Dua Belas

Raya turun dari kamarnya dengan malas, menyusuri tangga menuju ruang tengah, wajahnya terlihat cemberut dengan mata yang sepertinya masih lengket bak terkena lem super keras, maklum lah selama dua malam dia tak tidur dengan benar karena perjalanan panjang menyenangkan ke Bandung bersama Toni.

"Kemana saja Kamu pergi selama beberapa hari terakhir ini ?" tanya Arsan dengan nada bicara tegas yang sudah bercampur emosi.

"Kenapa anda tiba tiba seolah berperan sebagai ayah ?" tanya Raya cuek.

"Apa maksud mu ? Aku memang ayah mu !" volume suara Arsan semakin bertambah tinggi dari sebelumnya.

"Ayah yang tidak pernah peduli pada anak satu satunya ? Bahkan tak sempat hanya sekedar mengucapkan selamat ulang tahun pada putrinya ?" lawan Raya.

"Oh, Tuhan,,, maafkan bunda, ini salah bunda, andai saja tiga hari yang lalu bunda tidak pergi ke Bali bersama teman teman Bunda, mungkin kamu tidak akan mencari pelarian seperti ini !" ucap Karina mencari muka.

"Bunda ke Bali? Dari tiga hari yang lalu? di Bali?" tanya Raya merasa janggal, karena baru kemarin dia melihat ibu sambungnya itu berdua bersama Martin sang tunangan di lobi apartemen milik Martin.

Namun Raya tak ingin membahas hal itu terlalu cepat, dia tak mau menambah permasalahan jika ternyata dirinya hanya salah paham, atau bahkan salah menebak apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka, yang jelas, Raya yakin Martin dan ibu sambungnya itu mempunyai alasan berbuat seperti itu.

"Iya, bunda di bali tiga hari, maafkan bunda, yang lupa hari spesial mu, harusnya kemarin bunda ajak kamu ke sana merayakan bersama teman teman bunda," ucapnya penuh kepalsuan.

"Tidak usah meminta maaf pada anak tak tau aturan ini, dia memang selalu bertindak semaunya, kamu tak salah, sayang. Kamu sudah berbuat semaksimal mungkin untuk mengurus nya," bela Arsan untuk istrinya, yang tentu saja membuat hati Raya terasa bagai teriris, bagai mana mungkin ayahnya lebih membela istri barunya di banding anak kandungnya sendiri.

"Tidak sayang, aku yang sudah lalai, maafkan aku belum bisa menjadi ibu yang baik untuk Raya," Karina mengeluarkan air mata buaya untuk menarik simpatik suami sekaligus tambang uangnya itu.

"Raya, kamu belum menjawabnya, darimana saja selama beberapa hari ini?" Arsan kembali menginterogasi putrinya.

"Hanya bersenang senang!" jawab Raya seolah menantang ayahnya.

"Bersenang senang, kata mu? Bersama seorang pria? Mau jadi apa kamu ini? Mau jadi jallang kecil? Ingat, kamu itu sudah bertunangan, tak pantas pergi berdua bersama pria sampai berhari hari lamanya! Siapa yang mengajari mu menjadi murahan seperti ini?" emosi Arsan memuncak karena merasa tersulut dengan ucapan putrinya yang seakan menantang dirinya.

"Sayang, sabar,,, ingat penyakit mu!" Karina mengusap usap dada Arsan, seraya mengingatkan pada Arsan dan Raya kalau pria tua itu mempunyai penyakit jantung yang sewaktu waktu bisa saja kambuh dan merenggut nyawanya.

"Aku tau ayah, dan terimakasih atas tuduhan mu pada putri mu ini, terimakasih sudah menyebutku seorang jallang, semoga aku bisa terus menjaga diri ku agar ucapan mu pada ku tidak akan pernah terbukti dan terjadi!" sekuat tenaga Raya menahan tangisnya, menahan rasa sakit yang kini hatinya rasakan.

Kalau orang lain yang menghinanya mungkin dia masih bisa terima, tapi ini ayahnya, ayah kandungnya, dimana dia berbagi darah dan daging yang sama di tubuhnya, ini terlalu menyakitkan baginya, meski ini bukan yang pertama Arsan memperlakukan nya dengan kasar dan tidak adil.

Sungguh pengaruh Karina memang dahsyat, wanita itu mampu mengendalikan dan membolak balikan perasaan Arsan yang tadinya sangat menyayangi putri satu satunya itu, sekarang menjadi seolah tak peduli sama sekali, bahkan tak jarang ucapan kasar yang bisa saja melukai hati putrinya pun meluncur begitu saja dari mulutnya, padahal dulu hanya kata kata manis yang keluar dari sana untuk putri kesayangannya itu.

"Raya, ayah belum selesai berbicara dengan mu! kamu benar benar berubah jadi wanita liar, sekarang!" teriak Arsan ketika mendapati sang putri malah berlari kembali ke kamarnya.

Bruak !!!

Suara pintu kamar Raya yang di tutup sekencang mungkin begitu menggema dan membuat para pelayan yang sedang berada di sekitar sana merasa kaget bukan main.

Raya mengunci diri di kamar mewahnya, menangis tersedu sedu di atas kasurnya yang luas dan empuk sampai dirinya tertidur pulas.

***

"Lion!" panggil Burhan dari kejauhan, menghentikan langkah Toni yang baru saja sampai sasana dan bersiap untuk berlatih.

