Enam Belas

Raya dan Toni saling berpandangan, seolah sama sama bertanya dan mencari jawaban atas apa yang baru saja Arsan katakan pada mereka.

"Ayah, apa maksudnya ?" tanya Raya yang tak paham dengan maksud dari perkataan ayahnya itu.

"Bagas,,,Bagas,,,!" ucap Arsan dengan susah payah mengucapkan nama pengacara sekaligus orang kepercayaannya selama ini.

"Pak Bagas ?" cicit Raya "Maksudnya ayah inginnbertemu dengan pak Bagas ?" tanya Raya lagi yang lalu di jawab dengan anggukan lemah Arsan.

Raya mengeluarkan ponselnya dari saku celana lantas segera menghubungi pak Bagas yang selalu setia pada ayahnya itu sejak puluhan tahun lamanya, bahkan sejak ibunya masih ada.

"Raya juga akan hubungi bunda, bunda pasti sangat hawatir dengan keadaan ayah di sini.

Mendengar itu, kepala Arsan menggeleng seraya mencegah Raya untuk mengabari ibu sambungnya tentang keadaan diriny yang sudah sadar.

Sekali lagi Raya di buat terkaget kaget dengan sikap ayahnya yang menurutnya sangat aneh dan tak seperti biasanya itu, bukankah biasanya ayahnya itu apa apa sangat bergantung pada istri barunya itu, bahkan di mata Raya ayahnya itu sangat bucin pada istrinya, tapi sekarang tiba tiba dirinya di cegah untuk mengabari Karina yang biasanya harus menjadi orang yang paling pertama mengetahui setiap apa yang terjadi pada ayahnya.

Betapa Raya masih sangat ingat, Karina pasti akan menjadi orang yang pertama kali di kasih tau oleh Arsan di setiap moment penting yang terjadi dikeluarganya, misal saat Ayahnya memutuskan untuk menjual rumah lama yang menyimpan banyak kenangan dirinya dengan ibunya, dan pindah ke rumah baru yang saat ini mereka tinggali, Karina lah orang yang pertama kali Arsan beri tahu, tanpa melibatkan atau meminta pendapat Raya sama sekali, untunglah Raya tak pernah punya pikiran buruk pada ibu sambungnya itu, selama ini menurutnya Karina selalu baik padanya dan selalu baikpada ayahnya, jdi tak ada alasan untuk berpikiran buruk padanya apalagi untuk membencinya.

"Kenapa ?" Tanya Raya penuh heran.

Lagi lagi ayahnya hanya mengeleng pelan, kali ini air matanya tiba tiba menetes dari sudut mata sayunya, namun tak ada sepatah kata pun terucap dari bibir yang terlihat kering itu.

"Permisi,,, bisa anda berdua tinggalkan ruangan ini dulu, kami ingin memeriksa kondisi tuan Arsan," ucap seorang dokter yang di temani dua orang perawat yang baru saja datang karena tanpa Raya sadari, Toni bergegas memanggil dokter jaga tadi.

Toni menarik lengan pelan lengan Raya yang seakan enggan meninggalkan ayahnya sendirian di ruangan itu,

"Ayo, biarkan mereka memeriksa ayah mu dulu !" si pria arogan itu tiba tiba melupakan nada bicara judes dan ketusnya saat itu, suaranya pelan dan tanpa tekanan.

Raya menurut dan melangkah ke luar dengan tangan yang tertaut dengan tangan Toni.

Selang lima belas menit, Bagas pria berusia sekitar 40 tahunan yang merupakan pengacara sekaligus orang kepercayaan ayahnya itu datang tergopoh gopoh.

"Pak Bagas, ayah,,, hiksss !" tangis Raya kembali pecah saat bertemu dengan pengacara yang masih melajang di usia nya yang tak muda lagi itu.

Baru saja Raya hendak berhambur memeluk Bagas yang sudah dia anggap seperti om nya sendiri, namun tangan nya yang masih bertaut dengan tangan Toni seakan menariknya, pria itu seperti tidak rela Raya berpelukan dengan pria lain, maka dari itu Toni sengaja mengencangkan tautan tangannya dan setengah menarik lengan gadis yang tengah menangis tersedu itu.

Raya pun mengurungkan dirinya untuk mendekat ke arah Bagas, dan tetap berdiam di samping Toni yang wajahnya datar saja seolah tak melakukan apapun, dan seolah tak berdosa setelah melarang secara tidak langsung Raya mendekat ke arah Bagas.

Pengacara itu terus memperhatikan gerak gerik dan tingkah polah Toni yang dengan posesif nya terus menautkan jemari dengan tangan putri kesayangan majikannya itu.

"Ah, kenalkan, ini Toni, teman ku," Raya baru teringat kalau dia belum memperkenalkan Toninpada Bagas.

Toni hanya mengangguk dan sedikit tersenyum, tanpa melepaskan tautan tangannya.

"Toni ?" Bagas seperti terkejut mendengar nama pria itu di perkenalkan oleh Raya.

"Kenapa ?" tanya Toni, yang langsung mengeluarkan mode sinis plus galaknya melihat Bagas seperti terkejut mendengar namanya.

"Ah, tidak,,, sepertinya aku mengenal mu dengan nama yang lain," jelas Bagas sedikit ketakutan melihat tatapan mata elang milik Toni yang seakan siap menerkamnya.

"Oh, pasti pak Bagas mengenalnya dengan nama Lion, apa pak Bagas pernah bertemu atau saking mengenal sebelumnya ?" tanya Raya.

"Tidak !" jawab Bagas seakan tak ingin memperpanjang cerita.

Dokter dan kedua perawat susdah selesai memeriksa dan keluar dari ruang rawat Arsan.

