan gaya bicara Toni yang terkesan tengil dan kurang ajar itu.
"Apa maksud mu bung?!" Martin menggebrag meja karena merasa tidak terima dengan apa yang di ucapkan Toni barusan.
"Aku berbicara pada gadis itu, bukan pada mu!" kata Toni, matanya masih tetap menyalang tertuju pada mata Raya yang juga menatapnya tajam.
"Kau mau mencari gara gara dengan ku, huh?!" Martin bangkit dari tempatnya duduk hendak menghampiri Toni yang masih duduk dengan tenang menikmati minuman di dalam gelasnya sambil memandangi Raya secara intens.
"Jaga mata mu dari tunangan ku, kalau kau tak ingin kehilangan penglihatan mu untuk selamanya!" tunjuk Martin merasa sangat marah karena Toni terus memandangi wajah Raya yang merupakan tunangannya itu.
"Ayo sayang, kita pulang saja, jangan pedulikan orang gila itu, sorry Cil, pacar lo kayaknya sakit jiwa!" umpat Raya, sambil menarik lengan Martin agar segera membawanya pergi dari tempat itu.
Sungguh Raya tak habis pikir, kenapa ada pria se menyebalkan itu di muka bumi ini, dan ini merupakan pengalaman pertamanya di perlakukan dingin dan tak sopan oleh seorang pria, apalagi pria itu baru saja di kenalnya, dan tidak pernah bertemu sebelumnya.
Martin terpaksa mengikuti ajakan Raya untuk meninggalkan klub malam saat itu, padahal sungguh besar keinginannya untuk menghajar pria sok jago tadi yang sudah dengan lancang menatap tunangannya di depan matanya dan mencoba menghasut Raya atas hubungan mereka, tentu saja itu sangat membuatnya marah, dan bersumpah suatu hari nanti jika sampai dia bertemu lagi dengan pria itu, dia akan menghajarnya tanpa ampun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
aim pacina
💪🙏✌️
2025-04-10
0
aim pacina
✌️🫰👍
2025-04-10
0
Arista Wijaya
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrokatuh kakak otor mampir baca yaa🙏🏻🙏🏻😁😁
2022-06-14
4