"Ini uang hasil pertandingan mu kemarin, aku mencari cari mu dari semenjak pertandingan usai, tapi tak menemukan mu, aku juga mencari mu ke kost kemarin sore, tapi kata ibu kost mu, katanya kau tak pulang, apa ada masalah?" lanjut Burhan.

"Aku hanya ada sedikit urusan ke luar kota!" jawab Toni menerima amplop berisi uang hasil bertarungnya kemarin malam yang belum sempat dia ambil dari Burhan karena dia keburu pergi bersama Raya.

Toni memejamkan matanya beberapa detik lalu menggelengkan kepalanya pelan, tiba tiba wajah Raya menari nari di bayangannya, membuat dia merasa sedikit tidak nyaman akan hal itu.

'Sial, kenapa gadis manja itu terus menerus mengganggu pikiran ku!' umpatnya dalam hati.

"Kau baik baik saja?" tanya Burhan yang melihat petarungnya bertingkah tak seperti biasanya.

"Aku tak bertanding malam ini, pikiran ku sepertinya sedang kacau, dari pada aku tak akan bisa berkonsentrasi nanti!" ucap Toni yang lalu pergi meninggalkan sasana sebelum sempat dia masuk ke dalam tempat latihan yang biasanya membuatnya nyaman dan betah berlama lama di tempat itu.

"Abang!" kali ini Cila yang berteriak memanggilnya.

Toni melirik sekilas, "Ada apa? Aku sedang terburu buru!" ketusnya, seakan memberi sinyal kalau dirinya sedang tak ingin di ganggu.

"Cila mencari cari abang dari kemarin, bang Lion kemana saja?" tanya Cila.

"Ada apa mencari ku?"

"Karena ayah mencari cari abang juga dari kemarin, Cila di suruh ayah nyariin abang," kata Cila.

Toni menautkan kedua alisnya,

"Ada apa, ayah mu mencari ku?" tanya Toni.

"Mana Cila tau!" jawab gadis itu seraya mengangkat kedua bahunya.

"Ayo kita temui ayah, siapa tau kita berdua di kawinin!" seloroh Cila yang lalu mendapat toyoran di kepalanya oleh Toni.

Toni mengekor langkah Cila menuju rumahnya yang letaknya hanya terhalang beberapa rumah saja dari sasana.

"Ah Lion, susah sekali menemukan mu, ayo sini, Aku punya sesuatu untuk di bicarakan dengan mu!" sambut Rolan yang baru saja hendak memasuki mobil nya, pria setengah baya yang ditakuti banyak orang itu mengajak Toni untuk ikut bersama dirinya masuk ke dalam mobil suv mahal berwarna hitam.

Tapi Toni menahan langkahnya.

"Kemana?" tanya Toni, seakan enggan untuk ikut bersama pimpinan mafia itu.

"Kawal aku mengantar barang untuk Martin, pria yang kita temui tempo hari," bisik Rolan seakan tak ingin Cila sang putri mendengarnya.

Tanpa penolakan atau argumen apapun, Toni langsung ikut masuk ke dalam mobil bersama Rolan yang merasa sangat senang karena Toni ikut terlibat pekerjaan bersamanya untuk ke dua kalinya, bahkan kali ini tak ada penolakan sama sekali, Toni langsung mengikutinya meski diri nya belum membuka nominal untuk pembayaran upah kerjanya.

'Sepertinya Lion sudah mulai tertarik dengan pekerjaan ini, atau dia sedang membutuhkan uang, sehingga begitu mudahnya aku ajak, sehingga tak ada penolakan seperti biasanya,' batin Rolan.

"Ayah, Cila ikut,,,! Cila juga pengen pergi sama bang Lion!" rengek Cila.

"Lion ada urusan pekerjaan dengan ayah, kamu tak boleh ikut, lebih baik kamu belanja atau pergi ke salon bersama ibu mu!" ucap Rolan menolak permintaan putrinya untuk ikut bersama dengan Toni dan juga dirinya, sehingga membuat bibir Cila mengerucut karena kesal dengan ayahnya karena tak di ijinkan untuk ikut bersama mereka.

Rolan sungguh tau benar kalau putrinya itu sangat menyukai Toni, Rolan juga tak pernah melarang hal itu, apalagi Rolan dapat melihat kemampuan Toni yang sepertinya cukup bisa di andalkan untuk menjadi penerus bisnis hitamnya jika suatu hari nanti Toni bersedia menikah dengan Cila putrinya.

Selain Rolan merasa Toni orang yang tepat untuk Cila, Rolan juga sangat menyayangi putri satu satunya itu, apapun akan dia berikan meski nyawa yang harus menjadi taruhannya.

"Apa kau mulai tertarik dengan pekerjaan ini? Atau kau sedang membutuhkan uang lagi?" tanya Rolan penasaran.

"Katakan lah seperti itu!" jawab Toni ambigu.

Sejujurnya dirinya tak pernah berkeinginan atau tertarik sedikit pun dengan pekerjaan Rolan, namun ketika Rolan menyebut nama Martin, entah mengapa dirinya langsung menyetujuinya begitu saja.

Rasanya Toni ingin mengetahui lebih dalam siapa Martin sesungguhnya, dan mengapa Martin juga Karina yang merupakan ibu tiri dari Raya itu bersekongkol memperdaya dan mencurangi Raya di belakang gadis manja itu.

Terpopuler

Comments

Chauli Maulidiah

Chauli Maulidiah

jgn terlena dgn dunia hitam lion...

2022-04-18

5

Anonymous

Anonymous

lanjuutt..seeruuuu..🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰😅🥰

2022-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!