"Tolong bantu pasien untuk tetap tenang dan beristirahat dengan baik," ucap dokter berbicara pada Raya, yang lalu di angguki oleh Raya.

"Tuan Arsan meminta bertemu dengan yang bernama Bagas, apa ada di sini ?" tanya dokter itu menatap Raya, Toni dan Bagas secara bergantian.

"Saya dok !" Bagas melangkah maju mendekat.

"Silahkan masuk dan tolong pasien jangan di biarkan terlalu lama berkomunikasi, Tuan Arsan masih sangat lemah," saran dokter itu yang kemudian berpamitan pergi karena harus mengecek pasien lainnya.

"Pak Bagas,,, aku ingin ketemu ayah juga !" rengek Raya.

"Patuhlah untuk sekali ini, Tuan Arsan pasti ada sesuatu yang penting yang harus di sampaikan pada saya, nona !" ucap Bagas seakan meminta Raya untuk tetap di luar dan tak mengikutinya masuk bertemu Arsan.

Meski sedikit kesal, Raya akhirnya patuh, terlebih Toni juga terlihat memandanginya tajam seakan ingin berkata 'tetap di sini' lewat tatapan matanya.

Sudah sekitar tiga puluh menit Bagas di dalam ruangan, menyisakan Toni dan Raya yang sejak tadi hanya saling diam tak mengucapkan sepatah kata pun, sepertinya mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.

Pintu ruangan terbuka, Bagas memanggil Toni dan Raya untuk masuk.

"Kalian masuklah, Tuan Arsan ingin berbicara dengan kalian !" ucap Bagas, wajahnya terlihat sangat serius.

"Aku ?" Toni menunjuk dadanya sendiri, karena merasa tak berkepentingan dengan mereka.

"Ya, Tuan juga ingin berbicara dengan mu !" angguk Bagas.

Dengan pertanyaan yang menuhi benaknya, Toni akhirnya menjadi orang yang terakhir ikut masuk ke ruangan itu dengan sedikit ragu.

"Kalian duduk lah, Tuan meminta agar saya mengajari nona mengatur segala hal tentang perusahaan, menggantikan Tuan selama sakit," Bagas memulai pembicaraan anehnya.

Halloooo,,, seorang Raya yang taunya hanya shoping dan berfoya foya di suruh mengatur perusahaan, apa ayahnya tak salah pilih orang, mengatur hidupnya sendiri saja dia awur awuran !

Bukankah ibu tirinya lebih berkompenten untuk mengurus perusahaan, secara Karina selama ini sering membantu Arsan dalam hal pekerjaan, kenapa justru dirinya yang tak pernah mau tau tentang perusahaan ayahnya itu yang di tunjuk untuk menggantikan sementara posisi ayahnya.

'Tuhan, apa penyakit jantung ayah menyebabkan dia berhalusinasi dan tak bisa berpikir dengan benar ?' bisik Raya dalam hatinya.

"Tunggu pak Bagas, tolong jangan bercanda dalam keadaan seperti ini, ini sangat tidak lucu sama sekali !" ucap Raya.

"Ini serius Nona, dan sudah tertulis dalam wasiat," kata Bagas lagi, masih dengan wajah seriusnya.

"Wasiat ? Ayah masih hidup kok sudah membicarakan surat wasiat, tidak,,,tidak,,,ini konyol !" tepis Raya.

"Nona, anda lulusan kuliah luar negri jurusan bisnis, ini saatnya menerapkan ilmu yang selama ini anda pelajari," tegas Bagas.

"Tapi--- aku kuliah jurusan itu atas paksaan ayah, aku tak benar benar mempelajari nya saat kuliah !" cicit Raya beralasan.

"Bukankah dari awal saya sudah bilang kalau saya akan mengajari anda !" ucapan Bagas kali ini sulit untuk Raya debat.

"Diam anda saya anggap persetujuan !"

"Tapi----" ingin sekali Raya menolak namun Bagas tak memberinya kesempatan untuk berbicara lagi.

"Dan anda Tuan Lion--- ah maaf, Tuan Toni, tadi Tuan Arsan memohon pada saya untuk meminta kepada anda agar menjaga nona Raya, saya harap anda bersedia menjadi bodyguard untuk nona, berapapun gaji yang anda minta, Tuan Arsan bersedia membayarnya," lanjut Bagas.

"Lion ? Dari mana kau tau nama itu ? Bukan kah tadi Raya memperkenalkan ku dengan nama Toni ?" selidik Toni penuh curiga, pikirannya langsung mengarah pada kecurangan dan kejahatan Karina dan Martin, tidak menutup kemungkinan kalau Bagas adalah salah satu komplotan mereka, seperti halnya si Maman sang security.

"Ah,,, emh,,, itu,,,,!"

Tiiiiittt.....

Suara mesin detak jantung yang terhubung ke tubuh Arsan tiba tiba berbunyi panjang, sehingga membuat semua orang yang ada di ruangan itu berhambur mendekati ranjang Arsan yang sejak tadi seperti tertidur tenang setelah tersenyum saat Raya dan Toni masuk ruangan itu.

"Ayah !" seru Raya memanggil tubuh yang terpejam di atas ranjang pasien itu.

"Tuan !" Bagas tak kalah paniknya memanggil manggil tuannya.

Terpopuler

Comments

Chauli Maulidiah

Chauli Maulidiah

tambah lagi napa thor up nya... suka nih...

berasa kurang klo cm 1

2022-04-22

2

Rini Asih

Rini Asih

satu episode sedikit banget ceritanya...tolg tambahi dong yg agak panjang gitu... gak sabar nunggu besuk lanjutannya..

2022-04-21

5

Anonymous

Anonymous

lanjuut thoorr..nangguung..terlaluu seruuuu..😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

2022-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!